Masyarakat Diajak Pupuk Persaudaraan dan Tebarkan Cinta
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Haul Ke-9 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur digelar di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2019) malam. Melalui haul ini, masyarakat diajak memupuk persaudaraan dan menebarkan cinta antara sesama warga bangsa dan dunia sebagaimana teladan Gus Dur.
Hadir dalam Haul Ke-9 Gus Dur antara lain Yenny Wahid (putri Gus Dur), Mahfud MD, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Staf Ahli Menteri Agama Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi Oman Fathurahman, serta Sudjiatmi Notomihardjo (ibunda Presiden Joko Widodo). Selain itu, hadir pula Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin dan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Para peserta haul memadati tribune, lintasan lari, serta lapangan sepak bola di Stadion Sriwedari. Mereka datang tidak hanya dari Solo, tetapi juga dari kabupaten di sekitar Solo, seperti Sragen, Klaten, Boyolali, Wonogiri, Karanganyar, dan Sukoharjo.
Fathurahman, dalam sambutan mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan, Gus Dur selalu menggaungkan persaudaraan dengan basis kemanusiaan tanpa melihat suku ataupun agama seseorang. Tidak hanya persaudaraan antara sesama warga bangsa, tetapi juga berbagai bangsa. Karena itu, semangat persaudaraan itu hendaknya terus dipupuk bersama-sama. Apalagi, saat ini muncul adanya kecenderungan untuk menolak keberagaman.
Yenny mengatakan, salah satu pesan Gus Dur kepada anak-anaknya ialah hidup itu adalah cinta dan ibadah. Karena itu, masyarakat diajak menebarkan cinta antara sesama manusia. ”Melalui haul pada malam ini, kalau boleh kita semua meneruskan teladan Gus Dur untuk menebarkan cinta antara sesama kita kepada seluruh warga bangsa dan kepada dunia,” ujarnya.
Menurut Gus Mus, Gus Dur dicintai banyak orang karena Gus Dur juga mencintai orang. Hingga wafat, Gus Dur mengabdikan dirinya untuk kemanusiaan, kebinekaan, negara, dan demokrasi.
”Gus Dur berjuang untuk Indonesia sampai wafat, memperjuangkan Bhinneka Tunggal Ika sampai wafat, memperjuangkan demokrasi sampai wafat, mencintai orang sampai wafat,” kata Gus Mus.
Mahfud MD mengatakan, Gus Dur meyakini, pilihan cara hidup bernegara yang paling tepat untuk Indonesia adalah demokrasi. Selain demokrasi, tidak ada yang lebih tepat untuk Indonesia yang sangat majemuk, yang antara lain terdiri dari 17.504 pulau, 1.360 suku bangsa, 726 bahasa daerah, serta 6 agama resmi dan ratusan keyakinan.
”Menurut Gus Dur, cara yang paling baik untuk mengatur semua itu dalam kehidupan bernegara agar Indonesia ini kuat membangun negara dan integrasi yang kokoh, yang bersatu, adalah mekanisme demokrasi. Karena di dalam demokrasi itu, kata Gus Dur, semua akan diuntungkan, semua akan diberi kesempatan,” ujar Mahfud.