JAKARTA, KOMPAS — Pada tahun politik ini, bank akan lebih konservatif. Pertumbuhan kredit tidak ditargetkan terlalu tinggi. Bank juga cenderung sangat hati-hati dalam menyalurkan kredit.
Meski demikian, bank tetap meningkatkan layanan bagi nasabah melalui digitalisasi.
”Kami berpikir lebih konservatif dengan pertumbuhan kredit 8-9 persen atau sampai 10 persen. Ini tahun politik, kita harus memperhitungkan pergerakan ekonomi ke depan. Yang paling penting dua hal, yaitu ketersediaan likuiditas dan dampak kebijakan dari suku bunga acuan the Fed,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam paparan kinerja BCA di Jakarta, Kamis (28/2/2019).
BCA membukukan laba bersih Rp 25,9 triliun pada 2018 atau tumbuh 10,9 persen dalam setahun. Pendapatan operasional bank tumbuh 10,6 persen menjadi Rp 63 triliun, sementara pendapatan bunga bersih meningkat 8,3 persen menjadi Rp 45,3 triliun.
Pada 2018, kredit tumbuh 15,1 persen menjadi Rp 538 triliun. Pertumbuhan itu ditopang kredit korporasi yang tumbuh 20,4 persen menjadi Rp 213,3 triliun, kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) yang meningkat 13,4 persen menjadi Rp 183,8 triliun, serta kredit konsumer yang tumbuh 9,7 persen menjadi Rp 140,8 triliun. Adapun dana pihak ketiga tumbuh 8,4 persen menjadi Rp 629,8 triliun.
Direktur BCA Rudy Susanto menambahkan, rasio kredit macet (NPL) bruto 1,4 persen per akhir 2018. Kredit macet ada di semua segmen, tetapi paling banyak di segmen komersial.
Untuk pendanaan, BCA tetap mengandalkan dana murah berupa tabungan dan giro. Pada akhir 2018, porsi dana murah 76,6 persen terhadap total dana pihak ketiga (DPK) atau Rp 483 triliun. Jahja optimistis DPK akan terus tumbuh tahun ini.
Saat ini, BCA tengah menjajaki kerja sama dengan platform layanan pembayaran Wepay dan Alipay. Melalui kerja sama tersebut, Wepay dan Alipay akan masuk ke platform di gerai yang bekerja sama dengan BCA. Dengan demikian, wisatawan dari China dapat bertransaksi menggunakan Wepay dan Alipay ketika berada di Indonesia.
Menurut rencana, kerja sama itu akan diwujudkan pada triwulan III-2019 dengan penerapan di beberapa daerah lebih dulu, seperti Bali dan Batam.
Sementara itu, PT Bank BCA Syariah akan memperkuat pelayanan di Aceh. Caranya adalah dengan membuka kantor cabang di Aceh untuk mengakuisisi nasabah dari bank konvensional.
”Pembukaan kantor cabang di Aceh diperlukan karena Pemerintah Provinsi Aceh mengharuskan layanan perbankan dilakukan secara syariah,” kata Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih di Jakarta, Kamis.
Pada 2018, BCA Syariah membukukan laba setelah pajak Rp 58,4 miliar atau tumbuh 22 persen dalam setahun.