Wisatawan dari China Geser Posisi Australia
DENPASAR, KOMPAS -- Wisatawan China menduduki peringkat pertama kunjungan ke Pulau Bali awal tahun 2019 ini. Sejak awal 2018, posisinya berlahan menggeser turis asal Australia.
Secara kumulatif, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bali selama tahun 2018 melalui Bandara Internasional Ngurah Rai tercatat mencapai 6.070.473 orang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kunjungan tahun 2017 yang tercatat mencapai 5.697.739 orang atau naik 6,54 persen. Kunjungan turis asing ini didominasi wisatawan asal China.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Bali bulan Februari 2019, enam besar wisman yang datang ke Bali selama tahun 2018 adalah wisatawan asal China sebanyak 22,43 persen, Australia 19,26 persen, India 5,83 persen, Inggris 4,46 persen, Jepang 4,31 persen, dan Amerika Serikat 3,90 persen.
Persentase kenaikan tertinggi terjadi pada kedatangan turis asal India yang naik 29,75 persen pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2017. Hal ini diduga terkait dibukanya penerbangan langsung Denpasar-Mumbai.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Yuniartha, Selasa, (26/2/2019) di Denpasar mengatakan kedatangan wisatawan China mulai pulih. Mereka yang datang adalah wisatawan berkualitas. Sebelumnya, kedatangan wisatawan asal China sempat turun, ketika terbongkarnya praktik agen wisata ilegal asal China pada Oktober 2018 dan toko produk China di Bali.
“Dinas Pariwisata bekerjasama dengan banyak pihak membongkar kasus itu. Kami sudah menutup 25 toko berkedok penjualan oleh-oleh khas Bali. Padahal, isi toko itu semua adalah produk dari China. Pramuwisata dijanjikan komisi jika mampu mendatangkan turis untuk belanja di toko itu. Namun, toko itu sudah ditutup karena merugikan Bali,” kata Yuniartha.
Ia menjelaskan sekarang ini wisatawan asal China tak lagi diarahkan untuk berbelanja saja. Tetapi, mereka juga menyukai atraksi tarian Bali yang selama ini tidak diperkenalkan oleh agen ilegal dari China tersebut.
Sementara Communication and Legal Section Head Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim mengatakan selama bulan Januari 2019, ada kenaikan jumlah penumpang dibandingkan bulan Januari 2018. Kenaikan tercatat mencapai 31,16 persen dari 352.015 orang menjadi 463.285 orang.
Wisatawan asal China mendominasi kedatangan di bulan Januari 2019, dengan jumlah kedatangan mencapai 115.877 orang. Angka ini menggeser posisi turis asal Australia yang biasa berada di puncak.
Pada Januari 2019, wisatawan asal Australia ada di posisi kedua sebanyak 97.614 orang. Selanjutnya, India menempati posisi ketiga sejumlah 29.228 wisatawan.
Arie menyampaikan, General Manager Angkasa Pura Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi menyatakan angka itu merupakan awal yang baik di tahun 2019. Yunus berharap kenaikan ini terus berlangsung sepanjang tahun 2019.
Tiket nontunai
Pemerintah Provinsi Bali juga tengah menyiapkan pembayaran tiket masuk obyek wisata nontunai. Dinas Pariwisata Bali bakal mempercepat penerapannya ke seluruh obyek wisata di Bali untuk memperkecil kemungkinan kebocoran pembayaaran tiket.
Percepatan itu terjadi karena pada tahun 2018, polisi membongkar kecurangan penjualan tiket di kawasan Kintamani. Wisatawan yang datang diminta membayar uang tiket, tetapi tak mendapatkan sobekan tiket. Para petugas curang itu juga meminta bayaran dari para pemandu wisata.
Selain itu, petugas juga sering dengan sengaja memberikan tiket yang salah kepada wisatawan. Wisatawan asing, misalnya, diberi sobekan tiket wisatawan domestik.
Selain itu, petugas juga sering dengan sengaja memberikan tiket yang salah kepada wisatawan. Wisatawan asing, misalnya, diberi sobekan tiket wisatawan domestik.
“Sesegera mungkin akan digelar focus group disscusion (FGD) mengenai penerapan nontunai di obyek wisata. Apalagi, jumlah obyek wisata tidak sedikit di Bali,” kata Yuniartha.
Percepatan penerapan tiket non tunai itu untuk meminimalkan peluang pungutan liar dan peluang korupsi. Penghitungan riil berapa uang dari pendapatan tiket obyek wisata juga lebih dimudahkan selain jumlah pengunjung juga cepat terekam.
Sistem transaksi ini juga mempermudah akses wisatawan. Salah satunya bisa mempersingkat waktu kunjungan turis karena bisa berwisata tanpa mengantre di loket tiket.
Sebelumnya, Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan, Bali, sudah terlebih melakukan kerjasama penerapkan tiket masuk obyek wisata dengan transaksi nontunai. Selain untuk mendukung gerakan nontunai, penerapan ini mempermudah pengawasan alur pendapatan serta memperbaiki akurasi pencatatan data kunjungan.
Pengadaan transaksi tiket masuk nontunai itu disiapkan bersama oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dan Dinas Pariwisata Tabanan. Kedua institusi menargetkan pemberlakuan tiket wisata nontunai itu bisa terealisasi meski diakui baru beberapa obyek wisata yang siap menjalankannya
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Kirana mengatakan, pihaknya tengah menjajaki kerja sama penerapan transaksi nontunai di obyek wisata. Tabanan menjadi pilihan pertama saat ini karena kabupaten ini termasuk paling siap. Juga cepat merespons rencana penerapan itu.
Obyek wisata yang siap di Tabanan adalah Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot dan DTW Ulun Danu, Danau Batur. Rata-rata kedatangan di Tanah Lot per hari mencapai 9.000 orang dengan harga tiket dewasa Rp 20.000 per orang.
Penerapan tiket masuk obyek wisata ini belum pernah diterapkan di Bali maupun Indonesia. Harapannya, lanjut Causa, penerapan di Tabanan bisa menjadi percontohan daerah lain, bukan hanya Bali, melainkan juga Indonesia. Tentu saja, loket tiket konvensional tetap ada meski loket transaksi nontunai sudah diterapkan.