Kepala Kepolisian Daerah Maluku Inspektur Jenderal Royke Lumowa menyatakan, konflik berdarah antara warga Desa Hualoy dan Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, merupakan hasil desain kelompok tertentu. Dugaan sementara, hal itu dimaksudkan untuk mengacaukan pelaksanaan pemilihan umum di Maluku.
Oleh
Fransiskus Pati Herin
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Kepala Kepolisian Daerah Maluku Inspektur Jenderal Royke Lumowa menyatakan, konflik berdarah antara warga Desa Hualoy dan Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, merupakan hasil desain kelompok tertentu. Dugaan sementara, hal itu dimaksudkan untuk mengacaukan pelaksanaan pemilihan umum di Maluku.
Lewat pesan singkatnya kepada Kompas di Ambon, Jumat (22/2/2019), Royke menuturkan, konflik terbuka yang pecah pada Rabu (20/2) itu tanpa direncanakan oleh kedua belah pihak. Provokator memanfaatkan ketegangan antara kedua desa yang mulai terjadi sejak Januari lalu. "Hasil lidik dan penjelasan para tokoh kedua desa yang bertikai bahwa tidak ada dari mereka yang serang duluan," katanya.
Hal ini berarti bahwa ada pihak ketiga yang sengaja mengadu domba sehingga kedua belah pihak pun saling serang. Dari pengamatan selama ini, modus semacam itu kerap terjadi dalam konflik antarwarga desa bertetangga di Maluku. Warga dari desa tertentu tiba-tiba saja mendapat informasi bahwa desa mereka akan diserang. Sebaliknya, warga desa tetangga juga mendapat informasi yang sama.
Tanpa konfirmasi, warga lalu berlari ke perbatasan kedua desa sambil membawa alat tajam. Pertemuan di perbatasan itulah yang membuat konflik terbuka tidak bisa dihindari. Ada juga modus lain, yakni provokator sengaja melempar atau membakar rumah salah satu pihak. Warga pun saling tuduh, menebar ancaman, hingga akhirnya terlibat bentrokan.
Menurut Royke, dugaan sementara, kekacauan itu bertujuan mengganggu stabilitas keamanan menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden pada 17 April mendatang. Polisi kini terus mendalami pihak mana saja yang terlibat dalam desain konflik tersebut sekaligus melakukan pencegahan agar tidak meluas ke daerah lain.
Warga dari kedua desa yang tinggal di Kota Ambon juga diimbau agar tidak terprovokasi dengan isu-isu yang mengadu domba mereka. Pecahnya konflik terbuka itu setelah kedua pihak bersitegang selama lebih dari satu bulan. Ketegangan itu disebabkan penganiayaan seorang warga Hualoy oleh pelaku yang diduga berasal dari Latu. Penganiayaan itu terjadi di Ambon. Hingga kini, polisi belum berhasil menangkap pelaku dimaksud.
Akibat konflik tersebut, satu orang dilaporkan tewas. Sejumlah bangunan dirusak dan dibakar, seperti gedung SD dan SMP di Desa Tumalehu, gedung SD di Desa Hualoy, serta 2 rumah warga dan 2 rumah dinas guru di Tumalehu. Tumalehu terdampak karena letaknya berimpitan dengan Hualoy dan Latu (Kompas, 21/2/2019).
Mewujudkan Maluku yang damai sangat mahal harganya. Konflik telah merenggut semuanya. Harta dan nyawa yang tak mungkin tergantikan. Dan yang lebih parah adalah merusak pola pikir
Gubernur Maluku Said Assagaff, melalui Kepala Bagian Humas Pemprov Maluku Bobby Palapia, menyampaikan apresiasi kepada aparat keamanan yang telah meredakan konflik tersebut. Pihaknya sangat menyesalkan apabila konflik tersebut didesain untuk merusak ketenteraman di Maluku yang pernah dilanda konflik sosial selama beberapa tahun sejak 1999.
"Mewujudkan Maluku yang damai sangat mahal harganya. Konflik telah merenggut semuanya. Harta dan nyawa yang tak mungkin tergantikan. Dan yang lebih parah adalah merusak pola pikir," ujar Bobby. Konflik akan membuat pembangunan di Maluku berjalan sangat lambat. Maluku tertinggal jauh dengan daerah lain.
Sementara itu, Kepala Biro Operasi Polda Maluku Komisaris Besar Gatot Mangkurat masih terus membangun negosiasi antarkedua kelompok untuk berdamai. Ada tokoh pada kelompok tertentu yang mulai melunak dan membicarakan perdamaian. Upaya negosiasi itu telah dilakukan Gatot sejak beberapa jam setelah konflik. Saat ini, sebanyak 327 personel gabungan Polri dan TNI menyekat perbatasan kedua desa demi mencegah bentrok susulan.