YOGYAKARTA, KOMPAS – Tim putra Jakarta Pertamina Energi membuktikan keteguhan sebagai tim dengan merebut posisi ketiga Proliga 2019. Tim asuhan pelatih Putut Marhaento itu sempat kecolongan di set pertama, namun kembali bangkit di tiga set berikutnya dan menekuk Palembang Bank Sumsel Babel (PBS) dengan skor 3-1 (23-25, 28-26, 25-21, 25-17).
Grafik performa SumselBabel semakin menurun setelah sempat memberikan perlawangan sengit di set kedua. SumselBabel yang diperkuat Bagus Wahyu Ardinto dan Muhammad Kadavi sebagai libero, sempat tertinggal 19-22 dan 21-24. SumselBabel pelan-pelan mempersempit jarak. Dua kesalahan Pertamina Energi, yaitu kegagalan Aleksandar Minic menyarangkan spike, serta kesalahan koordinasi di bagian belakang, membawa keuntungan dua angka bagi SumselBabel dan menjadikan permainan deuce 24-24.
Kepercayaan diri SumselBabel meningkat. Susul menyusul angka di set kedua berlangsung alot. Namun, Pertamina Energi terbukti lebih unggul hingga menyudahi perlawanan SumselBabel dengan poin 28-26. “Kami sempat menghadang Pertamina, namun sekali lagi anak-anak banyak melakukan kesalahan sehingga menguntungkan lawan,” kata Pascal Wilmar, pilatih Palembang Bank SumselBabel seusai pertandingan.
Setelah set kedua, grafik permainan SumselBabel semakin menurun, sementara Pertamina Energi tampak konsisten melancarkan serangan-serangan yang tidak mampu dibendung lawan. Set ketiga SumselBabel tidak kuasa menahan laju Pertamina Energi yang menuntaskan laga dengan skor 25-21, tidak ada kesempatan bagi SumselBabel untuk menyamakan skor pada permainan di set ketiga.
Pada set keempat dominasi Pertamina Energi semakin nyata meski tim SumselBabel mampu beberapa kali menyamakan skor 6-6, 10-10, 12-12. Agung Seganti dan kawan-kawan di Pertamina Energi semakin menggila dengan spike dan blok-blok rapat yang membuat SumselBabel frustasi. SumselBabel seperti kehabisan tenaga dan harus takluk dengan selisih skor sangat jauh 17-25.
Usai pertandingan, pelatih Pertamina Energi Putut Marhaento mengatakan, ia sangat sulit membangkitkan semangat anak-anak asuhnya setelah mengalami kekecewaan gagal masuk final. “Ini pertandingan jauh lebih sulit karena mental anak-anak yang berharap bisa ke final sudah luntur. Mereka harus bisa bangkit dari sisa-sisa "kematian" dan saya harus bekerja keras untuk memotivasi mereka,” kata Putut.
Sementara itu, Pascal mengakui, timnya kurang greget. Persoalan mental masih terus dihadapi SumselBabel. “Ketika sudah tertinggal skor, anak-anak susah untuk dibangkitkan kembali. Mental mereka langsung drop,” kata Pascal. Jika di set kedua PSB bisa menang, Pascal optimistis timnya bisa menang. Tim SumselBabel tidak memiliki pemain nasional dan pemain asingnya, Alfredo Zequeira Cairo (Kuba) dan Danijel Galic (Kroasia), bukan pemain unggulan.
Agung Seganti kapten Pertamina Energi mengatakan, kemampuan SumselBabel semakin hari semakin meningkat. Hanya saja ia masih bisa melihat beberapa kelemahan SumselBabel, yaitu para pemain di bagian belakang yang tidak terkoordinasi dengan baik.