JAKARTA, KOMPAS — Peluang kerja sama terbuka bagi perusahaan kelapa sawit di Indonesia, Malaysia, dan Kolombia. Indonesia siap berbagi masukan dengan Kolombia, termasuk dalam mendiversifikasi dan mengembangkan pasar di dalam negeri.
Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC) siap memfasilitasi pertemuan bagi perusahaan-perusahaan yang ingin saling bermitra.
”Peluang kemitraan dengan Kolombia bermacam-macam. Bisa di sisi produksi, pemrosesan, atau pemasaran, yang semua tergantung dari pembicaraan bisnis ke bisnis,” kata Direktur Eksekutif CPOPC Mahendra Siregar di Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Mahendra menyampaikan hal itu di sela-sela ”Seminar on Investment Opportunities in the Palm Oil Sector in Colombia”.
”Tetapi, soal keinginan atau realisasi, tentu tergantung dari bisnis ke bisnis. Kami tidak lebih jauh dari itu,” kata Mahendra.
CPOPC yang beranggotakan Indonesia, Malaysia, dan Kolombia menguasai 90 persen produksi minyak sawit dunia.
Kami juga ingin berbagi dengan Kolombia untuk mendiversifikasi pasar. Jangan hanya bergantung pada pasar tertentu, terutama Eropa, yang sangat tidak pasti dan diskriminatif terhadap sawit.
Menurut Mahendra, CPOPC membicarakan aspek yang menjadi kepedulian bagi produsen. Dibahas juga isu-isu terkait dengan produktivitas, standar, regulasi, dan nilai tambah.
CPOPC berharap Kolombia terus berkembang dari sisi produksi ataupun produktivitasnya, terutama untuk petani kecil. ”Yang lebih utama, mengembangkan pasar di kawasan mereka, Amerika Tengah dan Selatan, yang berpotensi untuk terus dikembangkan,” ujarnya.
Populasi, kebutuhan, dan permintaan yang terus meningkat membuka peluang pengembangan pasar. ”Kami juga ingin berbagi dengan Kolombia untuk mendiversifikasi pasar. Jangan hanya bergantung pada pasar tertentu, terutama Eropa, yang sangat tidak pasti dan diskriminatif terhadap sawit,” ujar Mahendra.
Duta Besar Kolombia di Indonesia Juan Camilo Valencia Gonzales menambahkan, meskipun secara geografis terbentang jarak, ada kemiripan antara Kolombia dan negara-negara di Asia Tenggara.
Sektor minyak sawit di Kolombia potensial untuk terus berkembang. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang berperan dalam inklusi sosial dan ekonomi di Kolombia.
Kolombia saat ini merupakan produsen minyak sawit terbesar keempat di dunia dan terbesar di Amerika. ”Berdasarkan perhitungan, produksi minyak sawit pada 2017 mencapai 1,6 juta ton lebih. Ada 537.000 hektar lebih lahan sawit di sana,” katanya.
Eropa dipertahankan
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, CPOPC akan mempertahankan pasar di Eropa dengan kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). ”Indonesia tengah membangun basis keberlanjutan untuk kelapa sawit, dimulai dengan moratorium,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Moratorium itu diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2018 tentang penundaan serta evaluasi perizinan dan perkebunan kelapa sawit serta peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit.
Dalam inpres itu terdapat moratorium selama tiga tahun untuk pendataan dan evaluasi perizinan. Artinya, tidak ada lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit. (CAS/JUD)