JAKARTA, KOMPAS – Kanal e-dagang Shopee menjalin kerja sama dengan kelompok musik rock legendaris Indonesia, Slank pada Jumat (3/1/2019). Kolaborasi ini diharapkan dapat menjangkau penggemar lama maupun baru di seluruh Indonesia sekaligus mendorong pelaku usaha untuk memasarkan produknya ke laman e-dagang.
Ditemui seusai jumpa pers “31.3 Electronic & Digital Sale dan Peresmian Slank sebagai Brand Ambassador” di Markas Besar Slank, Jakarta Selatan, Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar mengungkapkan, bentuk kerja sama dengan band asal Jakarta ini adalah pembukaan toko dalam jaringan (daring) resmi Slank, yaitu @theslankstore. Konsumen dan penggemar band ini dapat menemukan merchandise hingga album terbaru Slank yang hingga kini belum memiliki tanggal perilisan pasti.
Rezki meyakini masih cukup banyak konsumen musik yang lebih menggemari bentuk musik fisik seperti compact disc (CD), piringan hitam, atau kaset daripada digital. Pasalnya, barang-barang tersebut kini cukup sulit ditemukan secara luar jaringan (luring).
Masih cukup banyak konsumen musik yang lebih menggemari bentuk musik fisik seperti compact disc (CD), piringan hitam, atau kaset daripada digital.
Berdasarkan laporan The International Federation of the Phonograpic Industry yang dirilis tahun 2018, jumlah pendapatan musik yang diperoleh dari bentuk fisik pada 2017 senilai 5,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 72,8 triliun.
Hal tersebut diamini oleh drummer band Slank, Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimbim. Menurutnya, saat ini sudah tidak banyak toko yang menjual CD atau kaset musik di Indonesia karena pergeseran tren ke bentuk digital. Penjualan secara daring merupakan salah satu upaya untuk menjangkau penggemar Slank dan pendengar baru di seluruh Indonesia.
“Kerja sama ini akan memperkecil dunia untuk para penikmat musik. Apalagi, bentuk fisik seperti CD atau piringan hitam dapat menjadi koleksi untuk beberapa kalangan tertentu,” kata Bimbim.
Sementara gitaris Slank, Mohammad Ridwan Hafiedz alias Ridho berharap, jejak kelompok musiknya dapat dijadikan pemacu oleh para pelaku usaha menengah, kecil, dan, mikro (UMKM) dari seluruh bidang untuk memasarkan karyanya. Dengan menjual barangnya pada laman e-dagang, produsen dapat membuka pasar yang lebih luas hingga ke luar negeri.
Pada kesempatan yang sama, Shopee juga meresmikan promo Electronic & Digital Sale yang akan berlangsung sepanjang bulan Maret 2019. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan pasar pembeli pria dan wanita.
Rezki menuturkan, secara umum wanita lebih sering menggunakan laman e-dagang untuk berbelanja dibandingkan pria. Perbandingan konsumen antara pria dan wanita menurut Rezki adalah sekitar 40:60. Konsumen pria lebih spesifik dalam berbelanja daring. Mereka cenderung harus mengetahui jenis, ukuran, dan kisaran harga bila dibandingkan dengan konsumen wanita.
Selain itu, barang-barang yang dicari konsumen pria juga lebih spesifik. Umumnya, mereka lebih fokus mencari barang pada kategori hobi, otomotif, dan gawai-gawai seperti kamera, telepon pintar, laptop, dan lain lain.
Hal ini berbeda dengan karakteristik konsumen wanita. Barang-barang yang dibeli konsumen wanita pada laman e-dagang lebih luas dan bervariasi. Meski demikian, secara umum, mereka lebih sering membeli produk-produk kecantikan.
Pada promo ini, Rezki melanjutkan, pihaknya kembali mengadakan fitur Pasti Ada yang sebelumnya diluncurkan pada promo “Shopee Men Sale” Februari 2019 lalu. Sistem ini mengklaim dapat mengakomodir konsumen pria mendapatkan barang apapun sesuai kebutuhannya.
Selain itu, 9,000 pengguna pertama yang berbelanja pada promo ini berkesempatan menyaksikan konser Slank pada 31 Maret 2019 mendatang di Indonesia Convention Exhibition BSD, Tangerang.