Susutnya Wajah Keraton Dapil Yogyakarta

Kompas/Wawan H Prabowo

Sejumlah penari membawakan tarian Bedhoyo Sumreg dalam perayaan 251 Tahun Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Pagelaran Keraton, 2 September 2006. Tarian pusaka ini diciptakan saat Sultan Hamengku Buwono I mendirikan Kasultanan Yogyakarta.

Pencalonan tokoh yang masih tergolong kerabat Keraton menjadi strategi politik yang khas di Yogyakarta. Walau jumlahnya tidak banyak, calon anggota dari keluarga Keraton ini tidak pernah absen di setiap pemilu.

Tahun 2014, dari 96 calon legislatif DPR, sedikitnya ada tiga calon. Di antaranya KRMT Roy Suryo dari Kadipaten Pakualaman, KPH Wironegoro suami GKR Pembayun, dan RAy Sitoresmi Prabuningrat sepupu Sultan HB X. Ada juga GKR Hemas, istri Sultan HB X yang mendaftar di tingkat DPD. Walau demikian, tahun itu hanya GKR Hemas yang berhasil.

Tahun 2019 ini walau jumlah caleg DPR di Dapil Yogyakarta bertambah menjadi 102 orang, calon dari kerabat Keraton justru berkurang. Hanya KRMT Roy Suryo yang kembali diusung Partai Demokrat.

Baca juga:

Perebutan di Kancah Tokoh Nasional

Sementara RAy Sitoresmi Prabuningrat menjadi calon Partai Bulan Bintang di DPRD provinsi. RAy Sitoresmi tidak sendiri, KPH Purbodiningratan, KRT Wilujo Budi Prayitno, dan KRT Jayaningrat juga terdaftar sebagai caleg DPRD Provinsi Yogyakarta.

Berkurangnya caleg DPR dari kerabat Keraton berganti dengan tampilnya sejumlah publik figur. Hanafi Rais yang merupakan petahana sekaligus putra sulung Amien Rais, Idham Samawi mantan Bupati Bantul, Danang Wicaksana mantan calon wakil Bupati Sleman, dan juga Katon Bagaskara musisi nasional. (LITBANG KOMPAS)