Manchester City Berdansa dalam Tekanan ”Benua Biru”
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
GELSENKIRCHEN, RABU — Target besar Manchester City meraih trofi Liga Champions selalu memberikan tekanan luar biasa kepada salah satu klub dengan skuad terbaik di Eropa itu. Setelah selalu tenggelam dalam tekanan di kompetisi tertinggi ”Benua Biru”, ”The Citizens” mulai menikmatinya musim ini.
Sergio Aguero dan rekan-rekan berdansa dalam kemenangan setelah melewati tekanan pada laga pertama babak 16 besar saat bertandang FC Schalke 04 di Stadion Veltins Arena, Gelsenkirchen, Jerman, Rabu (20/2/2019) waktu setempat atau Kamis (21/2/2019) WIB. Dengan hanya 10 pemain, City membalikkan keadaan di menit akhir laga, dari tertinggal 1-2 menjadi menang 3-2.
Pada menit ke-68, situasi memburuk bagi City setelah bek mereka, Nicolas Otamendi, diusir dari lapangan akibat kartu kuning kedua. Saat itu, mereka sedang ketinggalan 1-2 dari tuan rumah yang mencetak dua gol di babak pertama, menit ke-38 dan ke-45, lewat tendangan penalti Nabil Bentaleb.
Kehilangan 10 pemain justru membuat anak asuh Josep ”Pep” Guardiola semakin menekan. Serangan sporadis itu berbuah manis pada lima menit jelang laga bubar.
Leroy Sane, penyerang sayap City, yang masuk dari bangku cadangan, menyeimbangkan kedudukan 2-2 lewat tendangan bebas melengkung dari jarak 30 meter.
Gol penyeimbang mantan pemain Schalke itu membuat City semakin bersemangat. Alhasil, di pengujung laga, menit ke-90, Raheem Sterling membawa klub pemuncak klasemen Liga Primer Inggris itu berbalik unggul 3-2. Sterling yang mendapatkan umpan lambung menuntaskan satu lawan satu menghadapi kiper Ralf Faehrmann.
”Kami tidak mau menyerah. Kami berjuang hingga akhir sampai akhirnya ada peluang mencetak gol. Ini bukan laga terbaik kami, tetapi hasil ini yang selalu kami inginkan,” kata Sane yang minim selebrasi setelah mencetak gol karena menghargai penggemar mantan timnya tersebut.
Menurut Pep, anak asuhnya telah belajar dari kekalahan musim-musim lalu. Pada akhir babak kedua, mereka tidak menyerah meskipun sudah tertinggal di kandang lawan. ”Karakteristik pemain kami menakjubkan. Ini yang dibutuhkan dalam kompetisi seperti ini,” ucap pelatih yang memenangi dua gelar Liga Champions bersama FC Barcelona itu.
”Ini hal yang sama seperti musim lalu di Anfield, saat bertemu Liverpool, saat kami kalah 0-3. Kami memberikan gol dengan begitu mudahnya saat itu dan tidak melakukan apa pun,” lanjut Pep.
Dalam beberapa tahun belakangan, City merupakan penguasa Liga Primer. Namun, mereka selalu kesulitan saat menghadapi ujian di babak gugur Liga Champions.
Sejak dilatih Pep, pada 2016 lalu, City dua kali lolos babak grup Liga Champions. Namun, mereka terhenti di babak 16 besar pada dua musim lalu dan babak perempat final pada musim lalu. Kekalahan pada dua musim itu karena tidak mampu bangkit dari tekanan saat tertinggal di kandang lawan.
Pada musim 2016/2017, City sudah unggul 5-3 di laga pertama melawan AS Monaco. Namun, saat bertandang ke markas Monaco, mereka kalah 1-3. Tim asal kota Manchester itu pun gagal lolos karena kalah agresivitas gol tandang.
Sementara itu, musim lalu, Sergio Aguero dan rekan-rekan ditaklukkan rivalnya, Liverpool, pada laga pertama, 0-3, di Anfield. Hal itu membuat mental mereka terpuruk di laga kedua. City kalah lagi, 1-2, saat bermain di kandang.
Mentalitas juara ini yang mulai diperlihatkan City musim ini. Hal itu penting jika juara Liga Primer musim lalu itu ingin mencicipi trofi Liga Champions. Sebab, kompetisi ini penuh dengan tekanan dari klub-klub terbaik di liga-liga Eropa, dengan beragam atmosfer di kandang masing-masing.
Selain itu, pertandingan babak gugur Liga Champions, di luar final, memainkan dua laga. Format ini membuat klub memiliki waktu 180 menit, dua kali dari biasanya, untuk lolos ke babak selanjutnya. Kemungkinan membalikkan keadaan sangat besar berbanding terbalik dengan semakin sulitnya mempertahankan keunggulan.
Sterling menyebutkan, di Liga Champions, lawan bisa menyakiti kapan saja. ”Tekanan bisa datang pada semua tim kapan saja. Tetapi, yang harus dilakukan adalah tetap fokus. Dan, kami berhasil melakukannya hari ini meskipun hanya bermain dengan 10 orang,” katanya.
Kemenangan ini membawa modal berharga bagi City saat menjalani laga kedua di Stadion Etihad pada Maret 2019. Mereka hanya perlu menahan imbang klub Jerman itu.
Pelatih Schalke Domenico Tedesco memuji anak asuhnya pada babak pertama. Mereka mampu membalikkan keadaan setelah Aguero mencetak gol cepat.
Kendati demikian, Tedesco masih kurang puas karena banyak kesalahan individu pemainnya di babak kedua. ”Kami tentunya kecewa dengan hasil ini. Padahal, keberuntungan seperti sudah terlihat berada di pihak kami,” ucapnya. (UEFA.COM)