BANDUNG, KOMPAS — Tim putri Jaya Raya Jakarta kembali ke final Djarum Superliga Bulu Tangkis setelah gagal pada babak penyisihan grup Superliga 2017 di Surabaya, Jawa Timur. Mereka akan berebut gelar juara dengan juara bertahan, Mutiara Cardinal Bandung.
Diperkuat pemain-pemain pelatnas, Jaya Raya menang atas Saishunkan Nihon-Unisys Jepang, 3-0, pada semifinal yang berlangsung di Sabuga, Bandung, Jumat (22/2/2019). Pada pertandingan lain, Mutiara mendapat perlawanan ketat dari Berkat Abadi Banjarmasin. Mutiara menang, 3-1. Tiga dari empat pertandingan berlangsung tiga gim.
Jaya Raya melanjutkan tiga kemenangan yang mereka peroleh pada penyisihan Grup X. Kemenangan pada tiga partai pertama diperoleh melalui pemain Vietnam, Vu Thi Trang, Apriyani Rahayu/Jauza Fadhila Sugiarto, dan Sri Fatmawati, masing-masing dalam dua gim.
Bagi Apriyani/Jauza, ini menjadi kesempatan pertama mereka berpasangan setelah terakhir melakukannya pada Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis di Solo, Jawa Tengah, tiga tahun lalu. Berbeda usia setahun—Apriyani 20 tahun, Jauza 19 tahun—mereka berpasangan pada 2013 hingga 2016 pada level yunior.
Memasuki level senior, setelah gonta-ganti pasangan, pada saat ini Apriyani berpasangan dengan Greysia Polii, sementara Jauza dengan Yulfira Barkah. Greysia/Apriyani menempati peringkat keempat dunia, sementara Jauza/Yulfira di urutan ke-28.
”Saya senang bisa berpasangan lagi dengan Apri, dia membuat saya tenang di lapangan. Komunikasi kami tetap berjalan baik meski sudah lama tak berpasangan,” ujar Jauza. Apriyani pun senang karena duetnya dengan Jauza bisa menyumbangkan poin bagi Jaya Raya.
Keberhasilan Jaya Raya ke final dipastikan melalui kemenangan Sri atas Nakai Yukino, 21-8, 21-11. ”Alhamdulillah, saya bisa menang. Saat memasuki lapangan, saya percaya diri karena tim sudah unggul 2-0. Jadi, langsung bisa menikmati permainan dari awal,” kata Sri.
Tim putri Jaya Raya Jakarta adalah pemegang gelar juara Superliga pada 2013, 2014, dan 2015. Pada kejuaraan dua tahun lalu, mereka kalah bersaing dengan tim-tim lain karena tampil tanpa pemain bintang. Saat itu, tim putri Jaya Raya diperkuat pemain-pemain muda.
Hilang satu partai
Pada semifinal lain, kemenangan Mutiara didapat melalui pertandingan ketat. Gregoria Mariska Tunjung menang atas Zhang Beiwen 21-16, 18-21, 16-21 pada partai pertama yang membuat tuan rumah unggul, 1-0.
”Saya kalah pada start gim pertama. Smes Zhang sebenarnya tidak dengan kekuatan penuh, tetapi pukulannya banyak variasi. Saya terlambat mengantisipasinya,” kata Gregoria yang mendapat dukungan sebagian besar penonton dengan teriakan-teriakan, ”Grego bisa, Grego pasti bisa!”. Termasuk di antara penonton itu adalah pemain-pemain muda Mutiara yang bermarkas di Bandung.
Pada gim kedua dan ketiga, Gregoria bermain dengan lebih sabar. Dia menerapkan strategi bertahan terlebih dulu lalu menanti kesempatan untuk menyerang.
Kemenangan Maretha Dea Giovani/Yulfira Barkah atas Dian Fitriani/Nadya Melati juga didapat dalam pertandingan tiga gim, 21-15, 16-21, 21-17. Demikian pula dengan pertandingan ketiga. Namun kali ini, pemain Hong Kong, Cheung Ngan Yi, yang mewakili Mutiara, kalah dari Silvi Wulandari (Berkat Abadi). Cheng kalah 22-20, 18-21, 19-21.
Mendapat dukungan keluarga yang hadir di tempat pertandingan, Silvi yang kelahiran Bandung berusaha membuat ayah, ibu, dan kakaknya yang hadir di tempat pertandingan bangga. Berusaha bertanding tanpa beban, Silvi yang berperingkat ke-318 dunia menang atas Cheung yang menempati posisi ke-31.
”Level lawan ada di atas saya. Jadi, saya bermain tanpa beban. Saya hanya berusaha bermain sebaik mungkin,” ujarnya.
Mutiara akhirnya memiliki kesempatan mempertahankan gelar juara melalui kemenangan ganda putri asal Korea Selatan, Kim Ha-na/Eom Hye-won, atas Brigita Marcella Rumambi/Ririn Amelia 21-11, 21-7.
”Saya bersyukur kami bisa menang dengan perlawanan ketat dari Berkat Abadi. Target menang dari Cheung lepas karena Silvi yang bermain baik,” kata Manajer Mutiara Umar Djaidi.
Di final, Mutiara dan Jaya Raya akan bersaing tanpa kehadiran pemain andalan masing-masing. Mutiara tanpa Gregoria, sementara Jaya Raya tak akan diperkuat Greysia/Apriyani. Ketiganya kembali ke Jakarta karena akan berangkat ke Jerman pada Sabtu. Mereka akan tampil pada Jerman Terbuka (26 Februari-3 Maret), lalu bergabung dengan pemain Indonesia lainnya dalam All England (6-10 Maret).
Tanpa Gregoria, Umar pun berharap dukungan penonton Bandung untuk timnya pada final putri yang akan berlangsung Sabtu mulai pukul 13.00. Sementara, tim-tim yang kalah akan bertanding untuk memperebutkan peringkat ketiga, sebelum final.