TEMANGGUNG, KOMPAS - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menilai elit di pemerintahan saat ini telah gagal mengelola negara. Dia mengklaim, jika kondisi tersebut masih berlangsung, sama saja ibarat seseorang yang sedang kecopetan.
“Jika kemudian elit itu masih dibiarkan berkuasa di pemerintahan dan terus menerus gagal mengelola negara, maka kita pun turut bersalah karena membiarkan kondisi tersebut terjadi.” ujarnya, saat memberikan orasi politik di hadapan ribuan pendukungnya di Gedung Pemuda, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (27/2/2019).
Menurut dia, kondisi saat ini dicontohkan seperti kejadian ketika seseorang dicopet di bus. Kehilangan harta benda bukan menjadi kesalahan pencopet, tetapi kesalahan orang tersebut karena tidak berhati-hati dan abai terhadap kondisi sekelilingnya.
“Jangan sampai kita melakukan kesalahan seperti saat kecopetan sehingga kehilangan harta benda,” ujarnya.
Kegagalan pemerintahan saat ini, menurut dia, antara lain adalah kegagalan menjaga kekayaan Indonesia. Kekayaan negara, seperti diakui sejumlah elit sendiri, dibiarkan mengalir ke luar.
“Sejumlah menteri dari kabinet saat ini bahkan sudah mengakui sendiri bahwa uang-uang yang dimiliki warga negara Indonesia, lebih banyak disimpan di luar dan bukan di dalam negeri,” ujarnya.
Prabowo mengatakan, berdasarkan data berbagai sumber, jumlah uang yang ada di luar negeri terdata mencapai Rp 11.400 triliun. Adapun, jumlah uang yang tersimpan di bank di seluruh Indonesia, hanya terdata sebanyak Rp 5.465 triliun. Jumlah uang yang berada di luar negeri tersebut bahkan diperkirakan jauh lebih banyak lagi, karena dia meyakini masih banyak simpanan uang WNI yang belum terdata di mancanegara.
Kegagalan pemerintahan saat ini, menurut dia, antara lain adalah kegagalan menjaga kekayaan Indonesia. Kekayaan negara, seperti diakui sejumlah elit sendiri, dibiarkan mengalir ke luar
“Seiring waktu, nominal simpanan uang di luar negeri tersebut dipastikan akan bertambah karena berdasarkan hitungan yang saya buat, rata-rata Rp 1.000 triliun uang warga Indonesia keluar dan disimpan di luar negeri,” ujarnya.
Kegagalan pemerintah dan kebocoran kekayaan dalam negeri ini, menurut dia, terjadi karena elit pemerintahan saat ini menjalankan sistem ekonomi yang menyimpang.
“Sistem ekonomi yang dijalankan saat ini bahkan menyimpang jauh dari Undang-undang yang diwariskan para pendiri negara kita ini,” ujarnya.
Prabowo mengatakan, kritik terhadap kebijakan ekonomi dari pemerintahan saat ini sudah dituangkannya secara lengkap dalam buku karyanya, Paradoks Indonesia. Oleh karena bersumber dari data-data lembaga dan instansi resmi, dia meyakini apa yang ditulisnya benar. Keyakinan kebenaran isi buku, juga dikuatkan tidak adanya respons negatif terhadap isi buku.
“Saya sudah menulis buku sejak dua tahun lalu dan hingga saat ini belum ada satu pun yang mengkritik atau membantah isi buku saya,” ujarnya, sembari mengacungkan buku tersebut di hadapan massa pendukungnya.
Sistem ekonomi yang dijalankan saat ini bahkan menyimpang jauh dari Undang-undang yang diwariskan para pendiri negara kita ini
Dengan kondisi tersebut, dia pun mengajak segenap masyarakat untuk berubah ke arah kehidupan yang lebih baik. Prabowo mengatakan, dirinya sering dihujat dan difitnah. Salah satu fitnah yang diterimanya adalah dirinya dianggap melindungi Islam garis keras. Namun, dalam kesempatan itu, dia langsung membantah karena dirinya berangkat dari dunia militer, yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Tidak mungkin saya mendukung Islam garis keras karena justru saya yang berinisiatif membentuk pasukan antiteror di Indonesia,” ujarnya.