Siapa yang kangen sama Dilan? Ya udah sih, enggak usah ngakuin malu-malu kalau kangen pada pasangan remaja 1990-an, Dilan dan Milea. Tenang aja, film Dilan 1991 akan menyapa kalian di bioskop mulai Kamis (28/2/2019). Siap-siap ya, banyak adegan yang pasti akan mengaduk-aduk perasaanmu.
Tahun lalu, sosok Dilan yang memesona berhasil menempatkan film Dilan 1990 di urutan pertama dengan jumlah penonton terbanyak, 6,3 juta orang. Antusias penggemar film Indonesia bisa dilihat dari unggahan trailer film di Youtube yang sudah ditonton 14 juta kali. Luar biasa memang sosok Dilan, panglima tempur geng motor era 1990-an di Bandung ini. Di media sosial tak kalah ramai, tanda pagar #Dilan1991 mendadak ngehits.
Sambutan hangat penggemar bukan hanya di medsos. Minggu (24/2/2019), Kota Bandung menjadi ”Kota Dilan”. Khusus pada hari itu, semua bioskop di Bandung menayangkan film Dilan 1991 produksi Max Pictures dan Falcon Pictures. Mereka ingin memberikan persembahan untuk penggemar yang berada di Bandung sebelum ditayangkan serentak di seluruh Indonesia mulai hari ini.
Rasanya kurang afdal kalau gala premiere film tidak dihadiri para pemainnya.
Nah, Iqbaal Ramadhan sebagai pemeran Dilan dan Vanesha Prescilla (Milea) serta pemeran lainnya hadir di Ciwalk XXI Bandung. Selain hadir di bioskop, mereka juga berkeliling Bandung menggunakan bus pariwisata khas Bandung, Bandros (Bandung Tour On Bus). Dimulai dari Gedung Pakuan, rombongan Dilan bergerak menuju Taman Saparua yang menjadi salah satu lokasi pengambilan gambar.
Kemacetan setiap akhir pekan memang menjadi hal yang biasa, tetapi hari Minggu yang cerah itu lalu lintas Bandung yang sesak menjadi berbeda. Beberapa kendaraan sengaja berhenti, pengemudi dan penumpang menoleh ke rombongan Bandros, jadi bikin macet. Tentu saja, Dilan dan Milea jadi sorotan utama.
Penggemar yang sebagian besar kaum milenial berteriak histeris, melambaikan tangannya ke arah Bandros berwarna hijau yang ditumpangi para pemeran film itu. Tidak sedikit yang mengabadikan gambar saat Iqbaal membalas lambaian tangan mereka. Semuanya ingin mendekat, tetapi pergerakan terbatasi oleh pengawalan. Teriakan ”Iqbaal” dan ”Dilan” menggema di sudut-sudut ”Kota Kembang”.
Rombongan Dilan tiba di Taman Saparua pukul 08.15. Di salah satu sudut taman, Pemerintah Kota Bandung akan membangun Sudut Film Dilan untuk menarik minat penggemar mengunjungi area terbuka hijau. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana, pembangunan ruang publik akan selesai akhir tahun ini.
”Tempat ini juga akan menjadi taman literasi di Kota Bandung karena film Dilan ini berasal dari novel Pidi Baiq yang juga laris. Semoga kesuksesan ini jadi menginspirasi masyarakat Bandung untuk lebih kreatif dalam membaca dan menulis,” tuturnya.
Rasa penasaran
Siapa pun yang sudah membaca tiga novel Dilan karya Pidi Baiq pasti akan penasaran dengan kelanjutan kisah cinta yang tertuang dalam novel Dilan: Dia adalah Dilanku 1991 karya Pidi Baiq. Dilan yang selalu punya sederet rayuan romantis untuk pacarnya. Dilan dengan jaket denim yang khas serta Milea yang selalu tersenyum manis dengan pipi bersemu merah. Meskipun sebenarnya penggemar sudah tahu bagaimana akhir kisah cinta mereka.
Coba simak nih salah satu adegan di film itu.
”Dingin ya,” kata Milea.
”Nanti kalau jaket ini aku pinjemin, aku sakit. Kalau aku sakit, siapa nanti yang jagain kamu,” kata Dilan yang disambut senyuman Milea.
Tuh, bikin penasaran, kan?
Siang itu, penggemar yang penasaran memadati lima studio di Ciwalk untuk acara gala premiere film Dilan 1991. Mereka menikmati romansa era 1990 ala Dilan dan Milea yang selalu berboncengan mesra dengan motor Honda CB 100.
”Dingin ya,” kata Milea.”Nanti kalau jaket ini aku pinjemin, aku sakit. Kalau aku sakit, siapa nanti yang jagain kamu,” kata Dilan yang disambut senyuman Milea.
Sutradara Fajar Bustomi dan Pidi Baiq membawa penonton ke suasana tahun 1990-an. Latar Kota Bandung yang teduh dan hujan di beberapa adegan menambah syahdu film percintaan remaja tempo dulu itu. Tidak banyak riuh penonton saat menonton film berdurasi 2 jam ini. Namun, gelak tawa dan suitan terdengar beberapa kali, terutama saat Dilan melepas jurus rayuan mautnya.
Salah seorang penonton, Dewi (17), yang datang bersama Elfina (16) merasa puas dan senang setelah menonton film ini. ”Film Dilan 1991 lebih banyak konflik daripada yang sebelumnya. Jadi lebih naik-turun gitu. Di film sebelumnya saya nonton dua kali di bioskop,” ujar Dewi.
Begitu pula dengan Elfina yang terpesona pada penampilan Iqbaal dan Vanesha. Kedua remaja ini langsung menyerbu kerumunan untuk mendapatkan posisi terdekat dengan para idola mereka.
Produser film Dilan 1991, Ody Mulya Hidayat, menyatakan, seluruh bioskop di Kota Bandung sengaja memutar film itu dari pukul 12.00 hingga jadwal terakhir di bioskop dengan prediksi penonton sebanyak 80.000 orang.
Tidak hanya diputar di semua bioskop, tiket yang ditawarkan juga di bawah harga normal. Hari itu, tiket nonton dijual seharga Rp 10.000 per lembar. Ody menyatakan, harga tersebut merupakan hasil kerja sama dengan bioskop-bioskop yang ada di Kota Bandung.
”Tiket seharga Rp 10.000 tidak akan memberikan keuntungan apa-apa bagi kami. Ini adalah bentuk penghargaan kami terhadap Bandung, tempat film ini berasal. Semua layar memutar film Dilan 1991. Kami tidak menargetkan jumlah spesifik karena memang disediakan spesial untuk ’Hari Dilan’,” ujarnya.
So, biar enggak boring alias bobok miring kalau nonton sendirian, jangan lupa ajak pacarmu ya....