JAKARTA, KOMPAS Indonesia dipandang sebagai negara yang atraktif bagi industri otomotif. Daya tarik itu membuka peluang bagi industri otomotif untuk berkembang.
"Pasar otomotif tahun lalu mencapai 1,15 juta unit dan akan terus berkembang," kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi dalam konferensi pers Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Yohannes menambahkan, peluang bagi industri otomotif di Indonesia terbuka seiring pendapatan per kapita yang membaik dan stabilitas pemerintahan yang menopang pertumbuhan ekonomi.
Peluang bagi industri otomotif di Indonesia terbuka.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada akhir 2018 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp 14.837,4 triliun. Adapun PDB per kapita sebesar Rp 56 juta atau 3.927 dollar AS.
Pada 2018, perekonomian RI tumbuh 5,17 persen, yang 2,74 persen di antaranya berupa konsumsi rumah tangga.
Tahun ini, Gaikindo meyakini industri otomotif tetap berpotensi tumbuh. Sebab, cukup banyak merek baru yang akan memulai debut di Indonesia, baik melalui investasi pabrikan maupun mendorong penjualan.
Saat ini ada pabrikan otomotif dari Eropa, seperti Rusia, yang mulai melirik Indonesia. "Ada juga dari Korea yang sudah berkomitmen untuk berinvestasi cukup besar. Mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi," kata Yohannes.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain pada 2018 sebesar Rp 1,836 triliun. PMDN itu terdiri dari 184 proyek. Adapun penanaman modal asing (PMA) sebesar 971,32 juta dollar AS yang terdiri dari 823 proyek.
Menurut Yohannes teknologi otomotif terus berkembang, bergerak cepat, dan variatif. Hal ini pun tergambar dari hasil pertemuan OICA (Organisation Internationale des Constructeurs d\'Automobiles) beberapa waktu lalu.
Mobil sudah ada dari tahun 1900-an tapi mesinnya tidak terlalu banyak berubah. Namun dalam waktu belakangan ini terjadi perkembangan luar biasa di industri otomotif.
Hasil riset salah satu lembaga konsultan di Perancis menyebutkan, kendaraan bermotor harus bisa mengurangi waktu tempuh. "Target kedua, angka kecelakaan nol. Ketiga, tidak usah pakai sopir lagi. Demikian pula soal kepemilikan mobil," kata Yohannes.
Perubahan peta industri otomotif dunia seperti ini pun akan terjadi di Indonesia. "Nanti akan kita lihat bahwa orang mungkin tidak perlu punya mobil tapi bisa memanfaatkan mobil semaksimal mungkin," katanya.
Ketua Gaikindo Rizwan Alamsjah mengatakan, tahun ini GIIAS The Series akan digelar di empat kota, yang dimulai di Surabaya (Jawa Timur) pada 29 Maret-7 April. Selanjutnya, berturut-turut di Tangerang (Banten) pada 18-28 Juli, Makassar (Sulawesi Selatan) pada 4-8 September, dan Medan (Sumatera Utara) pada 23-27 Oktober. (CAS)