Pendukung Prabowo-Sandi Bergandengan Tangan Sepanjang 5 Km
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Ribuan orang pendukung pasangan calon presiden wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, berdiri bergandengan tangan sepanjang lima kilometer di Jalan Raya Magelang-Yogyakarta, tepatnya di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (1/3/2019).
Sembari bergandengan tangan, mereka riuh meneriakkan yel-yel, dan mengacungkan salam dua jari kepada setiap pengguna kendaraan yang melintasi jalan. Ada pula yang membagi-bagikan stiker dan kaos bergambar pasangan calon presiden. Hal itu dilakukan selama sekitar dua jam sejak pukul 13.00 hingga 15.00.
Massa pendukung Prabowo-Sandi tersebut berdatangan dari berbagai kota dari dalam dan luar Jawa. Syam Mart (50), salah seorang pendukung Prabowo-Sandi asal Jakarta, mengatakan, dengan menggunakan mobil pribadinya, dia dan dua rekan lainnya sengaja datang ke Magelang, hanya khusus untuk terlibat dalam aksi bergandengan tangan ini. “Bagi kami, ini panggilan hati,” ujarnya, saat ditemui di tengah-tengah aksi.
Karena tidak memiliki tujuan lain, Syam dan dua rekannya yang baru datang Jumat pagi, berencana untuk segera pulang setelah aksi selesai pada Jumat petang.
Marni (56), salah seorang anggota Persatuan Emak-Emak Prabowo Sandi (Permak Bodi) Semarang, juga mengatakan hal serupa. Dia ingin terlibat dalam aksi karena sekedar ingin menunjukkan dukungannya bagi Prabowo-Sandi. Marni mengaku senang terlibat karena aksi bergandengan tangan ini adalah aksi damai.
Aksi bergandengan tangan ini adalah aksi damai. (Marni)
“Kami hanya sekedar ingin menunjukkan Prabowo-Sandi, tanpa ada tujuan lain untuk memaksa orang lain untuk ikut memiliki pilihan serupa. Kami menyadari berbeda itu indah,” ujarnya.
Penggagas aksi bergandengan tangan untuk Prabowo-Sandi, Anang Imamudin, mengatakan, aksi yang dilakukannya ini adalah kampanye dengan akal sehat. Sekedar menunjukkan dukungan, aksi ini dilakukan damai tanpa ada tujuan untuk memprovokasi orang lain.
Kecamatan Salam, menurut dia, sengaja dipilih sebagai lokasi dengan alasan tertentu. Selain memberi makna simbolik salam dua jari, Kecamatan Salam sengaja dipilih karena kecamatan ini berada di daerah perbatasan Jawa Tengah-DIY. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa dukungan untuk Prabowo-Sandi tidak mengenal batas wilayah.
Semula, aksi ini dilakukan sepanjang 10 kilometer hingga ke Kecamatan Muntilan. Namun, karena ada acara peresmian posko relawan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Jokowi-Maruf, maka panjang gandengan tangan pun dibatasi. Kendati demikian, di Kecamatan Muntilan, masih ada massa Prabowo-Sandi yang berkumpul di dua titik berbeda.
Sekalipun tidak menimbulkan kemacetan, aksi bergandengan tangan ini sempat membuat arus lalu lintas padat merayap. Keriuhan suara dari massa pendukung juga terdengar hingga rumah-rumah penduduk dan warung-warung yang ada di tepi jalan raya Magelang-Yogyakarta.
Istiqomah, salah seorang warga Desa Salam, Kecamatan Salam, mengatakan, keriuhan itu sempat mengagetkan dia dan anaknya yang sedang berada di rumah. Setelah sesaat melihat di tepi jalan, dia pun memutuskan kembali pulang ke rumah. “Saya tidak terlalu suka dengan kampanye. Cuma membuat suara berisik dan mengganggu lingkungan sekitar,” ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Figi, salah seorang karyawan di warung bakso di jalan raya Magelang-Yogyakarta. Kampanye di jalan, menurut dia, adalah kampanye cara lama yang semestinya tidak dilakukan lagi.
“Sekarang banyak tempat dan sarana untuk berkampanye lebih santun. Cara kampanye dengan turun ke jalan seperti sekarang, tidak perlu dilakukan karena hanya membuat keributan dan tidak efektif menarik massa,” ujarnya.