Program Bank Sampah di Jakarta Barat Belum Optimal
Oleh
M Fajar Marta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penanganan sampah di Jakarta Barat masih terkendala belum optimalnya program bank sampah hingga kini. Padahal, Jakarta ditargetkan bebas sampah pada 2020.
Hal itu menjadi bahasan dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional oleh Pemerintah Kota Jakarta Barat, Selasa (26/2/2019). Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat Edy Mulyanto mengatakan, ada sekitar 1.300 ton sampah di Jakarta Barat setiap hari yang langsung mengarah ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Hal itu terjadi karena sampah yang dikelola oleh Bank Sampah Induk milik Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat hanya 10-12 ton sampah dalam sehari.
”Dari jumlah itu, belum seluruhnya bisa kami olah. Kami masih mengupayakan agar jumlah sampah bisa dikurangi sebelum menuju ke TPST,” kata Edy.
Dari keseluruhan sampah, Edy mengatakan, sekitar 60 persen dari jumlah tersebut merupakan sampah yang berasal dari rumah tangga. Menurut dia, masyarakat belum memiliki cukup kesadaran untuk memilah sampah.
Hal yang semestinya disadari masyarakat, menurut Edy, yakni sampah dapat bernilai besar apabila dipilah dan diolah dengan baik.
Ia mencontohkan, nilai dari hasil pengolahan sampah di bank sampah induk berkisar Rp 12 juta hingga Rp 15 juta. Omzet senilai jutaan juga dapat diraih masyarakat apabila sampah mereka terpilah secara baik.
Keuntungan dari hasil pengolahan sampah di bank sampah induk berkisar Rp 12 juta hingga Rp 15 juta.
Pemilahan sampah oleh masyarakat dicoba melalui program Cermat dalam Memilah Sampah, atau yang disingkat dengan Kampung Cerdas. Rumah Susun Bambu Larangan di Cengkareng, Jakarta Barat, menjadi wilayah percontohan untuk program ini.
Dalam program ini, masyarakat diberi fasilitas berupa tong komposter untuk mengolah limbah organik. Selain itu, masyarakat yang terlibat program ini juga diminta memilah sampah plastik hasil dari rumah tangga. Kumpulan sampah itu nantinya akan diambil oleh petugas bank sampah induk.
”Setelah diterapkan kepada warga rusun, kami menargetkan program ini berjalan dengan bantuan dana dari korporasi. Selanjutnya, ada delapan wilayah yang ditargetkan menjadi Kampung Cerdas bekerja sama dengan Bank Indonesia,” kata Edy.
Dalam kegiatan itu, turut hadir Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Trisno Nugroho. Ia mengharapkan kerja sama itu bisa mendorong pengolahan sampah yang bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi mengatakan, produksi tas plastik yang berasal dari pelaku ritel saat ini juga sedang ditekan. Ia telah menyurati sejumlah produsen tas plastik yang ada di kawasan Jakarta Barat mengenai hal tersebut.
Menurut Rustam, penggunaan tas plastik dari pelaku ritel ini turut menambah jumlah sampah yang ada di Jakarta Barat. Hal ini dinilai sebagai salah satu sumber penghasilan sampah di kota.
”Sejalan dengan keinginan pemerintah provinsi yang ingin mengurangi sampah dari sumbernya. Mudah-mudahan kita bisa bicarakan soal pengurangan tas plastik tersebut," kata Rustam. (ADITYA DIVERANTA)