AirAsia dan Bank Permata Beri Insentif Penumpang Pesawat
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah kelesuan industri penerbangan, AirAsia memberikan insentif berupa penerbangan gratis. Kerja sama ini dijalin dengan peluncuran kartu kredit AirAsia Platinum dan kartu debit AirAsia bersama Bank Permata.
Kedua kartu co-branding tersebut diluncurkan pada Jumat (22/2/2019) di Jakarta sebagai satu paket. Pendaftar akan langsung mendapatkan kedua kartu sekaligus serta menjadi anggota Air Asia Big.
Setiap kali bertransaksi dengan kartu debit ataupun kredit AirAsia, nasabah akan mendapatkan Big Points yang dapat ditukarkan untuk mendapatkan tiket penerbangan gratis.
AirAsia Deputy Group Chief Executive Officer of Digital and Technology Aireen Omar mengatakan, kerja sama dengan Bank Permata di Indonesia adalah bagian dari rangkaian kerja sama dengan dua bank lain di Asia Tenggara, yaitu OCBC Bank di Filipina dan Hong Leong Bank di Malaysia. Melalui kerja sama itu, lebih banyak orang bisa mendapatkan Big Points untuk digunakan terbang ke 140 tujuan AirAsia.
”Big Points bisa menjadi mata uang digital untuk mewujudkan kebutuhan gaya hidup dan travelling pelanggan. AirAsia dan Bank Permata bervisi sama, yaitu menyediakan produk dan layanan yang sesuai kebutuhan pelanggan serta ditopang teknologi digital,” kata Aireen.
Head Customer Segmentation and Marketing Bank Permata Ivy Wijaya mengatakan, bepergian, termasuk untuk liburan, merupakan tren yang semakin marak diikuti masyarakat. Ia yakin maskapai asal Malaysia yang berhasil menyabet gelar maskapai berbiaya rendah (low-cost carrier/LCC) dari Skytrax selama 10 tahun berturut-turut itu dapat membawa keuntungan bagi kedua pihak.
Pendaftaran kartu debit dan kredit ini sepenuhnya dalam jaringan (daring) melalui laman airasiacards.com. Nasabah baru langsung mendapatkan 300 poin pada kartu debit. Adapun 3.000 poin di kartu kredit dapat diperoleh setelah transaksi sebesar Rp 2 juta.
Ivy mengatakan, nasabah mendapatkan 100 poin dari setiap transaksi kartu debit minimal Rp 1 juta di laman e-dagang. Jumlah yang sama diberikan setiap transaksi Rp 1 juta dengan kartu kredit di mana pun. Nasabah mendapatkan poin tujuh kali lebih banyak jika bertransaksi di laman AirAsia.
”Kami memberikan alasan buat mereka menggunakan kartu kredit dan debit, yaitu terbang gratis. Tren travelling di masyarakat itu kami dukung, terutama di kalangan milenial. Selain pendaftaran yang digital, pemegang kartu bisa mengecek Big Points mereka di aplikasi mobile banking Permata X,” kata Ivy.
Sementara itu, Country Head AirAsia BIG Indonesia Arifin Eko Prasetyo mengatakan, nasabah bisa memanfaatkan 500 poin dalam program Final Call setiap bulan di minggu pertama. Tiket penerbangan Jakarta-Singapura dan Jakarta-Penang (Malaysia), misalnya, bisa ditukarkan dengan 500 poin.
Commercial Director AirAsia Indonesia Rifai Taberi menambahkan, pemegang kartu debit dan kredit AirAsia mendapatkan prioritas untuk program kursi gratis tanpa menukarkan poin. Saat ini, anggota AirAsia Big berjumlah 1,5 juta orang.
Lawan arus
Peluncuran promosi itu berkebalikan dengan tren tarif penerbangan yang semakin mahal. Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, industri pariwisata terkena dampak dari penghilangan tiket promosi oleh Garuda Indonesia (Kompas.id, 13 Februari 2019).
Terakhir, Garuda Indonesia memberikan potongan harga sebesar 50 persen-70 persen bagi 1.000 kursi selama periode penjualan 26-31 Januari 2019. Seiring hilangnya promosi, bergabungnya Sriwijaya Air dengan manajemen Garuda Indonesia dan Citilink dinilai sebagai bentuk kartelisasi penerbangan.
Di sisi lain, beberapa maskapai mulai memberlakukan bagasi berbayar. Akhir Januari 2019, Citilink menerapkan bagasi berbayar, tetapi dibatalkan (Kompas, 6 Februari 2019). Adapun kebijakan ini sudah diberlakukan Lion Air. Akibatnya, harga tiket pesawat diperkirakan naik 40 persen (Kompas.id, 13 Februari 2019).
Baca juga: Tantangan Penerbangan Domestik Tinggi
Di lain pihak, Air Asia masih tetap memberlakukan bagasi gratis hingga bobot 15 kilogram. Rifai mengatakan, AirAsia akan mempertahankan kebijakan tersebut. Sebab, harga tiket terjangkau dapat memberikan kepuasan pelanggan.
”Kami lebih mengutamakan kepuasan pelanggan. Kalau semua pelanggan kami puas, mereka akan rekomendasikan kepada banyak orang,” katanya.
Per 30 September 2018, PT AirAsia membukukan pendapatan Rp 2,903 triliun, turun dari Rp 2,944 triliun pada 2017 di periode yang sama. Total kerugian meningkat menjadi Rp 635,3 miliar pada 30 September 2018 dari Rp 416 miliar pada 30 September 2017. Meski demikian, Rifai percaya pangsa pasar perusahaannya akan semakin besar melalui kerja sama dengan Bank Permata.
Di lain pihak, Ivy berharap kerja sama dengan AirAsia dapat meningkatkan jumlah pengguna kartu kredit Bank Permata yang kini berjumlah sekitar 400.000 orang.
Baca juga: Mencari Tarif Ideal Penerbangan
Tidak baru
Kerja sama antara maskapai penerbangan dan bank bukan sesuatu yang baru. Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, Garuda Indonesia, misalnya, bekerja sama co-branding dengan Bank Mandiri, BRI, dan BNI.
”Mekanismenya sama, dapat poin dan bisa ditukarkan untuk terbang gratis. Tapi, sebagian dari transaksi menggunakan kartu kredit atau debit Bank Permata itu akan masuk ke kas AirAsia,” kata Alvin.
Ia menambahkan, kerja sama tersebut bisa efektif untuk segmen konsumen tertentu yang terbiasa menggunakan maskapai berbiaya rendah. Sebab, beberapa konsumen tidak menyukai biaya-biaya tambahan, misalnya untuk pindah kursi. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)