Pertarungan Dingin “Dua Merah”
MANCHESTER, MINGGU – Pertarungan dua merah, “Setan Merah”, Manchester United, dan “Si Merah”, Liverpool, selalu menjanjikan tensi tinggi sebelum hingga sesudah laga. Namun, duel Derbi Barat Laut Inggris kali ini seperti mereda karena telah didinginkan oleh aktor penting kedua klub.
Pertandingan Liga Primer Inggris antara MU dan Liverpool akan digelar di Stadion Old Trafford, mulai pukul 21.05 WIB, Minggu (24/2/2019). Ini merupakan laga penting bagi kedua klub berseragam utama merah tersebut.
Tuan rumah sedang mengejar tiga poin. Mereka ingin mengunci posisi empat besar, zona Liga Champions. Jika poin tidak berhasil diperoleh, Arsenal dan Chelsea di posisi lima dan enam klasemen sementara, dan hanya berselisih satu poin dengan MU, bisa menyalip.
Selain itu, kemenangan dalam laga derbi itu pastinya akan membangkitkan moral MU setelah kalah dari Paris Saint Germain, di leg pertama babak 16 besar Liga Champions pekan lalu.
Sementara itu, Mohamed Salah dan rekan-rekan wajib mencuri tiga poin untuk mengembalikan mereka ke puncak klasemen, bahkan melampaui Manchester City dengan selisih tiga poin. Tentunya hal itu sekaligus untuk menjaga asa juara Liverpool, setelah puasa gelar liga selama 28 tahun.
Memacu tensi
Pentingnya laga dan bumbu-bumbu rivalitas dua klub tersukses di Inggris itu, biasanya memacu tensi. Namun, hal itu justru tidak terjadi. Pelatih dan pemain keduanya tetap tenang dan saling memuji menghadapi laga “hidup mati” tersebut.
Ole Gunnar Solskjaer, pelatih interim MU, mengatakan, tidak menyimpan masalah pribadi dengan rivalnya itu. “Tidak ada masalah dengan kebanggaan. Ini semua lebih ke pentingnya meraih tiga poin dan tetap menanjak di klasemen. Saya bukan orang yang suka melihat masa lalu. Saya lebih suka menatap masa depan,” katanya dalam wawancara pra-pertandingan.
Padahal Solskjaer merupakan bagian dari rivalitas “Dua Merah” pada 1996-2007. Saat itu, mantan penyerang MU itu sedang membantu klubnya meraih trofi sebanyak mungkin untuk menggantikan Liverpool sebagai klub tersukses di Inggris.
Sifat Solskjaer berbanding terbalik dengan mantan pelatihnya, Sir Alex Ferguson. “Bapak” di teater impian selama 26 tahun itu selalu punya urusan pribadi dengan Liverpool. Dia ingin mengalahkan sang rival lebih dari tim mana pun di dunia. Tentunya hal itu adalah motivasi Ferguson untuk membantu MU sebagai tim tersukses.
Di kubu Liverpool pun tidak ada gejolak. Pelatih mereka Jurgen Klopp justru memuji Solskjaer dan tiga pemain sang rival, Ander Herrera, Paul Pogba, dan David De Gea.
“Ole adalah pria ramah. Dan tentunya dia pelatih hebat. Dia sangat pantas melatih klub besar. MU seharusnya mempermanenkan dia. Selain itu saya juga mengagumi pemain MU seperti Herrera, Pogba, dan De Gea, mereka membantu tim bangkit dari keterpurukan,” ucap mantan pelatih Borussia Dortmund tersebut.
Baca juga : Mematahkan Kutukan Old Trafford
Klopp tampaknya sudah mereda. Dalam musim sebelumnya, dia sempat terlibat sedikit perseturuan dengan Jose Mourinho, mantan pelatih MU. Pelatih yang terkenal dengan gaya main gegenpressing itu terprovokasi ucapan Mourinho yang membandingkan trofi MU dan Liverpool dalam beberapa musim terakhir.
Masalah pelabuhan
Orang yang paling mengerti derbi tentunya adalah pria kelahiran kota Manchester ataupun Liverpool. Karena perseteruan ini tidak hanya tentang prestasi. Dalam sejarahnya, warga kedua kota itu berselisih karena masalah pelabuhan.
Liverpool adalah kota pelabuhan, sedangkan Manchester sebelumnya kota industri. Awalnya hubungan warga kedua kota berjalan seiring.
Namun, Manchester memutuskan membuat pelabuhan sendiri. Hal itu membuat pendapatan warga Liverpool menurun. Dari sana lah muncul bibit-bibit kebencian.
Untuk itu, pemain kelahiran Liverpool pasti paling mengerti arti laga ini. Legenda klub berlogo burung liver, Steven Gerrard, pernah menceritakan pengalaman kecilnya. Pria yang lahir di kota pelabuhan itu sudah diajarkan membenci MU sejak kecil oleh sang ayah.
“Saat saya kecil, saya mengidolakan Bryan Robson (pemain MU). Saat bermain di taman menggunakan baju Robson, saya diteriaki masuk oleh ayah saya. Dia memarahi saya. Apa yang akan dipikirkan tetangga? Jujur saya pikir akan diusir oleh ayah saat itu juga,” cerita Gerrard dalam buku autobiografi My Story.
Karena itu Gerrard selalu habis-habisan ketika bersua MU. Salah satu momen terbaik dalam karirnya adalah saat dia membawa klubnya menang 4-1 di kandang lawan, Old Trafford pada 2009. Saat itu setelah mencetak gol dia berlari ke arah kamera dan mencium lensa tersebut.
Sekarang dalam skuad Liverpool hanya ada Trent Alexander-Arnold yang merupakan kelahiran asli kota Liverpool. Meski begitu, dia juga tidak terbawa tensi panas sejarah keduanya. Bek kanan itu memiliki dua teman baik, Marcus Rashford dan Jesse Lingard, yang merupakan rekan tim nasional.
“Tetapi saya akan profesional. Karena laga ini penting untuk kami meraih tiga poin dan menang dari Manchester,” ucap Arnold.
Situasi itu cukup berbeda dengan timnas Inggris generasi emas pada 2000-an. Mantan bek MU Rio Ferdinand menceritakan pengalamannya di timnas bersama Gerrard. Menurut dia, rivalitas dari klub terbawa hingga timnas.
Puncaknya, mereka sering saling berdebat ataupun saling diam karena merasa gelar Liga Inggris milik klub masing-masing.
Baca juga : Saat Harry Kane Menjadi Pahlawan Kesiangan
Dari kubu MU, kini nyaris tidak ada yang memiliki kebencian terhadap Liverpool layaknya seorang Wayne Rooney. Meskipun kelahiran kota Liverpool. Rooney dan keluarganya merupakan pendukung Everton, rival sekota "Si Merah" sejak kecil.
"Saya dilahirkan sebagai pendukung Everton. Begitu juga keluarga saya. Karena itu saya dilahirkan untuk membenci Liverpool," kata pemain yang sudah 13 kali membobol gawang Liverpool sepanjang karirnya
Pertandingan malam nanti akan digelar di Manchester pada Februari, waktunya musim dingin di kota tersebut. Cuaca dingin itu nampaknya berhasil meredakan tensi antara kedua klub.
Baca juga : "Garuda Muda" Jaga Optimisme
Namun, apakah kedinginan itu masih berlangsung di lapangan? Nampaknya tidak jika dilihat dari pentingnya laga dan kebencian yang membara dari pendukung masing-masing. (SKY SPORTS/BBC/REUTERS)