SOLO, KOMPAS - Setelah mengalami inflasi 0,39 persen pada Januari 2019, kota Solo mengalami deflasi sebesar 0,11 persen pada bulan Februari. Deflasi itu diantaranya dipengaruhi penurunan harga sejumlah bangan pangan.
Kepala Badan Pusat Statistik Solo R Bagus Rahmat Susanto mengatakan, sejumlah bahan pangan yang mengalami penurunan harga sehingga menyumbang deflasi pada Februari, antara lain telur ayam, cabai rawit, daging ayam, bawang merah, minyak goreng, cabai merah, wortel, cabai hijau, kol, dan kacang panjang. Namun demikian, sejumlah bahan pangan lainnya tercatat naik, seperti bawang putih, tomat sayur, dan sawi hijau.
“Telur ayam turun 10,07 persen memberi andil deflasi sebesar 0,08 persen. Cabai rawit turun 21,34 persen memberi andil deflasi 0,06 persen. Daging ayam turun 3,13 persen memberi andil deflasi 0,04 persen. Bawang merah turun 8,2 persen memberi andil deflasi 0,03 persen,” ujarnya di Solo, Jumat (1/3/2019).
Menurut Rahmat, deflasi di Solo juga disumbang penurunan harga kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Jika dibandingkan dengan enam kota besar di Jawa Tengah, deflasi di Solo paling rendah.
“Deflasi tertinggi dialami kota Tegal sebesar 0,44 persen; Semarang 0,37 persen; Purwokerto 0,26 persen; Cilacap 0,25 persen; dan Kudus 0,21 persen” katanya.
Telur ayam turun 10,07 persen memberi andil deflasi sebesar 0,08 persen. Cabai rawit turun 21,34 persen memberi andil deflasi 0,06 persen. Daging ayam turun 3,13 persen memberi andil deflasi 0,04 persen.
Kepala Seksi Analisa Harga dan Pasar, Perum Bulog Sub Divisi Regional III Solo Doni Koeswardono mengatakan, untuk stabilisasi harga beras telah dilakukan penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) ke pasar-pasar tradisional di Solo sebanyak 15 ton beras kualitas medium. Dari 15 ton itu, selama Februari telah disalurkan beras medium sebanyak 2,9 ton. “Beras medium itu dijual dengan harga Rp 9.000 per kg,” ujarnya.
Doni mengatakan, Bulog Solo saat ini masih memiliki stok beras medium sebanyak 13.000 ton dari total stok beras sebanyak 19.100 ton. Meskipun sejumlah wilayah di Solo raya atau eks Karesidenan Surakarta mulai panen, Bulog Solo masih belum melakukan penyerapan beras medium karena harga masih tinggi diatas Harga Pembelian Pemerintah Rp 8.030 per kg. “Sekarang harga masih dikisaran Rp 9.000 per kg,” katanya.