Perundingan AS-Taliban Berlanjut, Libatkan Pemimpin Senior Taliban
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·5 menit baca
DOHA, SENIN — Utusan khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, bertemu dengan pemimpin senior dan salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, guna melanjutkan perundingan di Doha, Qatar, Senin (25/2/2019). Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian perundingan sebelumnya antara delegasi AS dan wakil Taliban di tengah makin intensifnya upaya AS menemukan solusi atas 17 tahun perang di Afghanistan.
Perundingan kali ini diperkirakan akan berlangsung selama sedikitnya empat hari. ”Baru saja selesai makan siang bersama Mullah Baradar dan timnya. Pertama kali ini kami bertemu. Kini berlanjut ke perundingan,” tulis Khalilzad melalui akun Twitter-nya.
Pertemuan Khalilzad dan Baradar merupakan pertemuan level tertinggi antara AS dan Taliban sejak upaya meretas jalan perdamaian dimulai, beberapa bulan lalu. Kedatangan Baradar, yang dinilai dekat dengan pemimpin Taliban, Haibatullah Akhundzada, mencuatkan spekulasi bakal tercapai terobosan baru.
Perundingan maraton antara delegasi AS dan Taliban berlangsung bulan lalu, menghasilkan kerangka draf yang mencakup tekad Taliban untuk mencegah Afghanistan sebagai pangkalan kelompok-kelompok teror. Meski demikian, belum ada kesepakatan terkait penarikan mundur pasukan AS atau gencatan senjata. Satu hal yang positif sejauh ini adalah isu-isu yang selama ini menjadi ganjalan disingkirkan dalam perundingan-perundingan.
Masih belum jelas apa peran Baradar dalam perundingan kali ini. Akan tetapi, kehadiran pemimpin berpengaruh itu diyakini secara luas membawa dukungan dari sejumlah faksi Taliban. ”Fakta bahwa wakil pemimpin Taliban, Mullah Baradar, menghadiri perundingan menunjukkan kedua pihak serius kali ini,” kata analis di Kabul, Ahmad Sayeedi, kepada AFP.
Beberapa wakil Taliban telah tiba di Doha, ibu kota Qatar, dari Pakistan, Minggu malam. Mereka memiliki harapan pada putaran lanjutan perundingan. ”Ya, ada kemungkinan kami akan mencapai beberapa hasil,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, kepada The Associated Press.
Pemimpin delegasi Taliban di Doha adalah Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri Taliban yang dibebaskan dari penjara Pakistan, tahun lalu. Dia mendekam di penjara setelah ditangkap dalam operasi gabungan Pakistan-CIA pada 2010. Dia sudah lama dianggap sebagai orang nomor dua setelah pemimpin Taliban, Mullah Omar, yang meninggal pada tahun 2013.
Fakta bahwa wakil pemimpin Taliban, Mullah Baradar, menghadiri perundingan menunjukkan kedua pihak serius kali ini.
Pujian dari Kabul
Utusan khusus Afghanistan untuk perdamaian, Mohammad Omar Daudzai, juga memuji partisipasi Baradar. Menurut dia, pemimpin Taliban itu dikenal sebagai sosok yang independen dan berani membuat keputusan sulit. ”Saya berharap, dia menggunakan kemerdekaannya untuk memutuskan perdamaian sesegera mungkin,” kata Daudzai dalam konferensi pers di Kabul.
Putaran negosiasi sebelumnya telah difokuskan pada penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Ini merupakan tuntutan Taliban. Selain itu, negosiasi juga diarahkan untuk memastikan bahwa Afghanistan tidak akan dijadikan lagi sebagai wilayah tempat asal serangan teror terhadap AS.
Khalilzad diperkirakan akan menekan Taliban agar membuka diri untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan pemerintah di Kabul. Sejauh ini, usulan perundingan dengan Kabul selalu ditolak oleh Taliban.
Taliban, yang telah menampung Al Qaeda dan pemimpinnya, Osama bin Laden, berkuasa di Afghanistan sebelum pasukan AS menyerbu pada Oktober 2001 pascaserangan teroris 911. Taliban telah bangkit kembali, melancarkan serangan mematikan hampir setiap hari terhadap pasukan dan polisi Afghanistan, serta memegang kendali hampir setengah negara itu.
Taliban menganggap pemerintah di Kabul yang didukung AS sebagai boneka Barat yang tidak berfungsi. Mereka telah berulang kali menolak tawaran untuk bernegosiasi dengan pemerintahan di Kabul.
Namun, mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai baru-baru ini mengatakan kepada AP bahwa Taliban akan berbicara dengan pejabat Pemerintah Afghanistan dengan syarat mereka adalah bagian dari kelompok tokoh-tokoh Afghanistan yang lebih besar yang bertemu dengan Taliban. Hal ini mirip dengan pertemuan yang diadakan awal bulan ini di Moskwa, Rusia.
Karzai menghadiri pertemuan di Rusia seperti halnya tokoh-tokoh oposisi Afghanistan. Namun, tidak ada seorang pun dari Pemerintah Afghanistan yang hadir di sana.
Pertemuan penting
Kehadiran Baradar di Doha dan peran utamanya dalam pembicaraan dengan Khalilzad dianggap signifikan karena statusnya dalam gerakan Taliban. Taliban mempertahankan kantor politik di Doha.
Setelah pembebasannya, Baradar mengedarkan rekaman audio berbahasa Pashtu yang menjanjikan kepada anggota milisi Taliban bahwa ia akan lebih sering hadir dalam gerakan itu.
Khalilzad menggambarkan lawan bicara Taliban dalam pertemuan hari Senin sebagai seseorang yang ”lebih otoritatif”, referensi yang jelas untuk Baradar. Dalam Twitter, Khalilzad juga mengatakan bahwa pertemuan ini bisa menjadi momen penting dalam perundingan.
Dia juga berterima kasih kepada Qatar karena menjadi tuan rumah pembicaraan dan juga kepada Pakistan yang memfasilitasi perjalanan delegasi Taliban.
Sejak penunjukannya sebagai utusan khusus perdamaian Washington, Khalilzad telah merambah wilayah itu, bertemu dengan perwakilan Taliban pada beberapa kesempatan, serta beberapa pihak yang berkuasa, termasuk Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Dia juga berkeliling ke Pakistan, India, Rusia, dan China serta mengadakan pertemuan dengan para pejabat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa. Pekan lalu, dia berada di Turki untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat pemerintah serta Zamir Kabulov, utusan Rusia ke Afghanistan.
Ghani juga telah menyerukan Loya Jirga, sebuah pertemuan tradisional para pemimpin politik dan suku, bulan depan, untuk menyusun posisi negosiasi pemerintah dalam pembicaraan dengan Taliban. Meski demikian, ia belum mengumpulkan tim negosiasi yang akan mendapat dukungan luas.
Sebelumnya, Khalilzad mengatakan, dirinya membayangkan perjanjian yang dicapai oleh pihak-pihak yang bertikai sebagai ”peta jalan” menuju masa depan negara itu. Pembicaraan Washington dengan Taliban lebih difokuskan AS untuk menjaga kepentingan dan keamanan nasional AS. Khalilzad mengatakan, negosiator Afghanistan harus memperjuangkan visi mereka tentang Afghanistan masa depan di meja perundingan dengan Taliban. (AP/AFP/REUTERS)