CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan bus wisata Cirebon Tourism on Bus atau Citros di Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon, Sabtu (23/2/2019) petang. Bus tersebut segera menjelajahi kekayaan sejarah dan budaya Cirebon, dari Keraton hingga batik Trusmi.
Peresmian bus berwarna merah itu dihadiri Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa, Sultan Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati, dan sejumlah perwakilan pengusaha tur dan travel. Sebelum peluncuran bus, puluhan anak menarikan tarian Topeng Rampak Tumenggung di tengah guyuran hujan.
”Setelah menyelesaikan persyaratan administrasi, Citros akan beroperasi pekan depan. Kami bakal menyertakan oleh-oleh khas Cirebon di bus,” ujar Wakil Manajer Pengelola Citros Karsono. Bus berkapasitas 20 tempat duduk itu juga dilengkapi pemandu wisata.
Menurut dia, dengan tarif Rp 5.000 per orang setiap trip, wisatawan dapat mengelilingi kekayaan sejarah dan budaya di wilayah Cirebon. Bus antara lain melintasi Makam Sunan Gunung Jati (salah satu dari Wali Sanga, tokoh penyebar agama Islam di tanah Jawa), kawasan Kota Tua Kebumen, Keraton Kasepuhan dan Keraton Kacirebon yang berumur ratusan tahun, lalu ke Goa Sunyaragi.
Setelah menyelesaikan persyaratan administrasi, Citros akan beroperasi pekan depan. Kami bakal menyertakan oleh-oleh khas Cirebon di bus.
Goa dengan susunan batu karang raksasa itu dulunya menjadi tempat bertapa Wali Sanga. Sunyaragi berasal dari kata sunya yang artinya ’sunyi’ dan ragi yang berarti ’badan’ atau ’tubuh’.
Setelah itu, bus akan berjalan melintasi Jalan Pemuda dan berakhir di kawasan batik Trusmi. Pengunjung hanya dapat naik dan turun dari bus di titik destinasi wisata yang dilalui.
Menurut rencana, bus beroperasi pukul 09.00-17.00. ”Namun, kalau akhir pekan, bisa jadi bus jalan malam hari. Nanti kami lihat perkembangannya. Kami juga sedang merancang bagaimana pergerakan bus bisa dipantau secara online (daring),” tuturnya.
Jadwal keberangkatan bus bakal terintegrasi dengan Cirebon Wistakon, aplikasi yang memuat aneka informasi pariwisata di Cirebon. Tidak hanya tempat kuliner khas setempat, aplikasi itu juga mencakup agenda wisata dalam setahun di Cirebon. Aplikasi bisa diunduh di Play Store secara gratis.
Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Arief Natadiningrat mengatakan, peluncuran Citros merupakan awal yang baik bagi pariwisata di Cirebon. Ia juga berharap, pemerintah daerah dapat memaksimalkan wisata di kampung.
”Dengan begitu, warga Jabar bisa mengenal keunggulan daerahnya sendiri. Setidaknya, mereka tahu seni budaya daerahnya,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengapresiasi upaya Pemprov Jabar untuk memajukan pariwisata di ”Kota Wali”. Tahun lalu, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Cirebon kurang dari 1,5 juta orang. Pada saat yang sama, lebih dari 4 juta wisatawan berkunjung ke Kuningan, kabupaten tetangga Cirebon.
Padahal, Cirebon memiliki infrastruktur memadai. Menurut dia, terdapat lebih dari 2,75 juta orang yang naik dan turun di Stasiun Kejaksan dan Stasiun Parujakan, Cirebon. Bahkan, Bandara Internasional Jabar Kertajati di Kabupaten Majalengka hanya berkisar 45 menit dari Cirebon.
”Tahun ini, kami menargetkan 2 juta wisatawan. Semoga dengan kehadiran Citros, kami bisa mencapai target. Kami juga tengah menata 7 kilometer garis pantai Cirebon,” ujar Eti.
Tahun ini, kami menargetkan 2 juta wisatawan. Semoga dengan kehadiran Citros, kami bisa mencapai target. Kami juga tengah menata 7 kilometer garis pantai Cirebon.
Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa menyebutkan, Pemprov Jabar akan fokus pada pengembangan pariwisata di Jabar. ”Kami ingin mempercepat pembangunan di Jabar dan menyejahterakan masyarakat melalui sektor pariwisata,” lanjutnya.