Presiden Jokowi : Hati Saya Tenang Setiap Bertemu Ulama
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS- Presiden Joko Widodo bersilaturahim dengan para peserta Halaqah Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren Jawa Barat di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/2/2019). Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan bahwa ia selalu merasa tenang dan damai jika bertemu dengan para ulama.
“Setiap bertemu para ulama, hati saya selalu merasa tenang, merasa damai,” kata Presiden Jokowi saat mengawali sambutannya.
Alasannya, karena ulama selalu memberi petunjuk serta nasihat kepada Presiden Jokowi. Baik nasihat pribadi sebagai seorang muslim, maupun nasihat sebagai umara yang harus selalu berbuat untuk kemaslahatan dan kesejahteraan ummat.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi kembali mengajak ulama menjalankan tugasnya memberi pencerahan kepada umat muslim. Terutama pencerahan mengenai pentingnya menjaga persatuan, kerukunan, dan persaudaraan bangsa. Sebab bangsa Indonesia memang dianugerahi keragaman budaya, adat, dan bahasa.
"Saya mengajak kepada para ulama untuk menyampaikan kepada masyarakat dan lingkungannya untuk merawat persatuan, kerukunan, persaudaraan, dan ukhuwah kita. Baik ukhuwah islamiyah maupun wathaniah sebagai saudara sebangsa dan setanah air," ujar Presiden Jokowi.
Kepala Negara juga meminta para ulama untuk mengingatkan kepada umat muslim Indonesia bahwa kontestasi politik, baik pemilihan gubernur, bupati, walikota, dan pemilihan presiden, merupakan proses demokrasi yang rutin dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Jangan sampai karena urusan kontestasi politik, umat Islam terpecah belah.
Acara silaturahim itu juga dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk menjelaskan mengenai sejumlah ujaran kebencian serta fitnah yang ditujukan kepadanya. Dari tudingan Jokowi sebagai keturunan PKI, antek asing, hingga terakhir tudingan bahwa ia akan melegalkan pernikahan sesama jenis jika kembali terpilih pada Pemilu 2019
"Kemarin ramai masalah nanti pemerintah akan melegalkan kawin sejenis. Coba, Masya Allah. Logikanya tidak masuk, karena negara kita ini adalah negara yang sangat menghargai norma-norma agama, nilai-nilai agama. Ada lagi isu adzan tidak boleh, ini apalagi," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia Pelaksana Halaqah Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren Jabar, KH Ahmad Murki Aji, menyampaikan rekomendasi yang dihasilkan dalam pertemuan mereka. Salah satunya menolak politisasi agama serta tempat ibadah dalam bentuk apapun. Mereka juga menolak adanya dakwah untuk melegitimasi hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian dengan kepentingan politik. Sebab menurut para ulama, hal itu sama saja dengan merendahkan agama dan mengancam stabilitas sosial.