JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu menerima Tanda Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia, Rabu (27/2/2019) di Jakarta. Ryamizard dipandang layak dan pantas karena latar belakang dan pemahamannya tentang perjuangan bangsa serta pengembangan konsep bela negara.
Ryamizard menerima kehormatan itu dalam Sarasehan Keveteranan 2019. Adapun kehormatan itu diserahkan Ketua Dewan Perwakilan Legiun Veteran Republik Indonesia Letnan Jenderal (Purn) Rais Abin.
”Sejak era Reformasi, Ryamizard jadi menteri pertahanan yang paling berkesan. Ia paham perjuangan TNI sebagai bagian dari rakyat. Salah satu yang penting ialah konsep bela negara yang sangat mendukung dan membantu kembali penguatan paham Pancasila,” ucap Rais.
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir wakil presiden ke-6 Try Sutrisno, Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakri, veteran dari pusat dan daerah, serta perwakilan kementerian dan lembaga.
Ryamizard menyebutkan, anugerah tersebut jadi momentum untuk kembali ke jati diri TNI sebagai tentara rakyat, pejuang nasional, dan profesional. ”Slogan ’Merdeka atau Mati’ pada masa perjuangan kemerdekaan harus ditransformasikan jadi ’NKRI dan Pancasila Harga Mati’,” ujarnya.
Ryamizard menambahkan, program pelayanan dan kesejahteraan bagi veteran terus dioptimalkan. Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan telah merealisasikan kenaikan tunjangan veteran sebesar 25 persen sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia.
Selain itu, tengah dibahas juga perluasan pengertian veteran secara komprehensif dan menyeluruh. Perluasan itu mencakup peran warga negara yang terlibat dalam peristiwa ataupun pertempuran mempertahankan dan memperjuangkan kedaulatan negara. Veteran bukan saja militer, melainkan setiap warga negara.
”Cakupan pengertian veteran bukan saja warga negara yang berjuang, akan tetapi setiap warga negara yang terlibat dalam peristiwa ataupun pertempuran dalam menegakkan kedaulatan. Perlu diatur dalam perubahan undang-undang,” ucapnya.
Mereka (veteran) jadi sosok dan tokoh yang dapat menjadi panutan bagi generasi muda.
Pada sarasehan itu, dibahas pula pejuang Seroja di Timor Leste (dahulu Timor-Timur) agar dapat terwadahi dan jadi anggota veteran seperti pejuang veteran lain serta memperoleh hak untuk kesejahteraan.
Sementara itu, veteran turut serta dalam diskusi dan sosialisasi program bela negara. Mereka berperan sebagai narasumber dan memotivasi serta memberikan pandangan terkait nilai-nilai perjuangan ataupun pengabdian kepada bangsa.
Try Sutrisno menyebutkan, program bela negara jadi salah satu penguatan nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Selain itu, juga sebagai upaya mengamalkan dan menanamkan lagi Pancasila kepada generasi muda.
”Mereka (veteran) jadi sosok dan tokoh yang dapat menjadi panutan bagi generasi muda,” ujar Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Bondan Tiara Sofyan. (FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY)