Jokowi Akan Beri Perhatian Lebih Besar ke Sektor Kesehatan
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, sektor kesehatan merupakan fondasi penting dalam kehidupan yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia Indonesia. Oleh karena itu, Jokowi akan memberi perhatian lebih besar ke sektor kesehatan pada tahun-tahun mendatang, setelah berkonsentrasi pada sektor infrastruktur dalam lima tahun masa kepemimpinannya.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat menghadiri Dialog Silaturahmi Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Bersama Komunitas Kesehatan di Jakarta, Kamis (28/2/2019). Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari tujuh organisasi profesi di bidang kesehatan.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan pandangannya terhadap masalah kesehatan di Indonesia setelah mendapatkan aspirasi dari tujuh organisasi profesi tersebut. Menurutnya, kesehatan akan menjadi fondasi dan fokus pemerintah dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) ke depan.
“Dalam lima tahun ini kita telah berkonsentrasi pada infrastruktur, tetapi ke depan kita akan bergeser ke pembangunan SDM,” kata Jokowi.
Jokowi menilai, kesehatan merupakan isu yang sangat strategis di Indonesia. Hingga kini, masih ditemui banyak persoalan di lapangan. Masalah tersebut misalnya berkaitan dengan stunting, gizi buruk, dan pola hidup tidak sehat.
Jokowi mengatakan, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan. Usia produktif akan mendominasi penduduk Indonesia. Dalam hal ini, kualitas SDM menjadi hal yang penting untuk diperhatikan agar mampu meningkatkan produktivitas negara.
“Sebaliknya, jika tidak ditangani secara serius, ini bisa menjadi beban negara. Baik beban secara sosial maupun ekonomi,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, jika ingin menjadi menjadi negara yang maju, Indonesia harus mampu menghindari jebakan yang bernama middle income trap atau negara yang berpendapatan menengah. Untuk menghindari jebakan tersebut, pengembangan SDM yang salah satunya melalui kesehatan menjadi syarat mutlak.
“Kalau dalam SDM kita angka stunting masih tinggi, gizi buruk masih ada, lingkungan yang tidak sehat, dan sanitasi belum tertangani, jangan berharap kita bisa melompat menjadi negara maju,” ungkap Jokowi.
Aspirasi
Pada acara itu, sejumlah aspirasi disampaikan oleh tujuh organisasi profesi kesehatan. Organisasi tersebut antara lain Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih berharap agar status dan kesejahteraan tenaga medis dan tenaga kesehatan diperhatikan. Selain itu, distribusi tenaga medis dan tenaga kesehatan juga harus disebarkan secara merata di seluruh Indonesia.
“Kalau tidak diratakan distribusinya, kami khawatir akan ada daerah-daerah yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik,” kata Daeng.
Terkait dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Daeng mendorong agar dilakukan perbaikan secara berkelanjutan sehingga bisa memberikan manfaat yang setara, bagi masyarakat maupun bagi tenaga kesehatan.
“Baik masyarakat maupun pelaksana pelayanan kesehatan dan tenaga di bidang kesehatan harus mendapatkan manfaat yang sama dari JKN,” kata Daeng.
Dua aspirasi lainnya yang disampaikan oleh Daeng berkaitan dengan sistem pendidikan kedokteran serta perlindungan hukum bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan. Sistem pendidikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya saing dalam era industri 4.0.