Perlu Antisipasi Titik Api Baru
Meski kebakaran lahan gambut di Provinsi Riau mulai berkurang, petugas tetap perlu mengantisipasi munculnya titik api baru. Posko siaga juga disiapkan.
DUMAI, KOMPAS— Titik api di lahan gambut di Provinsi Riau berkurang dibandingkan harihari sebelumnya. Namun, petugas tetap waspada guna mengantisipasi munculnya titik api baru, baik di area bekas kebakaran maupun di lokasi lain. Jumlah personel dan perlengkapan tetap dipertahankan.
Kondisi Kota Dumai dan Pulau Rupat, Bengkalis, Rabu (27/2/2019), kian cerah dibandingkan dengan dua hari sebelumnya yang diliputi kabut asap tebal. Sekolah yang diliburkan kini sudah diaktifkan kembali.
Di Rupat, petugas masih berada di lokasi lahan bekas terbakar. Mereka melakukan pendinginan dengan menyiram lahan gambut yang masih mengeluarkan asap. Petugas juga membuat kanal menggunakan alat berat untuk membatasi pergerakan api. Sejauh ini telah dibuat kanal sepanjang 6 kilometer. Pada malam hari, petugas tetap berpatroli memastikan tidak ada titik api baru.
”Pekan lalu, kebakaran sangat parah, sekarang jauh berkurang. Dengan ada penambahan pasukan dan alat, penanganan semakin baik,” kata Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution saat meninjau lokasi kebakaran lahan di Rupat.
Sejak Januari hingga 26 Februari 2019, luas lahan yang terbakar di Riau 1.136 hektar. Kebakaran paling luas terdapat di Bengkalis, yakni 817 hektar. Kebakaran lahan juga terjadi di Dumai, Pelalawan, Rokan Hilir, Siak, dan Meranti.
”Antisipasi tetap dilakukan. Jika kebakaran muncul lagi, helikopter akan melakukan water booming. Besok helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan tiba di sini,” kata Edy.
Komandan Manggala Agni Dumai Jusman mengatakan, meski titik api sudah berkurang, bukan berarti kebakaran lahan telah selesai. Kemungkinan munculnya titik api bisa terjadi karena kondisi gambut yang kering rentan terbakar saat ada sedikit percikan api.
Pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru, pada Rabu, titik panas di Riau 10 titik, jauh berkurang dibandingkan kondisi pada Selasa yang sebanyak 32 titik. ”Titik panas ini yang harus kita waspadai agar tidak muncul api kembali,” kata Jusman.
Kepala Kepolisian Daerah Riau Inspektur Jenderal Widodo Eko Prihastopo mengatakan, penyelidikan terhadap kasus pembakaran masih berjalan. Sejauh ini enam orang ditetapkan sebagai tersangka.
”Nanti akan saya sampaikan apakah ada unsur kesengajaan atau tidak. Yang penting saat ini semua pihak berusaha memadamkan kebakaran,” katanya.
Posko siaga
Di Pekanbaru, Gubernur Riau Syamsuar meminta wali kota/bupati se-Riau yang daerahnya rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan untuk membangun posko siaga. Dengan demikian, pemadaman kebakaran langsung ditangani bersama, tanpa harus saling menunggu.
”Posko ini harus siaga selama 24 jam. Apabila muncul laporan kebakaran, semua pihak secara bersama-sama secepatnya turun ke lapangan. Jika ada warga yang membutuhkan pertolongan, dapat segera dibantu.
Apabila diperlukan, camat pun dapat melaporkan kejadian secara langsung kepada gubernur untuk mempercepat koordinasi di lapangan,” ujar Syamsuar dalam Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan di Posko Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, kemarin.
Rapat antara lain dihadiri Edy Natar Nasution, Widodo Eko Prihastopo, dan Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka.
Syamsuar, yang baru menjabat gubernur selama sepekan ini, mengajak semua pihak di Riau untuk bersinergi mengatasi persoalan kebakaran lahan dan hutan. Persoalan ini kompleks sehingga membutuhkan peran semua pihak.
Sinergi itu dapat diawali dari peran Badan Restorasi Gambut dalam memberi data titik-titik rawan kebakaran. Dari data itu langsung dilakukan pemantauan melalui alat pendeteksi kekeringan gambut dan kelembaban udara.
Kalaupun muncul kebakaran, tim dari TNI, Polri, badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), Manggala Agni, dan masyarakat dapat langsung memadamkan api.
Sebelumnya, Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan, BNPB telah menyetujui pengiriman helikopter untuk membantu pemadaman kebakaran di Riau. Helikopter itu diupayakan berasal dari Tanah Air sehingga urusan administrasi perizinan dapat lebih mudah daripada pesawat yang didatangkan dari luar negeri.(AIN/SAH)