JAKARTA, KOMPAS - Berada dalam tren menguat di sepanjang awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akhirnya anjlok akibat aksi ambil untung investor. Aksi jual disinyalir baru akan berhenti saat seluruh emiten telah menyampaikan laporan keuangan akhir tahun.
Pada perdagangan Kamis (28/2/2019), IHSG ditutup melemah sebesar 82,34 poin atau 1,26 persen menjadi 6.443,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 15,68 poin atau 1,53 persen menjadi 1.006,1. Adapun indeks Kompas100 melemah 19,93 poin atau 1,5 persen ke level 1.308,12.
Sepanjang tahun, investor asing masih mencatatkan aksi beli bersih senilai Rp 10,46 triliun. Penutupan IHSG hari ini diiringi dengan keluarnya dana asing yang ditunjukkan dengan aksi jual bersih sebesar Rp 1,29 triliun.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 475.062 kali transaksi dengan volume sebanyak 14,74 miliar lembar saham senilai Rp 10,87 triliun.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta mengatakan sejumlah saham saat ini mulai dijual oleh investor asing sebagai aksi ambil untung (profit taking) sebelum memasuki periode laporan keuangan emiten.
Aksi jual investor asing ini biasanya akan berhenti ketika seluruh emiten telah mengeluarkan laporan keuangan akhir tahun 2018.
Aksi ambil untung investor asing membuat pergerakan IHSG sepanjang perdagangan tertahan di zona merah, di kisaran level 6.526,93 - 6.433,24.
Aksi jual investor asing ini biasanya akan berhenti ketika seluruh emiten telah mengeluarkan laporan keuangan akhir tahun 2018.
Investor asing, menurut Alfred, melihat harga dari sejumlah saham yang dilepas sudah mahal. “Apalagi, bisa jadi asing sudah mengumpulkan saham sejak di harga bawah jadi wajar mereka ambil profit taking,” kata Alfred.
Sementara itu, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan pelemahan IHSG hari ini dipengaruhi sejumlah sentimen negatif laporan keuangan seperti penurunan kontribusi industri otomotif. Sentimen negatif lainnya yaitu harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang terkoreksi cukup dalam serta melemahnya nilai tukar rupiah.
“Dari sentimen global, kembali munculnya ketidakpastian terkait perundingan dagang antara Amerika dan China juga membuat bursa regional Asia berada di zona merah,” ujar Sukarno.
Selain IHSG, sejumlah bursa Asia melemah akibat sentimen global. Indeks Nikkei Jepang melemah 171,35 poin atau 0,79 persen ke level 21.385,16. Sementara indeks Hang Seng, Hongkong melemah 124,26 poin atau 0,43 persen ke level 28.633,18. Pelemahan terdalam terjadi pada indeks Straits Times, Singapura, sebesar 37.33 poin atau 1,15 persen ke posisi 3.212,69.