Usaha Rintisan Berikan Kemudahan dan Peluang Bisnis
Oleh
Hendriyo Widi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usaha rintisan memberikan kemudahan bagi para pelaku bisnis lain dan membuka peluang usaha. Dampaknya bukan hanya memajukan bisnis, melainkan juga membuat orang semakin kreatif.
Revolusi industri 4.0 telah melahirkan banyak usaha rintisan dengan menghadirkan produk-produk inovasi terkini. Dua di antaranya Halosis, teknologi robot chatting atau chatbot, dan Bikinbot, usaha yang berspesialisasi dalam desain dan pembuatan mesin cetak 3 dimensi (3D).
Menurut CEO Bikinbot Sonny Soemarso, mesin cetak 3D yang dibuatnya bisa menghasilkan produk ataupun karya yang mempunyai nilai jual. Produk 3D masih minim di indonesia.
”Tujuan kami untuk memperkenalkan teknologi sederhana, tetapi lumayan canggih,” ujar Sonny seusai acara diskusi bertajuk ”Rethinking Business in the Era of Industrial Revolution 4.0” yang digelar Innovesia dan @america, Kamis (21/2/2019).
Sonny mengatakan, saat ini Bikinbot sudah menjual hampir 100 mesin printing 3D. Dalam menjalankan bisnis itu, salah satu tantangannya adalah mencari dan mendapatkan pasar di Indonesia.
Untuk mengatasi persoalan itu, sosialisasi menjadi salah satu solusinya. Tantangan itu paling berat karena belum memahami keuntungan dari produk yang dihasilkan.
”Masyarakat sekarang itu konsumtif, terutama untuk membeli produk-produk seperti gawai atau sejenisnya. Makanya, kami terus menyosialisasikan produk-produk kami agar semakin dikenal masyarakat,” katanya.
Sementara itu, CEO Halosis Andrew Darmadi mengemukakan, misi Halosis adalah membantu para perempuan yang ingin mempunyai penghasilan sendiri. Salah satunya dengan mendapatkan penghasilan dari berjualan melalui media social.
”Ada 34 juta perempuan Indonesia yang bingung karena tidak punya kerjaan atau penghasilannya kurang karena sibuk mengurus rumah tangga,” kata Andrew.
Adapun untuk mengembangkan usaha, lanjut Andrew, strategi yang diterapkan adalah bekerja sama dengan komunitas-komunitas yang memiliki visi dan misi yang sama.
”Kami menargetkan bisa menciptakan 1 juta lapangan kerja bagi perempuan pada tahun 2022. Dalam tiga tahun ini, kami optimistis dapat mencapai target itu,” katanya.
Kami menargetkan bisa menciptakan 1 juta lapangan kerja bagi perempuan pada tahun 2022.
Adapun, Hilda, salah satu peserta diskusi yang juga menggeluti usaha toko daring, mengatakan mendapat pengetahuan baru untuk memajukan bisnisnya. Ia menyadari pelanggan yang berbelanja di toko daring tidak ingin ribet. (FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)