Berakhir pekan bersama buah hati tentu menyenangkan. Bila kota sudah terlalu biasa, ada baiknya kita mencari tempat yang asyik buat beraktivitas di alam. Tak perlu jauh, di Kota Bekasi dan Kota Bogor juga ada tempat yang seru dan mendidik.
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·4 menit baca
Berakhir pekan bersama buah hati tentu menyenangkan. Bila kota sudah terlalu biasa, ada baiknya kita mencari tempat yang asyik buat beraktivitas di alam. Tak perlu jauh, di Kota Bekasi dan Kota Bogor juga ada tempat yang seru dan mendidik.
Riuh rendah kehidupan perkotaan menjauhkan manusia dari alam, bukan hanya orang dewasa, tetapi juga anak. Aneka jenis tumbuhan dan hewan menjadi hal asing. Kehidupan pun cenderung tak imbang.
Akan tetapi, tidak mudah mendekatkan anak pada alam di kota metropolitan yang telah dipenuhi gedung bertingkat. Anda perlu menepi sejenak ke pinggir Kota Bekasi. Di Jalan Mabes 2, Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, berdiri “Rumah Perubahan” milik Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali.
Lokasi Rumah Perubahan berada di tengah permukiman warga. Tidak ada jalur angkutan umum di sana, sehingga perlu membawa kendaraan pribadi atau rombongan untuk menuju ke sana. Namun, kesulitan mengakses tempat itu akan terbayar dengan pengalaman sepulang dari sana.
Rumah yang berdiri di atas lahan seluas 7 hektare (ha) itu berusaha membangun ekosistem yang seimbang. Oleh karena itu, rumah dipenuhi 2.000 jenis tanaman. Mulai dari pintu masuk, taman dan kolam ikan di kanan dan kiri jalan menyambut. Warna-warni aneka bunga, tanaman obat, buah, hingga tanaman langka memompa semangat untuk segera berkeliling.
Di antara tanaman-tanaman itu, terdapat pula bunga langka Amorphophallus gigas atau bunga bangkai yang tingginya hampir dua meter. Bunga Rafflesia arnoldi yang legendaris juga ada di sana. Jika datang pada waktu yang tepat, Anda bisa menyaksikan bunga-bunga langka itu bermekaran.
Selain taman, terdapat juga ladang untuk menanam bayam dan kangkung. Kandang hewan mulai dari domba, rusa tutul, dan kerbau pun ada.
Staf pengelola Rumah Perubahan Tito Andaka di Bekasi, Kamis (28/2/2019), menjelaskan, ekosistem tersebut bisa digunakan sebagai wahana belajar mengenai alam bagi anak. Rumah perubahan memiliki program khusus bertajuk “Petualang Cilik”, yang ditujukan untuk anak berusia 4-12 tahun.
Dalam petualangan selama empat jam, anak diajak berkeliling di areal khusus yang luasnya sekitar 1 ha. Dimulai dengan mendengarkan dongeng sambil merasakan sensasi duduk di lapangan berumput dengan pancaran sinar matahari langsung.
Selain itu, anak juga bisa merasakan keseruan memanen sayur, memberi makan rusa dan domba, serta memandikan kerbau. Jangan lupa, ada lokasi berfoto yang ikonik, yaitu bingkai beton bertuliskan Rumah Perubahan di tengah kebun bunga.
Ada juga beberapa wahana tambahan yang bisa dipilih untuk didatangi, yaitu Rumah Tempe. Di tempat itu, anak diajari langsung cara membuat tempe dengan menggunakan air embun. Pencucian, perendaman, dan perebusan tempe menggunakan air embun merupakan inovasi untuk memproduksi tempe berkualitas tinggi.
“Petualang Cilik” dibuka setiap dua pekan pada hari Minggu. Anak-anak yang berminat bisa mendaftarkan diri paling tidak pada H-2 melalui situs dan narahubung Rumah Perubahan, karena petualangan dibatasi maksimal untuk 150 orang.
Program "Petualang Cilik" juga membuka kesempatan bagi orang dewasa untuk ikut serta. Namun, bukan sebagai peserta melainkan fasilitator di setiap sesi petualangan. Siapa saja bisa mendaftar untuk menjadi sukarelawan selama kuota belum penuh.
Petualangan di hari kerja juga sebenarnya bisa dilakukan. Asalkan, anak-anak datang bersama rombongan dari sekolah. Untuk program bersama rombongan itu, panitia akan menambahkan materi berkreasi dari bahan bekas dan melukis layang-layang.
Tito menambahkan, program serupa juga dibuka untuk anak usia 12-18 tahun. Namun, aktivitas tidak difokuskan pada interaksi dengan alam. Para remaja itu lebih banyak diajarkan soal inovasi dengan bahan alam, yaitu membuat tempe embun dan belajar di laboratorium kayu. Setelah itu, mereka diajak mengikuti lokakarya soal kewirausahaan.
“Program kami memang khusus dibuka untuk anak, bukan orang dewasa. Kami ingin mengedukasi anak untuk dekat dengan alam dan merangsang saraf motorik mereka,” kata Tito.
Pembelajaran itu penting karena anak lebih sering menghabiskan waktu bermain gawai, aneka jenis tumbuhan dan hewan pun cenderung jarang dilihat.
Untuk mengikuti program-program tersebut, peserta perlu membayar Rp 75.000-Rp 250.000, tergantung jenis kegiatan yang diikuti. Keikutsertaan juga harus didahului dengan reservasi, karena Rumah Perubahan tidak dibuka untuk umum setiap saat. Sebab, selain lokasi outbound, areal itu juga digunakan sebagai kantor dan sekolah.
Bagi para orangtua, tenang saja. Selama menunggu anak berpetualang, disediakan seminar parenting dari narasumber yang berpengalaman.
Kalian juga bisa berkontemplasi di tengah pendopo-pendopo berarsitektur lokal dengan iringan musik tradisional yang selalu diputar. Ditambah suara angklung yang selalu bergema saat tertiup angin. Sebab, ada ratusan angklung yang digantung di tali yang diikat antarpohon.
Rumah Perubahan merupakan wadah eksperimentasi Rhenald Kasali dan istrinya, Elisa Kasali, untuk menciptakan gagasan perubahan di masyarakat. Sejak 2007, mereka menciptakan berbagai inovasi sosial di areal itu mulai dari rumah baca, pertanian terintegrasi, taman kanak-kanak, rumah tempe, hingga situs crowdfunding.
Seluruhnya digerakkan secara mandiri, dibiayai dari aktivitas Rumah Perubahan lain yang bersifat komersial. Misalnya, jasa pelatihan kewirausahaan dan penyewaan gedung.
Melalui rumah itu, mereka ingin menggagas perubahan. Salah satunya ihwal kembali ke alam.