ARGUMENTASI Mahasiswa Abadi
Sikapi dengan Bijak
Muhamad Irsad Satriya , Mahasiswa Prodi Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang
Istilah mahasiswa abadi masih cukup populer di kampus-kampus hingga saat ini. Sebutan itu kerap ditujukan bagi mahasiswa yang masih betah di kampus atau belum menyelesaikan studinya. Umumnya mahasiswa lulus semester tujuh (sarjana muda), tapi lain bagi mahasiswa abadi yang hingga detik-detik terakhir (mendekati Drop Out) baru menyelesaikan skripsi/tesisnya.
Sayangnya masih ada beberapa “oknum” yang menanggapi secara berlebihan mahasiswa abadi ini. Memang mengulur-ulur kelulusan terkesan tidak baik. Akan tetapi sebagai mahasiswa yang baik kita perlu menilik lebih jauh alasan mengapa ia tidak segera menyelesaikan studinya. Barangkali ia tidak segera lulus karena sedang dalam masa bakti kepada negeri ini misal mengejar di daerah terpencil atau sedang dalam masa bekerja menghidupi keluarga. Bisa saja bukan?.
Kiranya kita perlu belajar untuk tidak cepat-cepat memberikan stigma negatif bagi siapa saja yang disebut mahasiswa abadi. Lulus cepat itu anjuran tapi lulus tepat adalah pilihan. Kita tidak berhak menyalahkan pilihan seseorang karena berbeda pandangan dengan kita. Bijak dalam berfikir akan sangat membatu bagi kita menjadi manusia yang lebih dewasa.
Di balik Sebutan Mahasiswa Abadi
Rosari Putri Hernawati, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
“Mahasiswa Abadi” mendengarnya saja sudah terasa tidak pantas dan juga berprasangka bahwa itu adalah hal yang memalukan. Seseorang akan dicap sebagai mahasiswa abadi ketika ia tidak lulus tepat pada waktunya. Memang mahasiswa abadi itu kurang baik dalam berbagai sudut pandang. Sebagai contoh dari sudut finansial, jika mahasiwa tidak lulus tepat waktu maka makin bayak pengeluaran untuk membayar biaya kampus. Beberapa orang beranggapan bahwa mahasiswa yang tidak lulus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan adalah mahasiswa yang tidak baik, mahasiswa yang bisanya hanya menyianyiakan waktu, mahasiswa yang malas, atau bahkan mahasiwa yang tidak pandai.
Kebanyakan orang hanya menilai dan menyipulkan apa yang mereka lihat saja, atau hasilnya saja. Mahasiswa abadi adalah mahasiswa yang kurang berkualitas. Orang-orang tidak tau apa yang terjadi dibalik sebutan “Mahasiswa Abadi” tersebut. Bahwa sesungguhnya tidak semua mahasiswa abadi itu tidak berkualitas.
Banyak hal yang terjadi yang membuat mahasiswa tidak lulus tepat waktu, yang pasti adalah hal yang positif. Mahasiswa tidak lulus tepat waktu karena mereka lebih memprioritaskan kegiatan yang berhubungan dengan skill atau bakat yang mereka miliki. Seperti di bidang organisasi, di bidang olahraga dan seni, maupun pekerjaan. Ada beberapa mahasiswa yang mengambil cuti kuliah untuk melatih bakat yang mereka miliki, mengikuti lomba atau mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan bakat mereka yang membutuhkan waktu cukup lama. Atau di lain hal, mahasiswa memiliki pekerjaan sambilan, dan pekerjaan tersebut lebih mereka prioritaskan sehingga mereka harus mengambil cuti. Dengan mengambil cuti tersebut berdampak dengan waktu kelulusan mereka menjadi lebih lambat.
Para Pencari Pengalaman
Ni Kd Yoika Reiye Nadayuki, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Persoalan mahasiswa abadi bagi saya sendiri seperti dua sisi uang koin. Satu sisi, banyak yang memang menjadi mahasiswa abadi karena ada prioritas lain yang ingin mereka cari selain kuliah, yaitu mencari pengalaman real dari segi praktis. Namun di sisi lain, ada yang memang ingin mencari sesuatu yang selama ini ditahan, entah passion, atau pemuasan diri dengan traveling. Mahasiswa abadi justru tidak takut dengan karier mereka ke depan.
Meskipun tidak semua, tapi banyak mahasiswa abadi yang telah memiliki beragam skills saat mereka lulus. Bukan berarti mahasiswa yang tepat waktu tidak memiliki skills sebanyak mahasiswa abadi.
