Ganda putra bulu tangkis Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto bertekad meningkatkan fokus dan ketenangan bermain supaya bisa melangkah jauh di turnamen yang ketat.
JAKARTA, KOMPAS - Dua kali tampil di All England, dua kali pula Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tersingkir pada babak pertama. Dengan target mendapat hasil lebih baik pada All England 2019, 6-10 Maret, pebulu tangkis ganda putra itu dituntut meningkatkan konsistensi permainannya.
”Bukan ingin merendah. Kalau ditanya, semua atlet pasti ingin juara. Tetapi, karena sebelumnya selalu kalah pada babak pertama, dan persaingan di All England sangat berat sejak awal, target saya adalah lebih baik dibandingkan dengan dua penampilan sebelumnya. Saya fokus melewati dulu babak pertama,” kata Fajar seusai berlatih di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Kamis (28/2/2019).
Sisa waktu empat hari latihan, setelah mengikuti Djarum Superliga Bulu Tangkis di Bandung (18-24 Februari) dan sebelum berangkat ke Birmingham, Inggris, pada Sabtu, diisi dengan latihan pemantapan pola permainan. Program ini diasah dengan latihan melawan tiga orang dan latih tanding melawan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon pada Kamis pagi hingga siang. Pada sesi sore, pemain-pemain ganda putra berlatih kebugaran dan kecepatan kaki.
Fajar/Rian berharap tak mengulang hasil 2017 dan 2018 yang selalu tersingkir pada babak pertama. Pada 2017, ganda peringkat kesembilan dunia itu kalah dari pemain China, Li Junhui/Liu Yuchen. Pada tahun berikutnya, ganda Indonesia yang sama-sama berusia 22 tahun itu dihentikan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia).
Di Arena Birmingham tahun ini, Fajar/Rian akan berhadapan dengan Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol (Korea Selatan) pada babak pertama. ”Saya fokus dulu melawan mereka. Ko/Shin pernah menjadi juara dunia dan pernah mengalahkan kami,” kata Fajar merujuk pada kekalahan mereka dari juara dunia 2014 itu pada Selandia Baru Terbuka 2016.
Fajar tak ingin memasang target terlalu tinggi mengingat kekurangan yang masih dimiliki. Fajar menilai, dirinya dan Rian belum bisa tampil konsisten sepanjang pertandingan atau turnamen sehingga belum banyak meraih gelar juara.
Melawan ganda putra nomor satu dunia, Kevin/Marcus, misalnya, Fajar/Rian selalu kalah dalam tiga pertemuan meski memberikan perlawanan ketat di dua pertemuan terakhir, yaitu final Asian Games 2018 dan perempat final Indonesia Masters. ”Saya dan Rian masih kalah saat menghadapi poin-poin kritis. Kami harus bisa tampil lebih tenang,” kata Fajar.
Pemain kelahiran 7 Maret 1996 itu memberikan contoh lain, yaitu pada Malaysia Masters, 15-20 Januari, turnamen pertama yang diikuti pada 2019. Fajar/Rian gagal mempertahankan gelar juara karena tersingkir pada babak kedua.
”Kami bermain bagus pada babak pertama, tetapi jelek pada babak berikutnya. Setelah dapat tiga-empat poin, kami bisa kehilangan beberapa poin berikutnya dengan mudah,” ujar Fajar.
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengatakan, Fajar/Rian harus meningkatkan fokus pada setiap pertandingan. ”Itu bisa didapat dengan banyaknya pengalaman tampil dalam laga-laga ketat dan Fajar/Rian sudah punya pengalaman itu. Mereka harus bisa mempertahankannya. Tetapi, sejauh ini tidak ada yang mengkhawatirkan dari mereka,” kata Herry.
Jerman Terbuka
Dari babak pertama turnamen Jerman Terbuka yang berlangsung Kamis dini hari WIB, tunggal putri nomor satu Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, dihentikan rekan sepelatnas, Ruselli Hartawan. Di Muelheim an der Ruhr, Gregoria yang menjadi unggulan ketujuh, kalah 21-16, 16-21, 16-21. Skor pertemuan dua tunggal putri pelatnas utama itu menjadi 2-2.
Pada babak kedua, Kamis tengah malam, Ruselli berhadapan dengan Yeo Jia Min (Singapura), pemain yang pernah dikalahkannya pada Bangka Belitung Indonesia Masters, September 2018. Ruselli menjadi wakil tunggal putri Indonesia pada babak kedua selain dari Fitriani yang tampil melawan unggulan kelima, Sayaka Takahashi (Jepang).
Sementara itu, dari empat ganda campuran Indonesia, dua di antaranya saling berhadapan pada babak kedua. Mereka adalah Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dan Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow.