Mutiara Cardinal Bandung Pertahankan Gelar Juara
BANDUNG, KOMPAS--Mutiara Cardinal Bandung mempertahankan gelar juara putri kejuaraan Djarum Superliga Bulu Tangkis. Tampil di hadapan pendukung sendiri di Bandung, Mutiara mengalahkan unggulan teratas Jaya Raya Jakarta, 3-0, pada final.
Kemenangan Mutiara pada final yang digelar di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Sabtu (23/2/2019) itu didapat pada tiga partai pertama melalui tunggal putri Cheung Ngan Yi, ganda putri Maretha Dea Giovani/Yulfira Barkah, dan tunggal kedua Hanna Ramadini. Gelar ini menjadi yang kedua bagi putri Mutiara Bandung dari dua final, setelah 2017, pada kejuaraan antarklub berformat kejuaraan beregu putra dan putri tersebut.
Mutiara unggul terlebih dulu pada laga pertama yang merupakan pertemuan dua pemain asing. Cheung (Hongkong) mempersembahkan poin pertama bagi Mutiara setelah mengalahkan pemain Vietnam, Vu Thi Trang, 22-20, 21-13.
Cheung menjadi tunggal pertama setelah andalan Mutiara, Gregoria Mariska Tunjung, absen karena kembali ke Jakarta, sehari sebelumnya. Gregoria bertolak menuju Jerman pada Sabtu untuk mengikuti Jerman Terbuka (26 Februari-3 Maret).
“Ya, menjadi tunggal pertama memberi lebih banyak tekanan. Saya mempersiapkan diri untuk pertandingan berat karena Vu bermain bagus pada semifinal. Saya bersyukur bisa memenangi pertandingan ini. Dukungan penonton untuk Mutiara juga menambah motivasi saya,” Cheung tunggal putri peringkat ke-31 dunia.
Bermain di Bandung, Mutiara ibarat menjadi tuan rumah. Saat pemain-pemain putri dari klub yang bermarkas di Cibeureum, Bandung, ini tampil pada final, Mutiara pun mengerahkan pemain-pemain binaannya datang ke Sabuga. Mereka bernyanyi diiringi tabuhan drum sepanjang pertandingan, layaknya supporter tim sepak bola. “Saya senang banyak penonton yang memberi dukungan untuk Mutiara,” kata Cheung.
“Terima kasih buat adik-adik dari Mutiara yang telah memberi dukungan. Mereka sampai membuat lagu untuk kami,” kata Yulfira yang menyumbangkan poin kedua dari ganda putri bersama Maretha.
Yulfira/Maretha mengalahkan Jauza Fadhila Sugiarto/Virni Putri, 21-18, 21-8. Jauza/Virni menggantikan peran Greysia Polii/Apriyani Rahayu sebagai ganda pertama Jaya Raya karena ganda peringkat keempat dunia itu tak bisa tampil pada final Superliga. Mereka harus berangkat ke Jerman untuk Jerman Terbuka (26 Februari – 3 Maret), lalu All England (6-10 Maret).
Absennya Greysia/Apriyani, dinilai Yulfira memang menguntungkan dia dan Maretha karena mereka selalu kesulitan mengalahkan seniornya itu. “Secara keseluruhan, Mutiara punya peluang menang melawan Jaya Raya. Namun, seandainya Greysia/Apriyani tetap main, peluang ganda putri untuk menang tentu lebih sulit,” tutur Yulfira yang berlatih bersama Greysia dan Apriyani di pelatnas Cipayung.
Mantan pemain pelatnas, Hanna, menentukan kemenangan timnya melalui laga tiga gim melawan Sri Fatmawati. Menang, 15-21, 21-16, 21-14, Hanna pun bersujud di lapangan, lalu dikerubungi teman-temannya untuk merayakan kemenangan.
Berkat Abadi Ketiga
Sementara itu, Berkat Abadi Banjarmasin menempati peringkat ketiga putri setelah mengalahkan Saishunkan Nihon-Unisys Jepang, 3-2. Unggul 2-0 terlebih dulu, melalui Zhang Beiwen dan Dian Fitriani/Nadya Melati, perolehan angka Berkat Abadi diimbangi dengan kekalahan Silvi Wulandari dan Brigita Marcelia Rumambi/Isra Faradilla.
