TASIKMALAYA, KOMPAS — Aksesibilitas wilayah selatan Pulau Jawa yang dinilai selalu tertinggal akan terus membaik. Pemerintah pusat mengembangkan Bandar Udara Wiriadinata Tasikmalaya serta mempersiapkan infrastruktur lainnya untuk memperbaiki konektivitas transportasi.
Presiden Joko Widodo, Rabu (27/2/2019) sore, menandatangani prasasti sebagai tanda peresmian Terminal Bandara Wiriadinata Tasikmalaya. Tak ada acara seremonial yang bertele-tele sebab Presiden baru menghadiri Pembukaan Musyawarah Besar Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul
Ulama di Kota Banjar serta Penyaluran KUR di Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya. Matahari beranjak tenggelam, sedangkan Presiden harus segera kembali ke Jakarta menggunakan pesawat TNI AU CN-235.
Setelah menandatangani prasasti, Presiden menegaskan, setelah terminal yang baru difungsikan, diharapkan ada tambahan penerbangan. ”(Bulan) Maret, saya minta Garuda Indonesia menambah satu penerbangan lagi karena kelihatannya pasar menghendaki itu. Mungkin tadi sesuai usulan Pak Gub (Gubernur), bisa saja satu lewat Bandung, jadi Jakarta-Bandung-Tasik dan Tasik-Bandung-Jakarta. Yang satunya langsung (ke Jakarta),” tutur Presiden kepada wartawan.
Bandara Wiriadinata sejak Juni 2017 dibuka untuk penerbangan sipil. Kemudian, pengembangan bandara dilakukan dengan memperpanjang landas pacu dari 1.200 meter menjadi 1.600 meter. Terminal baru juga dibangun. Sejauh ini baru ada dua penerbangan dari dan menuju Tasikmalaya, yakni rute Tasikmalaya-Solo dan Tasikmalaya-Jakarta. Rute ini dilayani Maskapai Wings Air.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang mendampingi Presiden mengatakan, landas pacu sepanjang 1.600 meter memungkinkan pesawat jenis ATR beroperasi efektif. Adanya alternatif transportasi udara ini mempersingkat perjalanan dari Jakarta ke Tasikmalaya yang biasanya hingga tujuh jam menjadi hanya satu jam.
Saat ini, lanjut Budi, pembangunan jalur selatan-selatan dilakukan dengan pengembangan jalan tol, kereta api, hingga reaktivasi jalur kereta api Cianjur. Adapun konektivitas transportasi udara dijalin dengan pengembangan bandara di Sukabumi, Wirasaba (Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga), Kulon Progo, dan Kediri.
”Wilayah selatan Jawa bisa menjadi potensi baru wisata maupun ekonomi,” kata Budi.
Wilayah selatan Jawa bisa menjadi potensi baru wisata maupun ekonomi.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga hadir dalam peresmian ini bersama Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman menyampaikan kegembiraannya karena Bandara Tasikmalaya berkembang. Terlebih, Presiden Jokowi juga menegaskan komitmen membangun Bandara Sukabumi mulai tahun ini dan memaksimalkan Bandara Pangandaran. Bandara-bandara ini akan melengkapi Bandara Husein Sastranegara Bandung dan Kertajati di Majalengka.
”Kami meyakini, di mana ada konektivitas, ekonomi akan berkembang. Apalagi warga Tasik terkenal di Bandung dan Jakarta sebagai pengusaha-pengusaha pribumi yang tangguh dan mobilitasnya akan lebih produktif apabila ada jalur udara,” tutur Kamil.
Namun, diakui Kamil, masih ada kendala di jalan-jalan jalur darat yang akan diperbaiki pemerintah daerah. Selain itu, masih diperlukan perpanjangan landas pacu yang kini juga dalam pembahasan.
”Saya kira ini visi pemerintahan sekarang yang memaksimalkan konektivitas perhubungan, khususnya perhubungan udara,” ujar Kamil.
Di sekitar Tasikmalaya, daerah wisata, seperti Situ Gede serta berbagai UMKM, misalnya batik, dan bordir, serta lainnya bisa dikembangkan. Adapun pembangunan Jalan Tol Cileunyi, Garut, Tasikmalaya (Cigatas) saat ini sedang tahap persiapan lelang. Menurut Ridwan, setelah diketahui investor pemenang lelang, peletakan batu pertama bisa dilakukan tahun ini.
Presiden Jokowi meyakinkan, sejauh ini tak ada masalah dalam pengerjaan Tol Cigatas. Setelah penentuan lokasi, pembebasan lahan akan segera dilakukan.