JAKARTA, KOMPAS – Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, berjanji untuk menyelesaikan sejumlah persoalan di bidang kesehatan. Peningkatan penerimaan rasio pajak menjadi solusi yang ditawarkan untuk memberikan kualitas lebih baik dalam pelayanan kesehatan, baik bagi petugas kesehatan dan kepada masyarakat.
Dalam dialog silaturahim pasangan calon presiden dan wakil presiden bersama komunitas kesehatan yang bertajuk “Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang Peduli Terhadap Komunitas Kesehatan”, Kamis (28/2/2019), di Jakarta, Prabowo menuturkan, Indonesia memiliki pakar dan ahli kesehatan yang cukup untuk mengatasi berbagai masalah di bidang kesehatan. Akan tetapi, lanjutnya, hal itu perlu dibarengi strategi, sistem, falsafah pengelolaan, dan kehendak dari pemimpin negara untuk memberikan solusi terhadap persoalan itu.
Apabila terpilih sebagai presiden, Prabowo mengklaim, dapat menyelesaikan permasalahan, seperti kesejahteraan tenaga kesehatan, masalah stunting bagi anak-anak, hingga ketiadaan Undang-Undang Farmasi untuk menjamin kehadiran obat-obatan dari industri dalam negeri. Salah satu jalan keluar yang akan dilakukan, tambahnya, ialah menaikan persentase rasio pajak negara.
Ia menargetkan, rasio pajak Indonesia bisa menyamai capaian pada 1997 yang mencapai 16 persen. Hal itu meningkat dibandingkan rasio pajak Indonesia beberapa tahun terakhir yang hanya berkisar 9-10 persen.
"Tidak ada perbedaan kualitas manusia Indonesia antara dulu dan sekarang. Tetapi, kalau rasio pajak kita bisa 16 persen, itu artinya setiap tahun kita bisa menambah 60 miliar dollar Amerika Serikat atau Rp 700 triliun. Kalau mencapai itu, nanti saudara saya panggil, butuh berapa (untuk mengatasi permasalahan bidang kesehatan)?,” kata Prabowo yang disambut tepuk tangan oleh ratusan peserta dialog yang merupakan anggota tujuh komunitas tenaga kesehatan.
Selain itu, Prabowo juga berkomitmen untuk mengatasi kebocoran anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) serta anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Alhasil, uang negara bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kebutuhan warga negara, salah satunya di bidang kesehatan.
Mendengarkan
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga mendengarkan aspirasi dari masing-masing organisasi profesi bidang kesehatan yang hadir.
Organisasi itu adalah Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi).
Beberapa aspirasi yang disampaikan misalnya, berkaitan dengan perbaikan kesejahteraan, perbaikan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kolaborasi antar komunitas kesehatan, serta perhatian kepada kualitas gizi masyarakat.
“Kami mengharapkan sistem perbaikan fasilitas kesehatan dan remunerasi tenaga kesehatan yang lebih baik dan pemerataan tenaga kesehatan di daerah,“ kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar IDI, Herry Salim Siregar.
Sementara Ketua Umum Pengurus Pusat IBI Emi Nurjasmi mengingatkan pentingnya pelayanan kesehatan oleh para bidan. Oleh karena itu, penting agar ada penempatan kembali bidan hingga ke tingkat desa. (FAJAR RAMADHAN)