Menteri Pariwisata Arief Yahya merasa kembali muda saat menikmati film Dilan 1991. Dalam rangkaian Gala Premier Dilan 1991, Bandung, Minggu (24/2/2019), Arief meresapi antusiasme generasi muda dalam menyambut film berlatar belakang suasana tahun 1990-an di Bandung.
Menurut Arief, latar waktu di tahun 1990 ini memberikan nuansa nostalgia mengingatkannya pada masa muda. Ia juga tertarik dengan animo masyarakat Bandung terutama generasi muda saat menyambut para pemain film Dilan 1991.
“Saya tahu Dilan itu latar waktunya 1990, latar waktunya sangat bisa dirasakan, karena saya hidup di masa-masa itu. Tetapi saya heran, penggemarnya banyak yang milenial. Termasuk saya,” ujar Arief bercanda di sela peletakan batu pertama Dilan’s Corner di Taman Saparua, Bandung. Sudut ini rencananya selesai dibangun akhir tahun ini dan menjadi salah satu tujuan wisata bagi penggemar Dilan.
Kedatangan Arief ke Kota Kembang adalah untuk mempromosikan Milenial Tourism. Ia berpendapat, sebagian besar penggemar Dilan adalah milenial, sehingga menjadi momentum mengajak mereka mengunjungi Kota Bandung.
“Film itu pengaruhnya sangat besar ke pariwisata. Pengunjung Bali dan Ubud meledak saat diangkat dalam film Eat, Pray, and Love. Sebagai kota pariwisata saya yakin Bandung akan banyak dikunjungi oleh para wisatawan setelah Dilan’s Corner ini selesai dibangun,” tuturnya.