Berakhir pekan bersama keluarga atau teman-teman tentu mengasyikkan. Apalagi, bersama-sama mempelajari hal baru. Sebut saja, cara mengolah tanaman obat dan pisang menjadi camilan yang bikin ketagihan.
Aktivitas itu bisa kita lakukan di KWT Hepi, Bogor. Lokasinya mudah dijangkau, yakni hanya 15 menit dari Gerbang Tol Kota Bogor ke arah kawasan perumahan Danau Bogor Raya. KWT Hepi berada di pinggir perumahan itu, tepatnya di Kampung Pasir RT 3 RW 7, Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor. Dari Masjid Al Kautsar, jalan masuk ke gerbang KWT Hepi berada 50 meter dari halaman parkir masjid. Pengunjung yang membawa kendaraan pribadi boleh parkir di situ.
"Kami sudah dua tahun. KWT Hepi singkatan dari Kelompok Wanita Tani Herbal dan Pisang. Memang kami fokus membudidayakan tanaman obat atau herbal dan memanfaatkan pisang yang mudah didapat di kampung ini," kata Devi, pembina KWT Hepi.
Mengunjungi KWT Hepi di pagi hari, suasana sepi karena kebetulan tidak ada kunjungan tamu. Kebun dan tanaman obat yang ada juga belum tumbuh baik atau lebat. Sebab, sebelumnya sayuran dan tanaman obat dipanen, dibawa pulang pengunjung atau dijadikan camilan yang dijual Rp 10.000 per bungkus.
"Kalau mau berkunjung ke sini, minimal tiga hari sebelumnya kontak kami dulu di nomor telepon 081299321177. Atau, lihat di akun Facebook kami. Jadi, kami tunda panennya atau diatur datang pas panen," kata Eka Purniati, bendahara KWT.
Ada belasan tanaman obat dan beberapa jenis sayuran yang ditaman di sana, yang lahannya tidak terlalu luas, dengan memanfaatkan lahan kosong atau lahan pinggir gang masuk dan tepi kali kecil. Lahan kebun itu, di luar lapangan olah raga dan taman bermain anak, serta kolam ikan dan kandang tenak kambing.
Luas kebun, menurut Eka, sekitar 500 meter persegi, yang dibagi tiga klaster : sayuran, tanaman obat, dan pisang. Di klaster sayuran, antara lain terlihat kangkung yang masih kecil, begitu juga rosela di klaster tanaman obat. Tanaman obat lainnya, "rusak" karena bekas panen.
Beberapa tanaman dipanen dengan cara dicabut hingga akarnya. Ada pula yang dibabat atasnya atau dipetiki daunnya. Yang jelas, semua ditanam secara alamiah dengan pupuk organik, kata Unasih, ketua KWT.
Beberapa tanaman obat atau herbal ini sering kita temui, namun banyak yang tidak menyadari itu adalah tanaman obat, bukan sekadar perdu atau pohon semak. Misalnya saja tanaman jewer kotok, kenikir, dan bluntas. Pengunjung yang datang akan dijelaskan nama dan kegunaan tanaman herbal itu.
"Tentu juga bagaimana memanen dan mengolah menjadi makanan ringan. Kami kasih resep bumbunya. Resep ini hasil olahan Ibu Naning Suryaningsih, seorang dokter yang membina KWT, yang paham tentang kesehatan dan makanan sehat," kata Eka.
Di sini, kita bisa mendapatkan aneka informasi tentang cara pengolahan tanaman obat. Ada pula informasi teknik pengolahan menjadi makanan ringan berupa keripik atau rempeyek. Atau, memanfaatkan tanaman herbal menjadi warna alami untuk buah manisan atau sirup.
Juga ada trik agar rasa cemilan atau minuman itu tidak langu, bau sangit, keras, pahit, atau getir, dan aman dikomsumsi.
Petugas juga bakal mendemonstrasikan cara pembuatannya sesuai minat pengunjung. Kalau perlu, pengunjung akan diajak ke rumah warga yang sudah memproduksinya walaupun masih sekala kecil.
"Yang penting, kasih kabar lebih dahulu sebelum datang, juga camilan yang ingin dipelajari. Pesertanya minimal lima orang dan maksinal 40 orang. Biayanya Rp 50.000 per orang, ini sudah termasuk makan siang di sini. Biasanya nasi liwet. Kalau anak sekolah, minimal satu kelas dengan biaya Rp 15.000 per anak, tidak ada makan siang," kata Unasih.
Untuk anak sekolah, paket yang ditawarkan adalah cara mengolah pisang, khususnya menjadi kripik dengan berbagai rasa. Informasi cara mengolah pisang menjadi kripik disampaikan melalui video. Di situ, bakal ada keterangan dari awal pisang dipanen sampai menjadi kripik. Setelah selesai menonton video, anak-anak diajak diskusi sekaligus mempraktikkan cara membumbui kripik matang dengan berbagai bumbu.
Bagi anak-anak diberikan juga teknik membuat vertikal garden, termasuk membuat komposisi media tanam atau pupuknya. Tak ketinggalan ada informasi cara memelihara ternak dan kesempatan memberi makan ternak kambing.