Peran Perguruan Tinggi Berpotensi Tingkatkan Keunggulan Lautan
Laut merupakan masa depan Indonesia yang perlu dijaga agar bisa berkesinambungan memberikan kesejahteraan bagi rakyat dari generasi ke generasi. Perguruan tinggi mempunyai peran penting dalam mewujudkan kesinambungan tersebut melalui konservasi laut dengan menghasilkan sumber daya yang kompeten di bidangnya.
Oleh
Samuel Oktora
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Laut merupakan masa depan Indonesia yang perlu dijaga agar bisa berkesinambungan memberikan kesejahteraan bagi rakyat dari generasi ke generasi. Perguruan tinggi mempunyai peran penting dalam mewujudkannya lewat konservasi laut dengan menghasilkan sumber daya yang kompeten di bidangnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan hal itu pada festival bertema ”Membumikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa” di Grha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjadjaran (Unpad), Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/2/2019).
Sebelum acara, digelar pula peresmian peluncuran awal Program Studi Magister Konservasi Laut Unpad yang dilakukan Susi bersama Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Pada acara itu, Susi tampil sebagai moderator dan memberikan pemaparan di awal acara. Hadir sejumlah pembicara dari aktivis kelautan, yakni Hamish Daud dari Indonesian Ocean Pride dan Pandu Laut, Swietenia Puspa Lestari dari Divers Clean Action (DCA), serta Istiqomah sebagai perajin sampah plastik dari Demak, Jawa Tengah.
Selain itu, ada juga I Gusti Agung Bagus Mantra dari Yayasan Karang Lestari (Bali), Samson sebagai nakhoda Kapal Pengawas Perikanan (KP) Hiu Macan 01, dan Mayor Laut (P) Yan Sembiring sebagai Kepala Bagian Sekretariat Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Cilangkap Markas Besar TNI AL Jakarta Timur.
”Laut merupakan masa depan bangsa kita sebagai sumber pangan dan sumber energi. Kekayaan laut kita harus senantiasa dijaga ekosistemnya. Hal ini harus dilakukan semua pihak, termasuk kalangan perguruan tinggi. Banyak masalah di laut yang harus ditanggulangi. Selain penangkapan ikan secara ilegal, juga pencemaran sampah dan kerusakan lingkungan,” tutur Susi.
Pengaruh kuat
Susi mengingatkan pula, dalam hal penanggulangan sampah, khususnya sampah plastik, perguruan tinggi supaya mempunyai posisi kuat memengaruhi kebijakan pemerintah daerah untuk peduli dan berkomitmen pada urusan ini.
”Bali yang jumlah penduduk dan kabupaten/ kotanya lebih kecil dari Jabar sudah mempunyai peraturan gubernur pelarangan penggunaan kantong plastik. Perguruan tinggi harus bisa mendorong pemda di wilayahnya peduli dalam penanggulangan sampah plastik,” ujarnya.
Perguruan tinggi diharapkan juga proaktif mengampanyekan potensi sumber daya ikan Indonesia. Ikan, sebagai sumber daya yang dapat diperbarui, dapat memberikan produktivitas tinggi dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Susi mencontohkan, ketika sektor kelautan dan perikanan mulai ditata lebih ketat, misalnya terkait ukuran kapal, zonasi area tangkap, pengaturan wilayah konservasi, dan penegakan hukum dengan penenggelaman kapal ikan asing, sumber daya ikan bertambah.
Terhitung sejak Oktober 2014, sebanyak 488 kapal pelaku illegal fishing telah ditenggelamkan. Terbanyak berasal dari Vietnam yang mencapai 276 kapal, kemudian Filipina (90 kapal), Thailand (50 kapal), Malaysia (41 kapal), Indonesia (26 kapal), Papua Niugini (2 kapal), China (1 kapal), Belize (satu kapal), dan tanpa negara (1 kapal).
”Sejak illegal fishing diperangi, biomassa atau kesuburan laut Indonesia naik tiga kali lipat. Jumlah ikan sangat banyak, ukurannya besar-besar, dan mudah didapat karena dekat pantai. Masyarakat juga perlu didorong gemar makan ikan karena memberikan kecerdasan,” ucap Susi.
Tri Hanggono Achmad menuturkan, Unpad ingin berperan dalam meningkatkan keunggulan maritim Indonesia. Program Studi (Prodi) Magister Konservasi Laut ini juga merupakan respons Unpad dalam berkontribusi menghasilkan sumber daya yang kompeten di bidang konservasi laut.
”Lewat prodi ini, kami juga berupaya mendorong generasi milenial semakin mencintai laut, juga mendorong pemahaman bangsa kita melihat laut sebagai masa depan bangsa, juga sebagai wajah negara kita melalui pendekatan akademik,” kata Tri.
Hal ini mengingat Indonesia sebagai negara dengan dua pertiga wilayahnya adalah lautan, Indonesia juga sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang konservasi laut. Apalagi pemerintah menargetkan membangun 20 juta hektar kawasan konservasi laut.
Sementara itu, Ridwan Kamil berpendapat, sektor pariwisata kelautan akan menjadi primadona ke depan. Pemprov Jabar kini memperjuangkan wilayah Pangandaran menjadi kawasan ekonomi khusus bidang pariwisata dan riset kelautan.