Perhimpunan Bisnis Jepang Mempererat Hubungan dengan Media Asing
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persaingan yang ketat dalam hal bisnis dengan China dan Korea Selatan membuat Jepang melakukan berbagai cara untuk menjaga daya saingnya. Salah satunya adalah dengan menggandeng media dan institusi pendidikan negara lain guna menginformasikan situasi dan kebijakan terkini dari Jepang.
Di sisi lain, Jepang juga ingin memahami apa yang dibutuhkan oleh negara-negara yang menjadi target pasarnya. Untuk itu, perhimpunan bisnis Jepang melalui Keizai Koho Center mengunjungi beberapa media dan institusi pendidikan di sejumlah negara, termasuk Indonesia, serta berencana mengundang jurnalis dan mahasiswa untuk mengunjungi Jepang pada masa depan.
Di Jepang, para jurnalis dan mahasiswa akan bertemu dengan jajaran pimpinan dari perusahaan dan Pemerintah Jepang. Peserta yang diundang juga akan diminta untuk menyampaikan pendapatnya mengenai Jepang.
Hal tersebut merupakan sejumlah poin utama dari hasil diskusi yang disampaikan oleh perwakilan dari Keizai Koho Center saat berkunjung ke kantor harian Kompas di Jakarta pada Selasa (26/2/2019). Atsushi Yamakoshi selaku Managing Director Keizai Koho Center dan rekannya diterima oleh Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy. Di Jakarta, selain harian Kompas, Keizai Koho Center juga berencana mengunjungi Antara dan The Jakarta Post.
Keizai Koho Center didirikan pada 1978 oleh salah satu perhimpunan nasional bisnis terkemuka di Jepang, Keidanren. Institusi yang mengurus soal isu sosial dan ekonomi itu didirikan demi mengatasi sikap kritis dari masyarakat Jepang, juga internasional, terhadap perusahaan-perusahaan Jepang, yang merupakan tren yang cukup kuat saat itu.
”Bisnis besar Jepang tidak populer di kalangan masyarakat. Sekitar 40 tahun lalu ada banyak yang mengkritisi pelaku bisnis Jepang,” kata Yamakoshi. Bahkan, para guru, ujarnya, memiliki sikap yang kritis terhadap para pengusaha sehingga muridnya memiliki pandangan yang cenderung antibisnis.
”Salah satu tugas Keizai Koho Center adalah untuk mengedukasi dan menjelaskan bahwa bisnis Jepang tidak buruk,” ucap Yamakoshi.
Selain berinteraksi dengan institusi pendidikan dan media, Keizai Koho Center juga menggelar acara diskusi dengan para ahli dan pembuat kebijakan dari sejumlah negara.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy menyampaikan, stabilitas ekonomi merupakan salah satu perhatian utama Indonesia. Untuk itu, salah satu fokus kebijakan Indonesia adalah meningkatkan perolehan investasi serta memastikan penyiapan tenaga kerja yang berkualitas dan kompetitif pada masa depan.
”Jepang juga dapat meningkatkan kuota beasiswanya kepada pelajar Indonesia. Mungkin di bidang teknologi dan agrikultur,” kata Ninuk.
Selama beberapa tahun terakhir, Jepang merupakan negara nomor dua dengan jumlah investasi terbesar di Indonesia setelah Singapura. Pada 2018, Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, jumlah investasi Jepang di Indonesia sebesar 4,9 miliar dollar AS atau 16,7 persen dari total penanaman modal asing.