JAKARTA, KOMPAS – Simon McMenemy, pelatih tim nasional sepak bola Indonesia, memanggil banyak pemain kawakan alias di atas usia 30 tahun untuk memperkuat timnya. Ia berharap kehadiran para pemain veteran itu bisa menciptakan keseimbangan dan kematangan di tubuh tim “Garuda” yang tengah dibangunnya.
Simon, yang ditunjuk menjadi pelatih tim Garuda pada akhir tahun lalu, mengambil kebijakan berbeda dibandingkan pendahulunya, Luis Milla, dalam hal pembentukan kerangka tim. Jika mayoritas pemain timnas U-22 di era Milla didominasi pemain muda, yaitu tepatnya di bawah usia 22 tahun, Simon justru mengakomodir banyak pemain kawakan dari 27 nama yang telah dipanggilnya.
Para pemain kawakan itu antara lain adalah Samsul Arif (34 tahun) dari klub Barito Putera, Muhammad Rahmat (30) dari PSM Makassar, dan Greg Nwokolo (33) dari Madura United. Kebanyakan dari pemain senior ini telah lama tidak lagi memperkuat timnas. Samsul misalnya, empat tahun lamanya tidak lagi berseragam “Merah Putih”.
Padahal, Samsul merupakan striker lokal tersubur di dua musim terakhir Liga 1. Total 30 gol ia lesakkan bersama Persela Lamongan dan Barito di dua musim itu. Kematangan dan pengalaman itulah yang membuat Simon melirik barisan pemain seperti Samsul dan Rahmat. Meskipun demikian, Simon tetap membuka ruang bagi pemain muda seperti Ricky Fajrin (23) dan Zulfiandi (23) membela timnya.
“Pemanggilan-pemanggilan sebelumnya lebih banyak didominasi para pemain muda. Pemain berumur lebih seperti Rahmat kurang mendapatkan kesempatan. Padahal, mereka juga punya kecepatan dan semangat seperti para pemain muda. Untuk itu, saya memanggil mereka untuk menghadirkan keseimbangan antara teknik dan kecepatan di tim,” ujar Simon dalam jumpa pers di Kantor PSSI di Jakarta, Senin (25/2/2019).
Secara terpisah, Samsul Arif mengaku bahagia dipanggil Simon membela tim Garuda. Ia tidak sabar unjuk gigi untuk menebus kepercayaan pelatih asal Skotlandia itu. Laga kontra Myanmar pada 25 Maret mendatang bakal menjadi debut resmi timnas asuhan Simon itu. “Ia (Simon) sudah lama di Indonesia. Saya kira, dia paham betul kondisi sepak bola dan pemain kita. Ia punya potensi bagus melatih timnas,” tuturnya seperti dikutip dari situs Barito.
Samsul dan 26 pemain lainnya akan dibawanya ke Australia dan Bali untuk menjalani pemusatan latihan pada 6 hingga 21 Maret mendatang. Ia berkata, Australia dipilih sebagai salah satu lokasi latihan karena memiliki program kerjasama dengan PSSI dan fasilitas sepak bola yang baik. “Selain itu, ada penerbangan langsung dari sana ke Bali. Kami perlu menghindari hiruk pikuk di Jakarta untuk sementara waktu,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Simon juga memperkenalkan dua asistennya, yaitu Yeyen Tumena (mantan kapten timnas Indonesia) dan Joko Susilo (Direktur Akademi Arema FC), yang akan membantu tugasnya di timnas Indonesia. Adapun tugas pelatih kiper diberikan ke Alan Haviludin yang berpengalaman menangani klub Persipura Jayapura. Ketiganya dipilih karena dianggap Simon memiliki pengalaman panjang dan mengenal sepak bola Indonesia.
Yeyen misalnya, telah lama bekerja dengan Simon saat keduanya berkarir di klub Bhayangkara FC. Saat itu Simon menjabat pelatih kepala, adapun Yeyen sebagai Direktur Teknik di klub juara Liga 1 tahun 2017 itu. “Ini kehormatan bagi saya dipanggil membantu coach Simon. Saya sudah lama bekerja dengan Simon. Itu mungkin salah satu alasannya saya ada di sini,” ujar Yeyen.