Vaksin Bisa Cegah Demam Berdarah Dengue hingga 80 Persen
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksin demam berdarah dengue (DBD) dapat mencegah seseorang terjangkit penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti betina ini. Meski begitu, cara kerja vaksin ini masih menyisakan risiko pada korban gigitan nyamuk.
Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki S Hadinegoro mengatakan, vaksin dapat mencegah penyakit DBD berat hingga 80 persen. Karena alasan itu, penggunaan vaksin ini belum menjadi program nasional pencegahan DBD. Orang yang belum pernah terinfeksi justru berpeluang terkena DPD lebih berat meskipun angkanya kurang dari 0,2 persen.
Sri menegaskan, selain memberikan vaksin DBD, dalam upaya mencegah DBD juga harus disertai dengan memberantas dan mengontrol sarang nyamuk. ”Keterlibatan masyarakat harus disertakan dalam membersihkan lingkungan,” ujar Sri.
Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Rizka Andalucia mengatakan, vaksin DBD yang ada saat ini adalah Dengvaxia dari Sanofi Aventis. ”Indikasi penggunaannya hanya untuk anak-anak karena studi klinik yang ada hanya untuk usia 9 sampai dengan 16 tahun dan tidak dapat digunakan untuk orang dewasa,” kata Rizka di Jakarta, Minggu (24/2/2019).
Untuk sementara ini, vaksin DBD dapat digunakan ke orang dewasa. Namun, karena belum mendapatkan izin dari BPOM, dokter tidak dapat memberikan vaksin DBD kepada orang dewasa. Berdasarkan data BPOM, vaksin DBD dengan merek Dengvaxia teregistrasi pada 31 Agustus 2016.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, secara teori, dari penelitian di negara lain, efektivitas vaksin DBD mencapai 80 persen untuk mencegah penyakit DBD dan 90 persen untuk meminimalkan rawat inap.
Menurut Anung, sampai saat ini Pemerintah Indonesia belum memasukkan vaksinasi DBD sebagai program nasional karena menunggu uji efikasi, kualitas, dan keamanannya.
Sementara itu, Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI) Mulya Rahma Karyanti mengatakan, vaksin DBD tersedia di beberapa tempat praktek swasta dokter anak.
Sarang nyamuk
Karyanti menganjurkan agar masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Adapun PSN adalah 3M plus yakni menguras, menimbun, dan menutup tempat penampungan air seminggu sekali.
Selain itu, perlu menyemprot dengan menggunakan repelen antinyamuk dan buang barang bekas yang berpotensi jadi tempat perkembangbiakan. ”PSN prinsipnya membersihkan tempat genangan air bersih untuk nyamuk Aedes aegypti betina berkembang biak,” kata Karyanti.
Ia menuturkan, PSN dapat mengurangi kepadatan nyamuk dan mampu memberantas tempat nyamuk berkembang biak.