Academy Awards 2019 menegaskan visinya yang kian inklusif. Tahun ini, setidaknya ada lima pemenang Oscar yang memiliki warna kulit, ras, gender, dan agama yang berbeda.
Hingga tiga-empat tahun yang lalu, keberagaman masih menjadi isu yang selalu jadi sorotan di ajang Academy Award, ajang supremasi tertinggi industri film AS yang juga menjadi kiblat film dunia. Tahun 2015, misalnya, mencuat gerakan #OscarSoWhite yang mengkritik dominasi pria kulit putih di ajang ini. Sejak gerakan itu muncul, nomine dan pemenang Oscar menjadi lebih bervariasi.
Pada 2018, Jordan Peele, seorang Afrika-Amerika, meraih Oscar kategori skenario asli terbaik untuk film Get Out. Ini pertama kalinya kategori direbut penulis yang bukan kulit putih. Selain itu, ada perempuan baik kulit hitam dan putih yang masuk nominasi untuk kategori penulisan skenario adaptasi dan sutradara terbaik yang nyaris selalu diisi pria kulit putih. Tahun itu, Oscar mulai memperlihatkan arah yang lebih jelas, yakni pro pada keberagaman.
Tahun ini, keberagaman tersebut kian nyata dengan munculnya lima pemenang Oscar 2019 yang bukan kulit putih dan tidak selalu laki-laki. Aktor terbaik tahun ini, misalnya, jatuh ke tangan Rami Malek (37), anak imigran asal Mesir di AS dan beragama Kristen Koptik. Ia bermain gemilang sebagai Freddie Mercury dalam film Bohemian Rhapsody.
Dengan Oscar di tangan, Malek mencatatkan diri sebagai orang Arab-Amerika pertama yang menjadi aktor terbaik di ajang Academy Award. "Saya adalah anak imigran dari Mesir dan sebagian kisah saya dituliskan saat ini," ujarnya dengan bangga di depan para hadirin yang memenuhi Dolby Theatre, Los Angeles, California, tempat ajang Academy Award digelar, Minggu (24/2/2019) waktu AS.
Malek merasa memiliki kesamaan dengan Mercury, vokalis band legendaris Queen yang meninggal pada 1991 karena AIDS. Mereka sama-sama anak imigran yang mesti bergelut dengan persoalan identitas. Namun, pada akhirnya mereka bisa bersuara sebagai seorang seniman.
Saya adalah anak imigran dari Mesir dan sebagian kisah saya dituliskan saat ini.
Oscar untuk kategori aktor dan aktris pendukung terbaik tahun ini bahkan jatuh pada dua orang kulit hitam, yakni Mahershala Ali (Green Book) dan Regina King (If Beale Street Could Talk). Buat Ali, Oscar tahun ini adalah Oscar keduanya. Sebelumnya, pada 2017, ia meraih Oscar lewat film Moonlight sekaligus mencatatkan dirinya sebagai aktor Muslim kulit hitam pertama yang meraih Oscar untuk aktor pendukung terbaik. Sementara itu, buat King ini adalah Oscar pertamanya.
Di luar mereka, ada dua perempuan kulit hitam yang merebut Oscar lewat film Black Panther, yakni Ruth Carter dan Hannah Beachler. Carter merebut Oscar untuk perancang kostum terbaik, sedangkan Hannah untuk desain produksi terbaik. Keduanya mencatatkan diri sebagai perempuan Afrika-Amerika yang merebut Oscar untuk kategori non-akting dalam 35 tahun terakhir sejak Irene Cara memenangi Oscar tahun 1984 untuk kategori the best original song,
"Piala ini sudah lama sekali ditunggu-tunggu.... Akhirnya pintu terbuka lebar. Saya telah berjuang dan menggali dalam-dalam, memberi mentoring, melakukan apa saya yang saya bisa untuk meningkatkan yang lain. Saya harap saya bisa jadi contoh bahwa ada harapan, dan orang lain bisa memenangi Oscar seperti saya," ujar Carter kepada Elle. Ia pernah dinominasikan dua kali di ajang Oscar, tapi selalu gagal menjadi pemenang.
Lewat kemenangan Malek, Ali, King, Carter, dan Beachler, Oscar tahun ini kian memperlihatkan kemajuan dalam hal pengakuan terhadap pencapaian orang-orang dengan kulit berwarna dan perempuan. Bagaimana pun seperti dikatakan aktor Spanyol, Javier Bardem, tak ada sesuatu yang bisa mencegah munculnya insan film yang cerdas dan kreatif.
Kejutan
Di luar munculnya para pemenang dengan kulit berwarna, Academy Award tahun ini juga diwarnai beberapa kejutan. Kejutan terbesar terjadi pada kategori aktris terbaik. Glenn Close yang diprediksi akan merebut Oscar pada kategori itu, ternyata kalah bersaing dari Olivia Colman yang bermain apik sebagai sebagai Queen Anne dalam film komedi The Favourite.
Colman yang tidak menyangka akan dinobatkan sebagai aktris terbaik malam itu, terkaget-kaget. Di atas panggung ia berkata, "Ini lucu, saya memenangi Oscar."
Oscar yang diraih Colman adalah satu-satunya penghargaan yang berhasil direbut The Favourite yang dinominasikan untuk 10 kategori.
Kejutan lainnya dicatat Green Book yang berhasil merebut Oscar untuk film terbaik, mengalahkan Roma yang digadang-gadang mencatat sejarah sebagai film berbahasa asing pertama yang merebut Oscar. Selain jadi film terbaik, Green Book juga meraih Oscar untuk kategori skenario asli terbaik dan aktor pendukung terbaik.
Meski begitu, Roma yang bercerita tentang hubungan seorang pekerja rumah tangga dengan keluarga yang mempekerjakannya, berhasil merebut tiga Oscar untuk kategori sutradara terbaik (Alfonso Cuaron), sinematografi terbaik, dan film berbahasa asing terbaik. (AFP/REUTERS/E08)