Enam Orang Diperiksa Polisi Terkait Kebakaran di Muara Baru
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyidik Polsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (23/2/2019) malam, meminta keterangan enam saksi terkait kebakaran di Muara Baru. Kebakaran yang menghanguskan 18 kapal motor itu berawal dari percikan api saat pengelasan pangkuan kapal dan memicu hubungan pendek arus listrik.
Kepala Polres Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Besar Reynold Elisa Hutagalung mengatakan, pihaknya telah memeriksa enam saksi terkait kebakaran itu. Saksi yang diperiksa merupakan kapten dan anak buah kapal. Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
”Kebakaran berawal dari adanya pengelasan listrik di fondasi mesin penyedot air Kapal Arta Mina Jaya. Saat pengelasan, ada percikan api dan menyebabkan korsleting listrik sehingga menimbulkan kebakaran dan merambat ke kapal-kapal lain,” ujarnya.
Informasi yang dihimpun dari warga, api pertama muncul dari kapal penangkap cumi pada pukul 15.30 WIB. Namun, karena letak kapal itu berdekatan, api terus merambat dan menghanguskan belasan kapal lain.
”Api merapat dengan cepat sekali. Orang-orang di kapal langsung menghindar karena anginnya juga bertiup kencang,” kata Sigit (23), saksi mata di lokasi kebakaran.
Pantauan pada pukul 17.00, api terus membesar. Sejumlah pekerja yang berada di sekitar lokasi dievakuasi aparat kepolisian untuk menjauh. Kebakaran itu juga menimbulkan asap hitam yang membubung tinggi dan menutup sejumlah pabrik yang berada tepat di dekat pelabuhan.
Hingga pukul 20.00, api belum berhasil dipadamkan Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara Satriadi Gunawan menyebutkan, hingga pukul 20.00, sudah ada 18 kapal yang terbakar. ”Jenis kapal bermacam-macam. Ada yang besar, ada yang kecil, tapi semua kapal itu terbuat dari kayu karena semuanya kapal nelayan,” ucapnya.
Untuk mempercepat proses pemadaman, lanjut Satriadi, Suku Dinas Pemadaman Kebakaran Jakarta Utara telah mengerahkan 90 personel pemadam dibantu 20 unit pemadam kebakaran. Namun, pihaknya belum bisa memprediksi waktu selesainya proses pemadaman.
Ada ledakan
Satriadi mengatakan, personel pemadam kesulitan memadamkan api karena terdapat banyak material yang mudah terbakar dan tahan lama. Di dalam kapal juga tersedia bahan bakar solar yang dapat memicu kebakaran kian meluas. Hal itu tidak menutup kemungkinan api masih akan terus merambat.
”Penyebabnya kami belum tahu. Tetapi, yang pasti, kemarin ada satu kapal yang ada ledakan. Ledakan itu kenapa, kami belum bisa menyimpulkan,” ujarnya.
Meski kerugian belum dapat diprediksi, kata Satriadi, saat kebakaran, sejumlah kapal telah menyiapkan amunisi untuk berlayar.
”Isinya ada yang masih ada muatan ikan, ada yang sudah kosong,” katanya.
Reynold menambahkan, meski tidak ada korban jiwa, kebakaran itu menyebabkan dua orang dilarikan ke rumah sakit. Mereka menjadi korban karena menghirup terlalu banyak asap hitam saat berusaha mendekat ke lokasi kebakaran.
”Dengan hal itu, kami mengimbau, tadi ada yang mendekat, karena begitu pesatnya asap yang ada sehingga ada yang sesak napas. Namun, bukan penyebab dari kebakaran atau berada di kapal,” ucapnya.
Belum diketahui total kerugian yang diderita para nelayan yang terdampak. Petugas masih mendatanya. (STEFANUS ATO)