Keseruan Berteman Singa
Persahabatan manusia dengan binatang buas sering dikemukakan dalam film. Sebutlah Tarzan, King Kong, dan The Jungle Book. Interaksi manusia dan binatang buas tidak saja menarik karena beda spesies, tetapi juga bersifat emosional. Di situlah dramanya.
Dalam kehidupan nyata pun banyak dikisahkan persahabatan manusia dan binatang buas bisa saja terjadi. Namun, relasi antarspesies ini kerap menimbulkan masalah karena dianggap tak wajar.
Di antara dua dunia yang berbeda ini, binatang buas sering kali diposisikan sebagai makhluk yang mengancam. Sebutan ”buas” dalam konteks ini pun telah menguatkan itu.
Akan tetapi, sebenarnya sebuas-buasnya binatang memiliki sisi yang kadang lebih manusiawi daripada manusia. Itu pula yang antara lain tecermin dalam Mia and the White Lion. Cerita film ini berpusat pada jalinan persahabatan Mia Owen (Daniah de Villiers) dan seekor singa putih bernama Charlie.
Berlatar lokasi di sebuah kawasan tujuan wisata safari alam liar di Afrika Selatan, Mia, putra sulung pasangan John Owen (Langley Kirkwood) dan Alice Owen (Mélanie Laurent), semula sama sekali tak menyukai kepindahannya dari London, Inggris.
Mia bersama keluarganya pindah untuk tinggal dan mengelola usaha penangkaran singa. Usaha ini diwariskan mendiang kakeknya ke sang ayah.
Kelahiran seekor singa jantan putih di penangkaran kemudian mengubah semua itu. Mia, yang memiliki seorang adik laki-laki bernama Mick Owen (Ryan Mac Lennan) tumbuh bersama hewan buas peliharaan kesayangannya itu.
Belakangan, Mia dan Charlie terlibat dalam sebuah perjalanan penyelamatan yang seru. Perjalanan ini juga menampilkan sisi eksotisme kehidupan liar padang sabana di Afrika Selatan.
Film yang disutradarai oleh Gilles de Maistre tersebut ditulis naskahnya oleh sang istri, Prune de Maistre, setelah mereka berkunjung ke sebuah usaha penangkaran singa di Afrika Selatan.
Bisnis wisata berburu, terutama dengan menggunakan hewan buas yang telah ditangkarkan alias sudah jinak, menjadi isu utama di Afrika. Perburuan singa yang telah dijinakkan (canned hunting) untuk kesenangan di Afrika telah sejak lama memicu kontroversi.
Singa dipelihara sejak kecil, kemudian dilepasliarkan. Namun, tidak beberapa lama kemudian singa tersebut diburu dan dibunuh oleh para wisatawan kaya. Mereka bersedia membayar hingga puluhan ribu dollar Amerika Serikat untuk sensasi petualangan palsu seperti itu.
Waktu tiga tahun
Proses pembuatan film ini membutuhkan waktu hingga tiga tahun. Kedekatan serta keakraban yang terbangun antara pemeran utama dan sang singa putih benar-benar terjalin nyata tanpa rekayasa.
Akibat waktu produksi yang lama tersebut, penonton bisa memperhatikan tidak hanya pertumbuhan yang pesat dari Charlie, tetapi juga perubahan fisik yang sangat kentara dari pemeran utama, Mia.
Pada bagian awal film tampak sosok Mia dengan wajah dan postur anak-anak yang chubby hingga kemudian tumbuh menjadi sesosok remaja cantik.
Seorang pakar sekaligus pawang singa ”Lion Whisperer” tenar, Kevin Richardson, juga ikut dilibatkan demi memastikan proses produksi film berlangsung aman dan lancar. Tentu juga demi menjamin keselamatan, baik para pemain, kru film lainnya, maupun hewan-hewan itu sendiri.
Kisah dalam film ini sendiri juga terinspirasi kejadian nyata ketika sang sutradara tengah membuat dokumenter televisi tentang hubungan unik antara anak-anak dan hewan-hewan liar di seluruh dunia. Di Afsel, Gilles bertemu seorang anak laki-laki yang tahu kalau orang tuanya, pemilik penangkaran singa, secara diam-diam menjual singa-singa mereka untuk keperluan berburu.
Menurut sang penasihat, Kevin Richardson, satu-satunya cara membangun kedekatan dan kepercayaan antara pemain utama dan sang hewan hanyalah dengan membuat keduanya hidup dan tumbuh bersama.
Mengutip situs Internet Movie Database (IMDb), situs penyedia informasi film, proses pembuatan film berlangsung sejak Mei 2015 hingga Desember 2017. Para pemeran film lainnya secara berkala diterbangkan ke lokasi untuk proses pengambilan gambar.
Pemeran Mia, Daniah de Villiers, menghabiskan waktu tiga hari setiap minggu bersama Thor, singa putih pemeran Charlie. Daniah berhasil lolos memerankan Mia setelah mengalahkan 300-an peserta casting lainnya.
Sang pawang tentu selalu hadir bersama pemeran Mia dan adiknya, terutama untuk mengajarkan bagaimana bersikap di sekitar hewan buas tersebut.