Pemain berusia 19 tahun, Gabriela Meilani Moningka, menentukan kemenangan timnya dengan kemenangan dramatis selama 1 jam 23 menit atas Chisato Hoshi. Pemain dengan nama panggilan Bela itu menang 17-21, 21-18, 22-20, setelah tertinggal, 5-11, 10-16, pada gim ketiga.
“Saya akhirnya tampil pada pertandingan penentuan, tetapi berusaha bermain tanpa beban. Saat tertinggal pada gim ketiga, saya hanya berpikir ingin membawa Berkat Abadi menang. Saya berdoa dan berusaha tampil dengan baik meski kaki sebenarnya sudah terasa berat,” tutur Bela.
Hasil yang diperoleh tim putri Berkat Abadi pada tahun ini menurun dibandingkan Superliga 2017 ketika mereka menembus final. Namun, peringkat ketiga bisa dikatakan sebagai hasil maksimal mengingat perbedaan skuad yang dimiliki pada tahun ini dan dua tahun lalu.
Di Surabaya, putri Berkat Abadi diperkuat pemain-pemain asing dan pemain Jaya Raya, seperti Zhang, Yip Pui Yin (Hongkong), Greysia Polii, Della Destiara Haris, dan Anggia Shitta Awanda. Sementara, pada tahun ini, Berkat Abadi hanya diperkuat Zhang sebagai pemain asing. Selebihnya, mereka diperkuat pemain-pemain binaan sendiri dan pinjaman dari klub lain.
Seperti dikatakan Manajer Berkat Abadi Fran Kurniawan selama kejuaraan, dengan anggaran tim yang tak sebesar tim lain, timnya menargetkan lolos ke semifinal. Maka, peringkat ketiga pun dinilai sebagai pencapaian maksimal.
“Tim Berkat Abadi tidak terlalu kuat, tetapi kami mendapat hasil maksimal. Pemain telah berjuang dengan baik dan ini menjadi balas budi kami buat pembina Berkat Abadi,” tutur Fran.
Berkat Abadi, klub yang lahir pada 2009, dimiliki Rustam, pengusaha dari Kalimantan. Sebagai klub yang masih berusia muda, Berkat Abadi pun memiliki target melahirkan pemain-pemain nasional seperti yang telah diakukan klub besar, seperti Djarum, Jaya Raya, dan Mutiara. Saat ini, mantan-mantan pemain nasional seperti Fran, Muhammad Rijal, Denny Kantono, dan Febby Angguni membantu membina pemain di tim tersebut.
“Pembina menyediakan GOR di Banjarmasin untuk pembinaan. Pemain-pemain yang bagus pada level nasional akan ditarik untuk berlatih di Tangerang. Kami punya tempat latihan di sana. Mungkin baru sekitar empat tahun lagi, Berkat Abadi bisa melahirkan pemain nasional,” kata Fran.
Hasil Final Putri
Jaya Raya Jakarta – Mutiara Cardinal Bandung 0-3
- Vu Thi Trang – Cheung Ngan Yi 20-22, 13-21
- Jauza Fadhila Sugiarto/Virni Putri – Marethe Dea Giovani/Yulfira Barkah 18-21, 8-21
- Sri Fatmawati – Hanna Ramadini 21-15, 16-21, 14-21
Perebutan peringkat ketiga
Saishunkan Nihon-Unisys – Berkat Abadi Banjarmasin 2-3
- Ayumi Mine – Zhang Beiwen 14-21, 19-21
- Kie Nakanishi/Rin Iwanaga – Dian Fitriani/Nadya Melati 16-21, 21-14, 14-21
- Shiori Ebihara – Silvi Wulandari 21-5, 15-21, 21-17
- Nakai Yukino/Reika Kakiiwa – Brigita Marcelia Rumambi/Isra Faradilla 21-11, 21-12
- Chisato Hoshi – Gabriela Meilani Moningka 21-17,18-21, 20-22