JAKARTA, KOMPAS – Aura positif meliputi pemusatan pelatihan nasional tim lari gawang Indonesia. Pasalnya, setelah dua bulan melakukan program latihan tahun 2019, ada perbaikan teknik yang berarti pada penampilan atlet lari gawang putri Emilia Nova maupun atlet lari gawang putra Rio Maholtra. Hal itu memberikan angin segar sebelum kedua atlet lari gawang elite nasional itu berpartisipasi di Kejuaraan Asia Atletik di Doha, Qatar, 21-24 April.
Tim lari gawang Indonesia melakukan tes catatan waktu di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Jumat (1/3/2019). Tes ini merupakan agenda rutin setiap akhir bulan untuk mengevaluasi hasil latihan para atlet. Pada tes kali ini, pelatih lari gawang Indonesia Fitri ”Ongki” Haryadi hanya melakukan tes catatan waktu untuk lima gawang atau total jarak 60 meter. Adapun tes dilakukan dua kali.
Menurut Ongki, lima gawang jadi fokus karena atlet Indonesia biasanya buruk di lari lima gawang pertama, seperti Emilia. Untuk itu, lari lima gawang pertama terus dimatangkan. Jika lima gawang pertama bagus, lima gawang terakhir hasilnya akan mengikuti.
”Selain itu, tes di lima gawang juga untuk antisipasi atlet cidera. Takutnya, kalau langsung tes di 10 gawang atau jarak 100 meter untuk putri dan 110 meter untuk putra, para atlet kaget. Itu berpotensi menimbulkan cidera. Padahal, kurang sebulan lagi atau akhir Maret ini, mereka akan ikut kejuaraan, yakni Emilia ikut GP Asia di Malaysia, dan Rio ikut Singapura Terbuka,” ujar Ongki.
Hasil tes itu menunjukkan Emilia dan Rio dalam grafik positif. Emilia membuat catatan waktu terbaik 8,06 detik pada tes pertama. Menurut Ongki, catatan waktu itu sudah mirip dengan catatan terbaik Emilia sebelum tampil di Asian Games 2018. Bila diteruskan tes hingga 10 gawang atau jarak 100 meter, catatan waktunya bisa 13,3 detik atau 13,4 detik. Saat Emilia meraih medali perak Asian Games 2018, catatan waktunya 13,33 detik.
Bagi Ongki, hasil itu sudah sangat baik. Apalagi selama dua bulan terakhir, Emilia hanya difokuskan memperbaiki teknik berlari. Ketika Asian Games 2018, Emilia masih lemah pada teknik buangan tangan yang terlalu ke depan, kaki lipat yang terlalu ke depan, dan kepala tertarik ke belakang. Dua bulan ini, kelemahan itu dibenahi terus dan hasilnya gerakan tangan Emilia tidak lagi condong ke depan, kaki lipatnya juga tidak membuang ke depan, serta kepala sudah stabil ke depan.
”Kalau teknik sudah bagus, nanti latihan kecepatan dan kekuatan akan lebih gampang. Karena diuntungkan postur yang tinggi, Emilia punya keunggulan kecepatan dan kekuatan yang alami. Dua bulan sebelum tampil di Kejuaraan Asia, kecepatan dan kekuatan itu akan lebih dimatangkan. Nanti saat Kejuaraan Asia, catatan waktu Emilia diharapkan bisa tembus di bawah 13,3,” kata Ongki.
Pemulihan cidera
Untuk Rio, ia mencatatkan waktu terbaik pada tes pertama, yakni 8,61 detik. Menurut Ongki, catatan waktu itu mendekati catatan terbaik Rio di Asia Games 2018. Jika diteruskan tes hingga 10 gawang atau jarak 110 meter, catatan waktu Rio bisa 14,10 detik. Adapun catatan waktu terbaiknya adalah 14,02 detik.
Hasil tersebut juga sudah sangat baik. Apalagi Rio sempat mengalami cidera lutut dan melakukan pengobatan selama 1,5 bulan. Selama itu, Rio tidak menyentuh gawang. Ia hanya latihan koordinasi, terapi, dan bermain di air. Ia baru kembali berlatih dengan gawang seminggu terakhir. ”Nyatanya, catatan waktunya tidak turun drastis. Artinya, dia tidak trauma,” tutur Ongki.
Sekarang, lanjut Ongki, Rio tinggal memperbaiki feeling berlarinya. Karena rehat kurang lebih 1,5 bulan, feeling dalam start agak buruk di mana langkah kaki Rio terlampau panjang. Hal itu membuat take off dia terlampau dekat dengan gawang. Dengan demikian, lompatannya akan lebih tinggi sehingga membuat gerakannya kurang efektif. ”Gerakan yang tidak efektif akan membuat banyak waktu terbuang,” tegas Ongki.
Lebih nyaman
Emilia mengatakan, selama dua bulan latihan teknik, gerakannya ketika melalui gawang terasa lebih nyaman. Ia merasa bisa melalui setiap gawang dengan mulus tanpa ada hambatan. Hal itu membuat catatan waktunya jadi lebih stabil. ”Padahal, selama dua bulan ini, saya tidak latihan kecepatan dan kekuatan. Mudah-mudahan, nanti saat masuk latihan kecepatan dan kekuatan, catatan waktu saya bisa jadi lebih baik,” katanya.
Rio menuturkan, karena rehat selama 1,5 bulan, dirinya tidak bisa berbuat terlalu banyak untuk memperbaiki catatan waktu. Kini, ia lebih fokus untuk memperbaiki kembali ritme gerak postur tubuh dan efektivitas dalam melalui setiap gawang. ”Kalau teknik itu bisa jadi lebih baik, mudah-mudahan catatan waktu saya bisa di bawah 14 detik,” tuturnya.
Tes kali ini juga diikuti tiga atlet lari gawang yunior, yakni Liza Putri Ramandha (17), Ken Ayu Taya (20), dan Muhammad Iqbal Febrian (18). Namun, catatan waktu mereka masih jauh tertinggal dari para seniornya itu. ”Ikut tes hari ini jadi motivasi saya untuk jadi lebih baik. Apalagi baru kali ini saya ikut tes catatan waktu dengan para atlet senior,” ujar Iqbal yang catatan waktu terbaiknya dibuat pada tes pertama, yakni 8,80 detik.