Pelayaran Diimbau Hindari Perairan Papua Bagian Utara
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
TIMIKA, KOMPAS - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura mengimbau kapal berbadan kecil dan perahu untuk menghindari perairan Papua bagian utara yang tengah dilanda badai siklon tropis Wutip. Kondisi ini menyebabkan tinggi gelombang dapat mencapai 3,5 meter dan kecepatan angin hingga 60 kilometer per jam.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Petrus Demon Sili, saat dihubungi, Minggu (24/2/2019), mengatakan, siklon tropis Wutip itu telah melanda sejak Jumat (22/2). Diperkirakan, kondisi itu masih akan berlangsung selama satu pekan.
Petrus mengatakan, kondisi itu sangat berbahaya bagi nelayan tradisional dan pengelola jasa transportasi laut dengan kapal berbadan kecil. Perairan Papua bagian utara meliputi perairan Biak Numfor, Kepulauan Yapen, Jayapura, hingga Sarmi.
"Siklon tropis Wutip yang berasal dari Samudra Pasifik juga menyebabkan suhu permukaan air laut di wilayah Papua bagian utara menghangat sehingga mempercepat pertumbuhan awan hujan. Badai ini juga menyebabkan tingginya curah hujan, yakni di atas 50 milimeter per hari. Kami berharap warga bisa mementingkan keselamatannya dengan menghentikan aktivitas sementara di area perairan tersebut," tutur Petrus.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Jayapura Miraza Polpoke menyatakan, pihaknya telah mengeluarkan larangan berlayar sejak Sabtu (23/2). Larangan itu berlaku bagi kapal penumpang jenis perintis dan kapal pengangkut yang rutenya melintasi perairan Papua bagian utara.
"Kami selalu berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau kondisi terakhir perairan Papua bagian utara yang terdampak siklon tropis Wutip. Kami berharap para pengelola jasa kapal perintis dan kargo dapat mematuhi larangan berlayar ini hingga beberapa hari ke depan," kata Miraza.
Siklon tropis Wutip juga menyebabkan banjir dan longsor di tiga distrik (setingkat kecamatan) di Kota Jayapura pada Sabtu, yakni Abepura, Jayapura Selatan, dan Heram. Sebanyak 1.300 keluarga rumahnya terendam banjir. Sejumlah ruas jalan di Jayapura Selatan juga mengalami kerusakan akibat diterjang banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura Bernard Lamia mengatakan, masih terdapat 220 unit rumah di Distrik Heram dan Pasar Induk Youtefa di Distrik Abepura yang masih terendam air hingga Minggu sore.
"Ketinggian air masih mencapai sekitar 30 sentimeter. Saat ini kami telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Papua untuk memberikan bantuan bagi para korban. Hingga Minggu ini, penduduk yang terdampak banjir sekitar 600 keluarga," ujar Bernard.