Tengah Tahun Ini, ke Pulau Seribu dengan Kapal Baru
Oleh
J Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—PT Transseribu Jakarta Transportindo atau Trans 1000 Jakarta bersiap untuk mengoperasikan kapal modern berbahan alumunium serta fiber tahun ini. Kapal-kapal itu akan menggantikan kapal kayu tradisional melayani penumpang dari Pelabuhan Kaliadem, Muara Angke, Kepulauan Seribu, menuju pulau-pulau di Kabupaten di Kepulauan Seribu serta sebaliknya.
Kapal berbahan alumunium lebih kuat untuk jelajah jarak jauh, digunakan untuk melayani penumpang menuju pulau-pulau berjarak 30 mil laut (55,56 kilometer) ke atas, seperti ke Pulau Kelapa, Harapan, dan Sebira. Adapun ke pulau yang lebih dekat, seperti Pulau Untung Jawa, Tidung, dan Pari, menggunakan kapal fiber.
Direktur Utama Trans 1000 Jakarta Nana Suryana mengatakan, untuk tahap awal, pihaknya merencanakan tiga kapal motor penumpang (KMP) berbahan alumunium dan tiga KMP fiber beroperasi. “Kami berharap bulan Mei atau Juni sudah beroperasi,” ucap dia usai audiensi dengan pejabat Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara, Jumat (22/2/2019), di Jakarta.
Saat ini, 33 kapal tradisional masih aktif melayani penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Kaliadem. Karena itu, lanjut Nana, Trans 1000 Jakarta akan terus menambah jumlah KMP modernnya hingga berjumlah 33 unit dalam 1,5-2 tahun. KMP modern akan memberikan jaminan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan penumpang yang lebih tinggi dibanding kapal tradisional.
Namun, Nana menegaskan, pihaknya bukan kompetitor pemilik kapal-kapal tradisional, melainkan mitra kerja sama. KMP modern yang akan hadir merupakan peremajaan kapal-kapal tradisional. Jadi, pada saatnya nanti, KMP-KMP modern itu menjadi kepunyaan pemilik kapal tradisional.
Namun, bukan berarti kapal tradisional lantas dipensiunkan. Sejumlah kapal diberdayakan sebagai kapal kargo. “Saat ini, enam kapal tradisional diperbaiki menjadi kapal kargo,” ujar Nana.
Perbaikan antara lain meliputi pelepasan kursi-kursi penumpang, perancangan zonasi (ada zona untuk bahan pangan pokok, ikan segar, material, dan lain-lain) di kapal, serta pengecatan kapal dengan ditambahi logo Trans 1000 Jakarta.
Adapun sebagian kapal tradisional lainnya dimanfaatkan untuk melayani pelayaran antar pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu. Ini menguntungkan bagi turis yang ingin pergi ke lebih dari satu pulau tanpa harus bolak-balik ke Kaliadem.
Nana menambahkan, para pemilik dari 29 kapal tradisional sudah menandatangani program peremajaan kapal mereka menjadi KMP modern. Dengan demikian, ia menjamin bisnis akan berjalan dengan minim gesekan.
Sebelumnya, pada Januari 2018, para kru kapal tradisional rute Kaliadem-Pulau Tidung mogok beroperasi karena memprotes beroperasinya kapal cepat dengan rute serupa. Menurut mereka, kapal-kapal cepat itu menggerus pendapatan mereka karena fasilitas kapal cepat lebih mewah tetapi harga tiket tidak jauh berbeda.
Suhamdi, kru kapal KM Hasbi Jaya yang melayani rute Kaliadem-Tidung, mengatakan, pemilik kapal yang dioperasikan dia sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Trans 1000 Jakarta. Namun, ia belum mendapat informasi soal siapa yang direkrut sebagai kru kapal.
“Harapannya, yang bekerja di kapal-kapal itu tetap orang pulau (warga Kepulauan Seribu),” tutur warga RT 03 RW 02 Kelurahan Pulau Tidung tersebut. Menjadi kru kapal bagi Suhamdi merupakan salah satu mata pencaharian andalan warga pulau.
Nana menyebutkan, izin sudah lengkap bagi beroperasinya kapal-kapal Trans 1000 Jakarta, antara lain izin usaha angkutan laut dan tanda daftar usaha pariwisata dari pemerintah, serta surat izin usaha angkutan penyeberangan (SIUAP) dari Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jakarta Selatan.
Terkait itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Sigit Wijatmoko mengatakan, pihaknya akan mempelajari dulu terkait kelengkapan dan persyaratan operasional kapal Trans 1000 Jakarta.