Duel Manchester United kontra Liverpool, Minggu malam WIB bak pertempuran berdarah. Pemain yang bertumbangan jauh lebih banyak ketimbang peluang atau gol yang tercipta. Manchester United menunjukkan militansinya di laga ini.
MANCHESTER, MINGGU – Manchester United memperlihatkan semangat menyala serta mental pejuang saat menahan Liverpool 0-0 di Stadion Old Trafford, Minggu (24/2/2019) malam waktu Indonesia. Meskipun banyak pemain pentingnya “berguguran”, “Setan Merah” bergeming dan meraih satu poin berharga dari sang pemuncak klasemen.
Tidaklah berlebihan jika BBC menyebut duel panas sarat tradisi di Liga Inggris itu sebagai “pertempuran di Old Trafford”. Bak pertempuran secara harfiah, laga itu menelan banyak korban. Tiga pemain MU, yaitu masing-masing Ander Herrera, Juan Mata, dan Jesse Lingard, harus ditarik keluar di babak pertama akibat cedera.
Striker MU, Marcus Rashford, bahkan lebih tersiksa. Ia harus berlari sambil menahan nyeri di pergelangan kakinya, nyaris sepanjang 90 menit laga itu. Ia terpaksa melakukan itu karena MU telah menghabiskan seluruh jatah, yaitu tiga pemain pengganti, di babak pertama laga itu. MU menjadi tim pertama sejak Burnley pada 2015 (laga kontra Newcastle) yang terpaksa menghabiskan tiga jatah pemain pengganti di babak pertama.
“Bergugurannya” sejumlah pemain MU itu membuat manajer interim Ole Gunnar Solskjaer tidak lagi bisa mempertahankan pola taktik andalannya, yaitu berlian alias 4-4-2. Ia kekurangan gelandang penyerang sejak Lingard ditarik keluar akibat cedera hamstring, dua menit menjelang jeda turun minum di laga itu. Lingard digantikan penyerang sayap, Alexis Sanchez. Solskjaer pun beralih ke formasi 4-3-3 sejak itu.
Perubahan taktik membuat Rashford digeser lebih ke tengah sebagai ujung tombak serangan. Adapun striker Romelu Lukaku bergeser ke sayap kanan dan kadang ikut mundur melapis pertahanan dan berjibaku dengan Sadio Mane, penyerang sayap kiri Liverpool. Meskipun demikian, peralihan taktik dan ditarik keluarnya sejumlah pemain penting tidak membuat MU limbung.
Di luar dugaan, mereka justru tampil mengancam lewat sejumlah serangan balik dan bola-bola mati. MU bahkan membuat jala gawang Liverpool bergetar di menit ke-74 akibat gol bunuh diri bek Joel Matip. Namun, gol itu dianulir wasit Michael Oliver karena ada pemain MU yang offside.
“MU terpaksa mengubah taktik dan bermain dengan serangan balik (sejak masuknya Sanchez). Saya kira, secara umum, perubahan taktik ini berjalan baik, khususnya meredam trfio Liverpool : (Mohamed) Salah, (Roberto) Firmino, dan (Sadio) Mane,” ungkap Nemanja Vidic, mantan bek MU, seperti dikutip Manchester Evening News.
Sebaliknya, Liverpool justru jarang mengancam. Agresivitas dan taktik gegenpressing kurang maksimal bekerja akibat militansi duo gelandang jangkar MU, Scott McTominay dan Andreas Pereira. Padahal, keduanya sebetulnya hanyalah merupakan pemain “pilihan kedua”. McTominay tampil sejak menit pertama di laga itu untuk mengisi absennya Nemanja Matic yang cedera, adapun Pereira menggantikan Hererra di babak pertama.
Berkat hasil laga itu, Setan Merah menjaga keangkeran Old Trafford di hadapan tim tamu, Liverpool. Mereka juga menjaga rekor positif, yaitu tidak terkalahkan di Liga Inggris bersama Solskjaer. MU tidak pernah kalah atas The Reds di Old Trafford dalam kurun nyaris lima tahun terakhir.
Klasemen
Namun, hasil imbang itu tidak cukup menjaga mereka di peringkat empat besar alias zona Liga Champions. MU digusur Arsenal yang pada saat sama menang 2-0 atas tamunya, Southampton, pada laga di Stadion Emirates. Arsenal menang berkat gol Alexandre Alacazette dan Henrikh Mkhitaryan. MU kini mengemas 52 poin, adapun “The Gunners” 53 poin.
Hasil imbang itu juga kian memperketat persaingan di puncak klasemen Liga Inggris. The Reds kini hanya unggul satu poin dari rival terdekatnya, Manchester City. Padahal, akhir tahun lalu, jarak kedua tim sempat terpaut sembilan poin. City pun kini kembali difavoritkan sebagai juara Liga Inggris musim ini.
"Adalah hal bagus bagi kami MU bisa meraih poin di laga itu. Namun, ini masih Februari. Mustahil bicara soal gelar,” ujar Guardiola kepada BBC.
Di lain pihak, Liverpool enggan panik meskipun lagi-lagi kehilangan poin dan dikejar rival beratnya, City. The Reds telah kehilangan total enam poin di empat kaga terakhirnya di Liga Inggris. Sebelumnya, mereka juga ditahan imbang Leicester City dan West Ham United.
“Selama kami tetap tabah hingga akhir musim, hal lainnya menjadi tidak penting. Kami tidak boleh dipengaruhi oleh hasil satu laga,” ungkap Manajer Liverpool Juergen Klopp.