JAKARTA, KOMPAS - Lembaga antirasuah Indonesia dan Hong Kong melakukan pertemuan di Jakarta, Senin (25/2/2019). Pertemuan itu antara lain dilakukan untuk mempertajam pengetahuan mengenai metode baru kejahatan terkait korupsi, khususnya di sektor swasta.
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komisi Anti-Korupsi asal Hong Kong (Independent Commision Against Corruption/ICAC) bertemu di Gedung Merah Putih KPK. Mereka membahas banyak hal dalam pertemuan tersebut.
"Kami membahas tentang investigasi dan metode baru kejahatan, terutama di sektor swasta. ICAC punya banyak pengalaman menangani korupsi di sektor swasta, seperti menangani kriminal canggih yang melibatkan sektor bank, pencucian uang, dan institusi keuangan," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.
KPK dan ICAC sudah lama menjalin kerja sama dalam pencegahan korupsi. KPK menjadikan ICAC sebagai salah satu rujukan dalam pengembangan praksis korupsi.
Komisioner ICAC Simon YL Peh mengatakan, mereka juga bermaksud menguatkan kolaborasi bilateral dalam upaya pencegahan dan penanganan korupsi. Salah satu hal yang akan lebih digiatkan adalah kerja sama penegak hukum dalam menindak tindak pencucian uang di luar negeri.
"Ini perlu fokus dari setiap penegak hukum, baik lokal maupun internasional. Sering kali kita harus melacak uang di luar negeri, dan untuk itu kami butuh kerja sama internasional," ujarnya.
Kunjungan ICAC ke Indonesia bukan kali pertama. Tiga tahun lalu, Simon menyambangi Kejaksaan Agung di Jakarta untuk berbagi ilmu tentang cara ICAC, yang berdiri pada 1974, memberantas korupsi (Kompas, 18/3/2016). Pertemuan tersebut bertujuan membuka paradigma bahwa pemberantasan korupsi harus dimulai dari aparat penegak hukum yang bersih.
Pendidikan
Kerja sama kedua penegak hukum tersebut juga akan ditindaklanjuti dengan mengadakan simposium dan pelatihan. Laode mengatakan, KPK akan kembali mengirimkan setidaknya 5 pegawai KPK ke Hong Kong untuk mendapatkan pelatihan mengenai financial forensic accounting (ilmu akuntansi untuk kepentingan hukum).
Kerja sama dalam hal pendidikan tersebut juga diharapkan Simon bisa menghasilkan manfaat bersama. "Beberapa tahun belakangan dan di masa datang kami akan menerima pejabat KPK untuk belajar dan bertukar pengalaman, sehingga kita punya manfaat bersama," pungkas Simon. (ERIKA KURNIA)