Pakistan tidak mengirim menteri luar negerinya dalam pertemuan tingkat menlu Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sebagai protes atas diundangnya menlu India.
ISLAMABAD, jumat —Di tengah rencana penyerahan pilot India yang ditangkap militer Pakistan kepada India, Jumat (1/3/2019), ketegangan di antara kedua negara merambah meja diplomasi. Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengumumkan, ia tidak menghadiri pertemuan tingkat menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Aksi boikot tersebut sebagai protes atas diundangkan India dalam pertemuan tersebut. Dalam sidang parlemen, Jumat kemarin, Qureshi menyatakan, dia memilih absen dalam pertemuan itu setelah Menlu UEA Abdullah bin Zayed al-Nahyan menolak permintaannya agar membatalkan undangan pada Menlu India Sushma Swaraj.
Qureshi mengatakan, India bukan anggota OKI, yang beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas Muslim, dan juga bukan negara berstatus pemantau di OKI.
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir dijadwalkan tiba di Islamabad untuk membawa pesan penting Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, yang belum lama menggelar kunjungan resmi ke Pakistan.
Jumat kemarin, otoritas Pakistan membuka kembali sebagian wilayah udara negaranya bagi penerbangan domestik ataupun internasional. Sejumlah bandara mulai beroperasi kembali secara bertahap.
”Kami akan membuka kembali wilayah udara pada pukul 18.00 (pukul 20.00 WIB) hari ini untuk penerbangan di Bandara Islamabad, Peshawar, Karachi, dan Quetta,” kata juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan, Aamir Mehboob.
Pejabat Pakistan membawa pilot tempur India yang ditangkap setelah pesawat yang diterbangkan pilot itu ditembak militer Pakistan dan jatuh ke wilayah perbatasan Kashmir yang dikontrol Pakistan untuk diserahkan kepada India.
Dibawa ke perbatasan
Pilot bernama Abhinandan Varthaman itu dibawa dalam konvoi yang bergerak dari kota Lahore, Pakistan timur, menuju wilayah perbatasan India di daerah Wagah dengan pengawalan militer tidak bersenjata, Jumat (1/3). Wartawan dari sisi Pakistan dibatasi hanya berada 1,5 kilometer dari perbatasan.
Saat bersamaan, di perbatasan dari sisi India, polisi India berbaris sepanjang jalan. Ribuan warga bersorak-sorai, bernyanyi, berkumpul, mengibarkan bendera India, dan membawa karangan bunga untuk menyambut pilot yang dibebaskan Pakistan bak pahlawan.
Orangtua Varthaman diterbangkan ke Amritsar, dekat Wagah, untuk menjemput anaknya. Saat ia memasuki pesawat, penumpang lain memberikan penghormatan tepuk tangan sambil berdiri.
Gerbang perbatasan Wagah terkenal karena menjadi tempat tentara India dan Pakistan melakukan upacara harian saat matahari terbenam. Biasanya, warga di kedua sisi negara akan menonton dan bersorak ketika pasukan negara masing-masing ”bersaing” menggelar upacara penurunan bendera.
Rencana penyerahan pilot India tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India di wilayah Kashmir dalam empat hari terakhir. Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi menyatakan, Varthaman akan diserahkan kepada India Jumat (1/3) sore.
”Seperti yang sudah disampaikan Perdana Menteri, sebagai sinyal damai dan untuk menurunkan ketegangan, pilot India akan dibebaskan. Jadi hari ini, sore ini, dia akan dibebaskan di Wagah,” kata Qureshi dalam sidang di parlemen.
Sumber diplomatik kantor berita AFP menyebutkan, penyerahan pilot itu akan dilakukan pukul 15.00-16.00 waktu Pakistan (pukul 17.00-18.00 WIB). Namun, seperti diberitakan AFP pukul 21.12 WIB, terjadi penundaan untuk penyerahan hingga beberapa jam dari jadwal yang direncanakan.
Pengumuman pembebasan pilot tersebut dilihat New Delhi sebagai kemenangan diplomatik. Para pemimpin India yang akan menyambut kedatangan sang pilot menyatakan, mereka akan tetap memberlakukan kewaspadaan militer yang ”tinggi”. Hal ini menunjukkan—untuk sementara—kecilnya sinyal penurunan eskalasi konflik.
Kamis lalu, Perdana Menteri Imran Khan mengumumkan akan membebaskan pilot itu. Ia menyinggung konsekuensi katastrofik jika kedua negara terseret dan terperangkap ke dalam perang nuklir. Pakistan dan India adalah negara pemilik senjata nuklir. Khan meminta ada perundingan.