Setiap orang punya cara tersendiri untuk mengasah dan mengembangkan skills yang mereka miliki. Sistem kuliah 4-5 tahun sebenarnya telah memberi peluang untuk mahasiswa belajar sekaligus mempraktikkan ilmu yang mereka dapat. Banyak sistem pendidikan sekarang yang justru mengharuskan peserta didik untuk aktif di luar jam belajar, entah dengan berorganisasi, mengikuti kepanitiaan, ekstrakurikuler atau unit kegiatan tertentu. Soal lulus lama atau lulus cepat, semua kembali ke pilihan masing-masing individu. Tapi jangan jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) juga, karena hanya modal pintar di zaman sekarang itu tidak cukup.
Lulus Cepat Atau Lambat Bukanlah Jaminan
Diko Ahmad Riza Primadi, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Malang
Setiap orang punya cara masing-masing untuk mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Dan mereka berhak menentukan jalan mana yang hendak ditempuh dan dilalui. Pada hakikatnya, istilah “Mahasiswa Abadi di Kampus” bukanlah suatu kalimat yang memiliki konotasi negatif jika dikaitkan dengan pernyataan d iatas. Namun realita di kalangan mahasiswa menjadi buruk karena mereka yang terlambat lulus kuliah dianggap dan dicap sebagai orang yang malas, tidak memiliki tujuan yang jelas, lebih mementingkan organisasi dan lain sebagainya. Segala julukan negatif melekat pada mereka.
Lama atau tidaknya mahasiswa duduk di bangku perkuliahan bukan menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang di masa yang akan datang. Salah satu contohnya adalah Steve Jobs penemu Apple komputer. Dia drop out kuliah. Tetapi pernah memberi sambutan pada wisudawan di Standford University. Itulah sambutan pertama dan terakhir pada sebuah wisuda. Sambutan singkat, sekitar 20 menit. Tetapi disebut sebagai pidato wisuda paling terkenal sepanjang masa. Sekitar 26 juta orang menyimak pidatonya.
Lulus cepat atau lambat adalah sebuah pilihan yang orang lain tidak bisa memaksakannya, karena setiap orang memiliki prioritas yang berbeda-beda dalam hidupnya. Sebuah kesuksesan tidak bisa sekedar hanya diukur dengan nilai yang tinggi serta seberapa cepat seseorang menyelesaikan studinya.
Namun, kesuksesan adalah milik meraka yang berani memilih jalan berbeda dari yang lainnya. Kesuksesan dan keberhasilan bukanlah milik perorangan atau golongan tertentu, ia adalah milik orang yang mau berjuang, bekerja keras dan berdoa. Terlepas dari apa saja yang diperjuangkan, kuliah, kerja, organisasi, dll.
Fokus dan Telaten Menimba Ilmu
Erica Swandi, Mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Bintaro
Di era sekarang, zaman telah berkembang. Mahasiswa bisa lulus dalam waktu 3 tahun saja, dengan mengambil jalur cepat, yaitu dengan semester pendek mahasiswa tetap belajar dan tidak mengambil waktu liburan. Banyak sekali mahasiswa – mahasiswa yang tidak lulus – lulus, dikarenakan faktor ekonomi, keluarga dan masalah pribadi.
Mahasiswa yang tidak lulus, biasanya banyak kegiatan di luar kampus, yang terlalu aktif di bidang organisasi tersebut, sehingga membuat dirinya bingung memilih aktivitas yang menjadi prioritasnya. Banyak teman saya yang tidak ingin melanjutkan kuliahnya lagi karena sudah asyik dengan dunia kerja.
Menurut saya, mahasiswa abadi akan terhambat karirnya, mengapa? Dikarenakan mahasiswa yang tepat waktu akan lebih dulu lulus, dan akan menatap karir terdepan dibandingkan mahasiswa yang tidak kunjung lulus. Mahasiswa abadi atau mahasiswa yang tidak kunjung lulus, akan lebih banyak bersaing dengan masyarakat umum yang mencari lapangan pekerjaan. Bagaimanapun juga, jika kita berkomitmen untuk kuliah, kita tidak boleh main main, bermalas malasan, atau seenak jidat untuk tidak masuk kuliah. Kita harus fokus dan telaten dalam menimba ilmu. Jika kita tidak telaten, sebaiknya kita tidak usah melanjutkan kuliah, akan menguras banyak waktu, tenaga dan uang.