Pemilik balapan MotoGP, Dorna Sports Group, Sabtu (23/2/2019), resmi mengumumkan salah satu seri ajang tersebut pada 2021 digelar di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
JAKARTA, KOMPAS —Rencana untuk menggelar seri balap motor dunia MotoGP di Mandalika diungkap ke publik setelah Dorna Sports, yang juga pemegang hak komersial World Superbike, mencapai kesepakatan dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Kesepakatan itu ditandatangani oleh CEO Dorna Carmelo Ezpeleta dan Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer di markas Dorna di Madrid, Spanyol, 28 Januari 2019.
Dengan kesepakatan tersebut, selain menjadi tuan rumah seri balap motor MotoGP 2021, Indonesia juga menjadi penyelenggara World Superbike (WSBK).
”Ini akan menjadi proyek yang unik. Sebuah sirkuit perkotaan, kelas dunia, di sebuah negara dengan penggemar MotoGP yang sangat besar,” ujar Ezpeleta dalam komentar di situs resmi MotoGP, Sabtu.
Panjang sirkuit jalan raya di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika itu sekitar 4,3 kilometer. Mandalika pun mengikuti jejak Singapura dan Monako yang sebelumnya membangun sirkuit jalan raya. Perbedaannya, Sirkuit Monako dan Singapura diperuntukkan bagi balap mobil Formula 1.
Indonesia pernah menjadi tuan rumah seri balap motor dunia pada 1996 dan 1997. Balapan berlangsung di Sirkuit Internasional Sentul, Jawa Barat.
Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC AA Ngurah Wirawan mengatakan, pembangunan fisik sirkuit dimulai September atau Oktober 2019. ”Seharusnya selesai pada akhir 2020,” ujarnya.
”Lelang manajemen proyek dan konstruksi dilakukan bulan Maret. Sementara lelang internasional untuk paket konstruksi pada Juli 2019,” tutur
Ngurah.
Sementara itu, fasilitas sirkuit MotoGP akan dibangun oleh perusahaan kontraktor dari Perancis, Vinci Construction Grands Projets.
Kesepakatan ini tidak hadir begitu saja. Menurut arsip Kompas, Maret 2017, ITDC telah menjajaki kerja sama dengan Vinci. Ketika itu, sirkuit jalan raya Mandalika ditargetkan selesai pada 2019.
Destinasi olahraga
Dibangunnya Sirkuit Mandalika sejalan dengan usul Kementerian Pariwisata supaya KEK Mandalika di antaranya fokus menjadi destinasi wisata olahraga. ”Ketika MotoGP digelar, ditargetkan ada 100.000 wisatawan mancanegara datang ke Lombok,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya (Kompas.id, 22 Februari 2019).
Tidak hanya dibangun sirkuit, kata Arief Yahya, di Mandalika juga akan dibangun lapangan golf sebagai fasilitas pendukung untuk bisnis pertemuan, insentif, konvensi/konferensi, dan pameran (MICE).
Selama ini pariwisata Mandalika, dan tentu saja Lombok, seolah tenggelam oleh Bali meski hanya dipisahkan Selat Lombok. Pemerintah pun mencoba mengembangkan Mandalika sejak 1984 meski kalah berkembang dari Bali.
Harapan mulai ada sejak ITDC menyeriusi penyusunan desain KEK Mandalika pada tahun 2008 di lahan seluas 1.175 hektar. Setelah desain selesai, infrastruktur Mandalika pun terus dibangun.
Bulan Januari lalu, demi mengakselerasi pembangunan Mandalika, ITDC mendapatkan kucuran kredit dari Asian Infrastructure Investment Bank
(AIIB) sebesar 248,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,6 triliun (kurs Rp 14.500). Kucuran kredit dari bank pembiayaan khusus infrastruktur milik Asia itu disebut yang pertama di dunia untuk sektor pariwisata.
Mandalika menjadi satu dari 10 destinasi prioritas selain Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), BromoTengger-Semeru (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Pulau Morotai (Maluku Utara).
Kejelasan pembangunan Sirkuit Mandalika merupakan kabar baik karena devisa pariwisata ditargetkan tumbuh menjadi 40 miliar dollar AS pada 2024. Kontribusi industri pariwisata terhadap total produk domestik bruto (PDB) pada tahun itu diharapkan 7 persen dan serapan tenaga kerja 15 juta orang.
Sesuai standar
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jeffrey JP mengingatkan, penandatanganan kesepakatan dengan Dorna baru tahap awal. ”Yang terpenting adalah pembangunan sirkuit harus sesuai dengan standar FIM, Federasi Motorsport Dunia. Apalagi, menurut rencana adalah sirkuit jalan raya,” ujar Jeffrey.
Meski sirkuit di Mandalika adalah sirkuit jalan raya pertama untuk MotoGP dan World Superbike, kata Jeffrey, FIM tidak perlu khawatir. Alasannya, infrastruktur jalan raya di Mandalika dibangun dari nol. ”Yang penting, dari awal sudah berkomunikasi dengan FIM sehingga nanti akan ada petunjuk dari FIM apa persyaratannya agar (kualitas jalan) sesuai standar,” katanya.
Pada 2019, ajang balapan MotoGP, yang dimulai bulan depan dan meliputi 19 putaran, digelar di Eropa, Asia, Australia, serta Amerika. Adapun World Superbike tahun 2019 terdiri atas 13 putaran yang digelar di Asia, Eropa, Amerika, dan Australia.
(OKI/ARN/RYO)