BENGKALIS, KOMPAS - Asap tebal dari kebakaran lahan gambut di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau menyelimuti kawasan permukiman di Rupat. Pada pagi Minggu, (24/2/2019) jarak pandang hanya 200 meter.
Namun demikian, warga masih beraktifitas seperti biasa. Warga masih ke kebun dan kedai-kedai masih buka. Anak-anak bermain tanpa menggunakan masker meskipun abu kebakaran lahan beterbangan hingga ke permukiman penduduk.
Luas lahan yang terbakar di Rupat mencapai 671 hektar. Sedangkan luas lahan yang terbakar secara seluruhnya di Riau mencapai 892 hektar. Kebakaran terjadi sejak awal Januari. Sumber api diduga berasal dari aktivitas warga membuka lahan. Karena cuaca kering dan angin kencang api dengan cepat merambat ke lahan-lahan yang lain.
Dibandingkan hari sebelumnya, kabut asap hari ini kian tebal. Badan Meteoroloi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru melaporkan, titik panas pada Minggu pagi sebanyak 47 titik. Titik panas hari ini meningkat dibandingkan Sabtu sore hanya sebanyak 18 titik.
Warga Desa Sei Rambai, Rupat, Ewiyanti (28) mengatakan dia mulai khawatir dengan keadaan anaknya yang berusia 3 bulan karena asap mulai masuk ke rumahnya. Pada malam hari anaknya terpaksa dibawa ke luar kamar sebab asap di dalam kamar menumpuk. "Semoga cepat padam supaya kami bisa hidup tenang," kata Ewiyanti.
Camat Rupat Hanafi mengatakan, kebakaran lahan di Rupat cukup luas. Dia sendiri memperkirakan luasnya mencapai 1.000 hektar. Perkiraan Hanafi jauh lebih luas dibandingkan data dari Manggala Agni yang menyebutkan 671 hektar. Api membakar perkebunan warga seperti kebun karet dan sawit.
Hanafi mengatakan pemerintah telah membagikan masker kepada warga. Sejauh ini belum ada laporan adanya warga terkena gangguan pernafasan.
Polsek Rupat telah menetapkan satu tersangka yang diduga sebagai pelaku pembakaran lahan. Tersangka itu telah ditahan.
Komandan Manggala Agni Dumai Jusman mengatakan pemadaman terkendala minimnya pompa air. Dia berharap ada pasokan pompa air ke Rupat agar bisa dilakukan penyiraman secara terus menerus. "Kalau personel saya rasa sudah banyak, namun alatnya masih kurang," kata Jusman.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam kunjungan kemarin mengatakan pemadaman lewat udara sangat dibutuhkan. TNI akan mengerahkan hikopter dan hercules untuk mengangkut air dan menjatuhkan ke lahan yang terbakar. Bahkan, jika memungkinkan TNI akan membuat hujan buatan.