Wapres Kalla Dorong Pembaruan Kurikulum Perguruan Tinggi
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kalangan perguruan tinggi harus tanggap terhadap perubahan yang terjadi secara cepat di era Revolusi Industri 4.0. Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong dunia perguruan tinggi untuk memperbarui kurikulum agar terus sesuai dengan perkembangan zaman.
Dorongan itu disampaikan Wapres Kalla saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar bertema ”Rethinking of Business Model in The Innovation Era: A Consequence of Industry 4.0” di Perbanas Institute, Jakarta, Rabu (27/2/2019). Wapres mengatakan, Revolusi Industri 4.0 sudah berjalan secara bertahap, tetapi semakin lama perubahan terjadi semakin cepat.
Perubahan itu tak hanya memengaruhi gaya hidup, tetapi juga bisnis, termasuk bisnis perbankan. Saat ini lembaga perbankan memiliki saingan, yakni teknologi finansial atau financial technology (fintech) yang memberikan pelayanan berbasis teknologi informasi.
”Bank itu sekarang punya saingan-saingan yang dulu tak terpikirkan, yaitu fintech. Orang ambil kredit dan bayar langsung saja (melalui aplikasi atau situs internet). Peer to peer lending, semuanya merupakan perubahan akibat IT (teknologi informasi),” tuturnya.
Oleh karena itu, menurut Wapres Kalla, penting bagi lembaga perbankan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi. Menurut dia, saat ini bisnis perbankan tidak cukup bermodalkan kepercayaan, tetapi juga teknologi. Bank akan berkembang apabila mendapatkan kepercayaan masyarakat sekaligus memudahkan konsumen dengan menggunakan layanan berbasis teknologi informasi.
Adaptasi
Perguruan tinggi sebagai pemasok sumber daya manusia pun secara otomatis harus beradaptasi dengan kebutuhan dunia industri, tak terkecuali perbankan. Dengan demikian, menurut Kalla, perguruan tinggi semestinya juga sudah mulai mengajarkan pengetahuan tentang teknologi informasi.
”Jadi mahasiswa, termasuk mahasiswa di bidang perbankan, juga harus memiliki pengetahuan tentang IT. Karena bank tanpa IT itu pasti akan ditinggalkan,” katanya.
Kurikulum yang diajarkan 20 tahun lalu tidak akan cocok diajarkan kepada mahasiswa masa kini. Kurikulum harus disesuaikan dengan tuntutan industri dan perkembangan teknologi saat ini.